RENJUN memarkirkan mobil Jeno asal ketika mereka berdua sudah sampai di area rumah sakit, dia langsung turun dari dalam mobil dengan mata yang berkeliaran kepenjuru area rumah sakit. Begitupun dengan Jeno yang sudah berlari ke dalam rumah sakit untuk menanyakan pasien yang sedang mendaftar untuk hari, namun ternyata nihil.
Mereka berdua kembali berlari ke area luar rumah sakit, memperhatikan setiap bus atau taxi yang mungkin Haechan naiki, tapi nyatanya kosong. Mereka kembali ke area rumah sakit saat Renjun tiba-tiba menangkap sosok yang tampak familiar baginya, sosok itu sedang menggenakan mantel hitam cukup panjang.
"Jeno di sana!" teriak Renjun berlari dengan Jeno yang yang langsung menatap arah telunjuk Renjun.
Haechan.
Dengan tas kecil yang dibawanya dia berjalan masuk ke area rumah sakit, mungkin Haechan melewati jalan yang berbeda. Matanya melotot sempurna ketika dia melihat sosok laki-laki mencurigakan yang jaraknya tidak jauh dari Haechan, mungkin hanya beberapa meter lagi dia bisa menggapai tubuh Haechan.
"Renjun!"
Paham akan sinyal yang diberikan Renjun semakin kencang berlari menghabiskan tenaganya yang ada, begitupun dengan Jeno. Dia akan menyelamatkan laki-laki malang itu hari ini untuk dapat menebus kesalahannya yang dulu.
BUK__
Tepat saat laki-laki itu mengeluarkan pisaunya, Renjun yang memiliki keahlian dalam taekwondo langsung menendang tulang kering sang laki-laki yang dia yakini adalah suruhan dari kekasih Mark, Haechan yang terkejut mendengar seseorang berteriak langsung memutar arah tubuhnya menghadap ke belakang.
"Renjun?" tanyanya ketika melihat laki-laki mungil itu sedang berkelahi dengan laki-laki yang lebih besar darinya.
Tubuhnya diputar oleh seseorang dan dipeluk erat.
"Jeno?" tanyanya lagi.
"Syukurlah kami tidak terlambat." Jeno melirik ke kiri dan ke kanan, di dekat pintu masuk rumah sakit dia melihat dua orang petugas security sedang berjaga. "Tolong di sini ada penyerangan!" teriaknya membuat satu dua orang yang ada di sana juga mendengar.
Di sisi lain, Renjun tengah menghajar wajah sang laki-laki dengan kuat, ia pelintir tangan itu hingga pisau kecil yang dipegangnya terlepas dan terlempar beberapa meter dari posisi mereka. Satu tendangan dan wajah sang laki-laki langung memar bahkan sekarang tidak sadarkan diri.
Renjun walaupun memiliki tubuh kecil, sia cukup memiliki tenaga juga. Petugas security yang tadi dipanggil oleh Jeno langsung bergegas mengamankan sang penyerang. Renjun dan Jeno bernafas lega, untuk saja mereka datang di saat yang tepat.
Renjun merapikan rambutnya yang sedikit basah, perasaannya sedikit lega. Kali ini dia dapat menyelamatkan Haechan tentunya, di depannya kini dilihatnya Jeno yang sedang memeluk Haechan epnuh pelindungan.
"Jeno! Hae____Akkkkh!"
DORR___
Sial.
Sebuah timah panas menembus betis Renjun hingga rasa panas dan nyeri luar biasa dirasakannya langsung. Kaki kanannya mati rasa membuat dia susah untuk bergerak, ditatapnya ke arah belakang ternyata di sana ada seseorang yang sedang menodongkan sebuah senapan api laras pendek padanya.
Dia adalah kekasih Mark.
"Sialan." umpat Renjun yang kini hanya bisa menahan betisnya agar darahnya tidak terlalu banyak keluar.
Mina berjalan perlahan mendekati Renjun yang tergeletak di bawah, ia menendang wajah manis itu dengan sepatu hak miliknya yang kini menginjak telapak tangan Renjun sangat keras.
![](https://img.wattpad.com/cover/263644619-288-k160568.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[06][pt. 1] Beautiful Pain
Fanfiction[COMPLETED] [Mpreg] [Sad Romance] Mengisahkan tentang perjuangan Haechan dan janin yang berada di dalam kandungannya. Dimohon Jangan salpak ⚠️⚠️ Bxb⚠️⚠️