SUDAH satu minggu sudah Taeyong dirawat di rumah sakit. Dan kini dia sudah bisa pulang ke rumah. Jaehyun dan Sungchan sudah turun terlebih dahulu bersama Taeyong, Haechan dan Mark masih berada di dalam ruangan karena masih ada perlengkapan yang harus dibawa. Haechan sudah berkemasan, sedangkan Mark, hanya bersandar di pintu memperhatikan Haechan tanpa ingin membantu.
"Cepatlah, setelah ini aku ada meeting."
"Ya hyung ini sudah selesai." Haechan menutup tasnya karena sudah selesai berkemasan, ia segera berdiri dan kini menenteng tas yang cukup besar itu keluar bersamanya. Baru saja dia melangkah keluar pintu, tiba-tiba tas yang dibawanya sudah diambil alih oleh Jeno yang ternyata baru saja sampai di sana.
"Biar aku bawakan." ucap Jeno yang sudah menenteng tas yang awalnya berada di tangan Haechan. "Kenapa?" tanya Jeno kepada Mark yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan tidak suka.
"Tidak ada, kenapa kemari?"
"Aku kemari untuk menjemput Haechan, karena mobil ayah pasti sudah penuh karena harus membawa mommy, Sungchan dan perlengkapan yang lain."
"Jika kau lupa aku juga membawa mobil, kau tidak perlu menjemput Haechan, pulanglah lebih dulu." ucap Mark tidak mau kalah, ia mencengkram pergelangan Haechan untuk di bawanya ke lantai bawah, namun gerakannya terhenti ketika satu tangan Haechan juga dicengkeram oleh Jeno.
"Bukankah kau ada meeting hyung? Jadi Haechan akan pulang bersamaku."
Mark tersenyum kecil.
"Dia istriku Jung Jeno. Jangan menggodanya, ingatlah dia kakak iparmu."
"Istri? Tch___apa kau pernah memperlakukannya sebagai istri hyung?" ucap Jeno penuh penekanan. Tentu dia tidak ingin kalah.
Haechan yang mendengarkan pertikaian itu hanya terdiam tidak berani mengeluarkan suara, hawa disekitarnya tiba-tiba saja terasa tidak enak. Ia melirik ke kiri dan ke kanan, dan ternyata mereka bertiga sekarang menjadi bahan tontonan orang-orang yang berada di lorong rumah sakit.
"Hyung, Jeno. Sudah. Kita sedang berada di tempat umum." Haechan memberanikan diri untuk berbicara. "Jeno___akkhh!" Haechan meringis ketika kedua pergelangan tangannya terasa sedikit sakit. Seolah tersadar, Mark dan Jeno akhirnya melepaskan cengkeramannya dari pergelangan tangan Haechan.
"Maafkan aku." ucap Jeno kembali meraih pergelangan tangan Haechan namun kini dengan pelan dan dia angkat untuk dilihatnya lebih dekat pergelangan tangan itu.
"Apa sakit? Maaf aku tidak sengaja." lanjutnya dengan wajah yang menggambarkan rasa bersalah.
"Sudah tidak apa, aku hanya terkejut barusan." jawab Haechan yang menarik pelan tangannya kembali, ia merasa tidak enak karena mereka juga sedang bersama Mark sekarang.
"Sudah? Sekarang kita pulang. Haechan akan pulang denganku. Kau bawa saja tas itu bersamamu, jangan berulah Jeno." Mark meraih pergelangan tangan Haechan, tapi kali ini tanpa ditahan lagi oleh Jeno. Dengan langkah cepat ia bawa Haechan bersamanya untuk turun ke lantai bawah meninggalkan Jeno yang kini tengah meredam emosi miliknya. Ia benar-benar kesal melihat Mark.
•
•
•
"Hyung mau langsung berangkat meeting?" tanya Haechan saat mereka berdua sudah sampai di rumah. Haechan tetap saja melayani Mark walaupun tempo hari Mark selalu berbuat kasar dan membuatnya sakit sakit, bagaimanapun juga Mark tetaplah suaminya.
"Tidak, meeting nya masih dua jam lagi. Aku masih punya waktu untuk berganti pakaian."
Mark berjalan ke lantai dua untuk mengambil setelan jas yang akan dia kenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[06][pt. 1] Beautiful Pain
Fanfic[COMPLETED] [Mpreg] [Sad Romance] Mengisahkan tentang perjuangan Haechan dan janin yang berada di dalam kandungannya. Dimohon Jangan salpak ⚠️⚠️ Bxb⚠️⚠️