MARK sekarang sedang berkutat dengan berkas-berkas yang menumpuk di atas meja kantornya, dia semakin suntuk saja rasanya perasaan kacau dan sekarang pekerjaan yang tidak ada habisnya membuat Mark jengah, namun perasaan itu hilang saat tiba-tiba dirasakannya seseorang memeluknya dari belakang. Hatinya sedikit senang, karena dia tahu siapa pemilik aroma flower dan sosok yang berani memeluknya di kantor. Mina.
CUP
Mina mengecup pelan pipi Mark. Dia benar-benar tahu bagaimana caranya untuk meredam amarah Mark.
"Sayang, maafkan aku. Akhir-akhir ini aku sangat sibuk, karena hari ini ada jadwal yang kosong. Aku sempatkan untuk mengunjungimu." Mina semakin mengeratkan pelukannya dan kini menenggelamkan wajahnya pada bahu milik Mark.
Mark luluh dengan sikap manis yang ditunjukkan Mina padanya, bagaimana bisa dia akan marah. Lagipula kesalahan Mina tidak sebanding dengan penghianatan yang dia lakukan. Bagaimana jika suatu saat nanti Mina tahu, jika dirinya sudah. Menikah. Mark menggeleng cepat hingga lamunannya buyar, dia seketika berdiri dan langsung menarik tubuh Mina untuk dipeluknya.
"Lain kali jangan tinggalkan aku tanpa kabar." ucapnya lembut sambil mengelus surai panjang milik Mina.
Mina yang kebingungan dengan sikap Mark padanya hanya mengangguk mengiyakan perkataan dari Mark dan membalas pelukan itu lebih erat. "Tidak akan pernah, lain kali akan aku usahakan untuk mengajarimu Mark."
"Janji?"
"Ya janji."
Mark semakin mengeratkan pelukan itu, menghirup dalam-dalam aroma yang membuatnya beberapa hari ini merasakan rindu.
"Mark sesak, bisa kau lepaskan pelukanmu?" Mina menepuk punggung Mark sebagai isyarat karena dia memerlukan oksigen untuk dihirupnya dalam-dalam. Mark seketika itu juga melepaskan pelukannya, ia tersenyum ke arah Mina. Kekasihnya ini benar-benar cantik.
"Jadi jelaskan padaku, beberapa hari ini kau kemana saja?"
"Aku sibuk mempersiapkan keberangkatanku ke Jepang, mengurus paspor dan lain sebagainya. Aku juga harus memeriksa kembali kontrak kerjaku." ucap Mina mencoba menjelaskan, pernyataan Mina membuat Mark merasa berada di nomor sekian setelah pekerjaan. Mina benar-benar ingin mengejar karirnya terlebih dahulu. "Besok aku akan berangkat." lanjutnya.
"Ya aku tahu." ucapnya tanpa memalingkan tatapannya dari Mina. "Aku akan mengantarmu." lanjut Mark lagi.
"Kurasa itu tidak perlu Mark, bukankah jadwalmu sangat padat? Aku tidak ingin merepotkanmu."
"Tidak, aku akan menyuruh Lucas untuk mengosongkan jadwalku besok. Kau itu lebih penting, kau akan tinggal di Jepang yang bahkan aku tidak tahu kapan kau akan pulang, aku pasti akan sangat merindukanmu."
"Mark please tidak usah repot-repot, aku benar-benar tidak ingin merepotkanmu. Aku tidak akan berangkat sendiri, manager dan stylist ku juga akan ikut."
Mark membuang nafas panjang, kali ini dia tidak akan mengalah. Dia juga ingin Mina bergantung padanya, dia juga ingin melihat keberangkatan Mina saat di bandara. Tidak, kali ini dia akan keras pada Mina.
"Aku akan mengantarkanmu, aku bisa mengurus pekerjaanku sambil menemanimu, tidak ada penolakan." ucapnya pada akhirnya.
Mina mengangguk pelan dengan wajah yang sedikit ditekuk. Mark menarik Mina untuk dipeluknya kembali.
"Aku hanya ingin melihatmu, kau tahu aku sangat tersiksa jika tidak dapat melihat wajah cantikmu itu."
Mina tersenyum seketika saat mendengar ucapan manis yang dilontarkan untuknya, Mark benar-benar mengerti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[06][pt. 1] Beautiful Pain
Fanfiction[COMPLETED] [Mpreg] [Sad Romance] Mengisahkan tentang perjuangan Haechan dan janin yang berada di dalam kandungannya. Dimohon Jangan salpak ⚠️⚠️ Bxb⚠️⚠️