14: Love Scenario

588 166 63
                                    

Setelah dapat kabar kalau Malvin kecelakaan, tentunya anak-anak langsung nyamperin ke RS tempat Malvin dirawat. Seperti biasa, Jake jadi supir.

Situasi selama perjalanan sepi banget. Gak ada yang berani mulai pembicaraan selain Jake  yang nanya Yuna, 'Malvin di gedung apa? Kamar nomer berapa?'

Yuki yang tau persis cara berkendaranya Malvin langsung berkaca-kaca, sedih sekaligus pengen marah. Rasanya pengen nemplok jidat Malvin sambil ngomel.

Setelah sampai di tempat tujuan dan ketemu kamarnya Malvin, anak-anak lain langsung masuk tapi Jevan nyamperin Mamanya Malvin dulu. Tujuannya adalah nanya kabar, kondisi dan kronologi kecelakaannya.

Ternyata yang punya pikiran gini bukan cuma Jevan, tapi Haikal juga. Emang telepati sahabat sejati.

"Tante Ifa, ini gimana kok bisa sampai kayak gini?" tanya Jevan setelah menjabat tangan perempuan berusia tiga puluhan akhir itu.

"Malvin itu udah Tante suruh naik mobil tadi, angin kenceng juga kan, tapi tetep ngeyel mau bawa motor biar cepet ketemu kalian. Alhasil banyak pohon tumbang tadi di sekitar jalan deket CakBu—"

"Gak kena kan, Tante?" pungkas Haikal khawatir, kalau kena pohon bisa parah banget lukanya.

Jevan nyenggol lengan Haikal, dalam hati udah bilang, 'nyet gak sopan main motong aje, panik kan lu? Panik lah masa iya nggak.'

Haikal melengos tak peduli.

Lantas Haifa, Ibunda Malvin, tersenyum singkat. "Alhamdulillah nggak kok, Kal. Beruntung Malvinnya ngehindar. Tapi ya gitu, karena terlalu panik, akhirnya jatuh."

"Cederanya di bagian mana, Te?"

"Tangan kanannya patah, udah digips kok. Sama ada luka lain tapi gak begitu parah," jelas Haifa. "Tante mau cari makan dulu ya. Gih kalian berdua samperin Malvin," pamitnya.

Setelah salim, Haikal rada heran sama Mamanya Malvin, kok bisa santai banget ...

"Lu bingung ya Mamanya kenapa bisa chill banget?" tanya Jevan tepat sasaran, seolah mengetahui persis isi kepala Haikal.

Haikal mengangguk singkat.

"Kakaknya Malvin tuh Bang Nabiel, seinget gue pernah kecelakaan juga dulu karena nyelamatin kucing. Jadinya Tante Ifa kaget tapi kali ini lebih profesional kali," terka Jevan. "Panik ye lu?"

Pemuda jangkung itu berdecak. "Kagak, biasa aja."

Jevan pas denger jawaban Haikal:

Jevan pas denger jawaban Haikal:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak usah denial lu anyinggg. Mana tadi bentak cewek gue." Jevan masih dendam (tapi pengen baikan).

Haikal menyeringai penuh arti. "Emang iya cewek lu?"

"YA JANGAN DIINGETIN, bukan itu poin utamanya. Minta maaf sono."

"Iya, nanti."

Wildest Course | 02-04 linersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang