28: Dejavu

463 106 23
                                    

di chapter ini kurang ada anak-anak kelas flop, jadi kayak gak ada couple satu kelas kita yang berlayar. TAPI HOPE U ENJOY DEH YAA😍


—-


Malvin dan teman-teman olimpiadenya lagi belajar di cafe. Sebenarnya kegiatan kayak gini gak ada di agenda dan gak disuruh juga, cuma mereka merasa lebih efektif aja kalau belajar di lingkungan baru, soalnya kalau kelamaan di sekolah suntuk gitu kan.

Setelah sebulan kenal Aldo karena kelompok olim ini juga Malvin jadi tau banget Aldo anaknya gimana. Baik, tipe orang clumsy yang kadang suka flirting gak jelas tapi loyal banget sama teman-temannya. Aldo juga suka ngebantu Malvin kalau bingung pas ngerjain soal (apalagi Malvin baru pertamakali ikut ginian). Perkataannya halus, tata bahasanya diatur banget, cowok itu sebisa mungkin gak nyakitin hati orang. Anaknya cenderung kalem dan cocok banget sama Yuki yang suka petakilan.

"Biar gue aja yang bayar," putus pemuda itu seraya tersenyum.

"Gak usah, Do. Lo bukan ATM berjalan kita," sahut Malvin, segera berlari menuju kasir. Tadi uang temen-temennya yang lain udah dikumpulin jadi satu sama dia.

Aldo yang ngeliat langsung ikutan lari juga. Dia tuh pengen bayarin anak kelompok olim karena ngerasa mereka deserve aja gitu nerima traktiran dari dia.

Drama perkara siapa yang bayar mulai terjadi di kasir, sedangkan si mbak-mbaknya bingung mau nerima uang yang mana. Kanan cowok ganteng, kiri cowok imut. Mana harum semua. HADEEH, pening dah tu kepala.

"Gue gak ngerasa jadi ATM berjalan, bang."

"Terus apa? Bank Indonesia?!"

Di sela perdebatan tiba-tiba ada yang ngerangkul bahu kedua cowok ini.

"Ada apasih murid-muridku yang ganteng??"

Rupanya Bu Hani, salah satu pembimbing olimpiade yang kebetulan lagi nongkrong cantik sama temen-temennya sore ini.

"Ini bu, Aldo bayarin kita terus. Kan gak enakan kan yakk saya," ujar Malvin setelah menjabat tangan Hani.

"Kalian ngapain di sini? Belajar buat olim?"

Aldo dan Malvin mengangguk bersamaan.

"Ohhh bilang dong, kan bisa pake uang kas sekolah. Udah mbak, saya aja yang bayar," simpul Hani.

Akhirnya perdebatan ini udah ketemu solusi. Thumbs up to Bu Hani. Habis bayarin, Aldo dan Malvin salim dan Bu Hani langsung cabut.

"Lo habis ini balik apa gimana bang?" tanya Aldo kepada Malvin.

"Gue nunggu Jehan sih katanya mau nyamperin."

Aldo mengangguk paham.

"Gimana nih? Lo jadi sama Yuki?"

"Doain aja bang," balas Aldo seraya tersenyum.

Pas di cafe lagi nyetel lagu Dua Lipa, saat itu juga Jey dateng sambil bersenandung.

"Cewek lo suaranya udah kayak Dua Lipanya Cakbu," komentar Aldo ketika mendengar suara berat Jey.

"Iya tau, mirip banget emang."

"Kak Alvin, haloo Aldoo! Udah pada selesai?" sapa Jey.

"Udah. Duluan ye Do, daaah," pamit Malvin.

Jalan deh tuh Malvin sama Jey kayak couple hits naik vespa matic.

Oh iya, Malvin udah nembak Jey, kejadiannya baru-baru ini. Doi udah ngerasa klop aja sih sama anaknya yang super gemes dan gampang digangguin ini.

"Gimana belajarnya? Lancar?" tanya Jey saat mereka berdua duduk di bangku kedai jus.

Wildest Course | 02-04 linersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang