18: Netnot!

626 150 48
                                    

"Lagian apa yang mau diharapin dari anak 16 tahun sih, Jianney Lovelace?" tanya Jonathan Wu alias Jowu saat mendengarkan cerita adik bungsunya itu.

Jihan menarik napas dan membuangnya kasar. "Kenapa 16 tahun selalu kelihatan salah di mata Mas Jowu?"

Jowu tersenyum singkat. "Masih terlalu naif buat ngerti seluk beluk cinta."

"Tapi seharusnya anak 16 tahun tau perihal kepastian."

Emang ritual wajib banget kalau Jihan galau pasti ke kamar masnya.

Mangkanya Jowu sering mengeluarkan kalimat andalan ini kalau adiknya ngambek, 'dih sok-sokan marah lu, ntar galau juga larinya ke gue.'

Soalnya Jihan tau kalau Jowu ini termasuk tipe orang yang menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, alias gak emosian. Dia bukan tipe abang protektif yang kalau adiknya nangis karena cowok, cowoknya dicari.

Menurut Jowu, itu gak dewasa. Biarin orang yang bersangkutan nyelesaiin masalahnya sendiri.

"Emang sedeket apa sih Jevan sama Jelita ini?" tanya Jowu lagi.

Iya, Jihan baru tau kalau Jevan akrab banget sama Jelita, gadis cantik berkulit pucat yang merupakan sahabat karibnya sejak menduduki bangku SD.

"Gatau mas, pokoknya Jeli tau banyak tentang Jevan. Adek mah apa?" Jihan cemberut.

TOK! TOK!

Terdengar ketukan pintu dari arah ruang tamu.

"Mas Jowu aja dong yang bukain, adek lagi galau nih," ucap Jihan.

Jowu pasrah aja, pas disamperin ke depan ternyata ada Yuki dan Yuna.

"Haloo, masuk dulu ya. Gue panggilin Jihannya," sambut Jowu.

Yuki tersenyum canggung sambil mengangguk.

Sedangkan Yuna tersenyum simpul dan berkata, "iya mas, santai ajaa."

Balik ke kamar lagi, Jihannya gak ada. Setelah mengetuk toilet dua kali, baru anak itu bersuara.

"BENTAR MASS, suruh tunggu dulu!! Adek masih panggilan alam!!!" seru Jihan.

Jowu menghela napas dan kembali turun ke bawah. Ia menuju ke dapur, menuangkan jus apel dan menyiapkan cemilan kemudian diserahkan pada Yuki dan Yuna.

"Makasih banyak Mas," kata Yuki.

"Makasih, Mas! Semoga dilancarkan studinya," doa Yuna kepada Jowu.

"Amin." Jowu tersenyum manis sambil mengangguk.

Mama Seanna itu selalu ngajarin kalau ada tamu jangan sampai ditinggal sendirian sampai mereka ketemu sama orang yang bersangkutan.

Jadi Jowu gak enak aja kalau ninggalin dua cewek ini pas nunggu Jihan.

Mangkanya Jowu membuka topik baru.
"Kalian gak ada yang mau kanjut ke kedokteran?"

"Gak deh, Mas. Otakku gak kuat. Mau lanjut  PR aja, tapi pengen ke PTNnya Mas Jowu," ujar Yuna.

"Ohhh bagus tuh. Aku punya beberapa temen yang anak public relation lewat jalur SNM. Ntar aku kasih kontaknya, konsul sama dia."

"Thankyou banget Mas Jowu."

"Kalau Yuki? Mau lanjut mana? Yuki bukannya pinter MTK ya? Gak mau FK ajaa?"

Wildest Course | 02-04 linersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang