12: Becak dan Blind Date

682 168 59
                                    

Sore ini Wilona jogging. Niatnya sih cuma keliling komplek, tapi karena rasa penasarannya malah keterusan ke alun-alun kota.

Kadang rasa penasaran bisa mengantarkan kita ke gelapan, benar begitu?

Implementasinya dapat kita lihat pada Wilona. Sampai sih di alun-alun kota, malah selamat tanpa lecet sedikitpun. Tapi dia terlalu capek buat balik, mana langit warnanya udah berubah jadi jingga, nandain kalau bentar lagi malam.

Mau order ojol, eh lupa gak bawa handphone.  Wilona berdoa semoga ketemu orang yang dia kenal. Dan mungkin karena dia gak pernah kelewatan ibadah, bener deh ketemu dua cowok jangkung yang lagi jalan ke arah selatan. Langsung lah Wilona samperin.

"Rahmat Tuhan emang beneran ada," gumamnya sambil tersenyum.

"JEVAN, HAIKAAL!" serunya, menepuk pundak dua pemuda itu. "Kalian ngapain, homoan?"

"HEYYY DIJAGA YAA MULUT ANDA IBU WILONAA — ini si Haikal penasaran alun-alun, katrok banget emang," jawab Jevan.

"Terus kita ke sini jalan kaki tapi capek mau balik, jauh banget ternyata. Pas berangkat tadi gak kerasa sumpah," lanjut Haikal.

"Kalian gak bawa hp?"

"Bawa, tapi punya gue baterainya habis." Haikal menunjukkan ponselnya.

Jevan nyengir tanpa dosa. "Gue gak ada kuota."

Wilona mau MARRAAAH. 'Rahmat Tuhan macam apa ini??' katanya dalam hati.

"Duh useless juga gue ketemu kalian — eh tapi gak papa deng, at least gak sendirian," ralat Wilona.

"Bahaya lo kalau stay di sini sendiri bisa-bisa digendam terus diculik Om-Om," cakap Jevan.

"Masih ada hal kayak gitu? Maksud gue, ini tuh bahkan udah revolusi industri four point zero?? Masih ada aja yang belajar ilmu gendam? For real?" Wilona heran.

"Orang jahat di bumi gak akan ada habisnya, Wil," kata Haikal.

Wilona mengangguk-angguk, paham dengan poin yang dibicarakan Haikal.

"Tapi kok gak ada kendaraan umum kayak dulu ya? I mean the last time when I visited this place, I was 6 dan masih ada kayak becak, angkot dan bahkan gue masih inget banget ada pangkalan ojek di situ." Wilona menunjuk tempat yang dimaksudnya.

"Iya deh kebanyakan yang beralih profesi ke ojol sekarang," balas Jevan.

Baru aja ngomong gitu EEEH kebetulan banget ada becak motor lewat, mereka telat sadar sih jadi Abang becaknya udah jauh.

Tapi gak ada kata terlambat di kamus Haikal, gak pikir panjang, langsung teriak. "BANGGGG! SINIIII!!"

Puter balik deh si Abangnya.

Wilona kaget bukan main. "HAIKAL, KUPING GUE!!!" serunya.

Suara Haikal tuh low tone ya, beraaaat banget kalau udah ngomong biasa, tipe-tipe suara teleponable. Tapi sekalinya teriak dia beneran jerit, mana Haikal tuh lupa disampingnya pas ada Wilona.

Haikal langsung merasa bersalah banget. Cowok itu langsung ngusap puncak kepala Wilona dan niup-niup kupingnya. "Duh maaf ya," katanya.

Wildest Course | 02-04 linersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang