"Waktu tuh cepet banget ya berlalunya," ucap Yuna pada Jake.
Lantas pemuda itu mengangguk setuju. "Padahal baru kemarin rasanya ni cewek aneh ketawa-ketiwi bikin aku salting, sekarang udah sering dipelototin aja akunya," curah Jake.
"Kamu sih nyebelin," balas Yuna. "Ini kita beli apa lagi ya kira-kira?"
Sekarang mereka ada di supermarket buat beli bahan-bahan makanan untuk farewell party. Iya, mereka udah beres last assesment.
Jadi lah si Jake-Yuna ini beli banyaaakk banget makanan dan minuman. Tenang, ini udah dibagi kok sama anak-anak lain. Jadi gak cuma Yuna sama Jake aja yang bawa. Cuma mereka salfokan, makanya belanjaannya jadi banyak.
"Udah semua deh. Yuk bayar," ajak Jake.
Jadi lah tuh bayar sat set sat set. Jake yang bawa belanjaannya karena gak mau pacar cantiknya keberatan bawa kresek.
"Aku mau pipis," kata Yuna ketika mereka hendak melewati toilet.
"Siniin tasmu." Jake yang lagi gak pengen ke toilet pun menjalankan perannya sebagai gentleman, bawain tas ceweknya.
Tasnya Yuna tuh bener-bener sling bag dior yang feminim banget, terus Jake cantolin di pundaknya. Bisa bayangin gak?
Pas lagi nunggu gitu ternyata ketemu sahabat cowoknya lagi gandeng cewek. Nama sahabatnya ini Jaya tapi lebih akrab disapa Jay.
"Bro what u doin' in front of toilet? Nunggu Kak Soraya?" sapa Jay saat melihat Jake.
"Nggak, nungguin cewek gue— oh, ini toh cewek baru? Salken ya, Jake." Jake menjabat tangan perempuan bersurai legam dengan senyum manis itu.
Lanjut dah tuh ngobrol bentar sampai Yuna keluar dari toilet.
"Ini temen aku namanya Jay, kamu kenal kan ya?"
Jake make sure aja sih, gak usah dijawab pun Jake tau kalo ceweknya pasti kenal orang-orang modelan Jay ini. Secara Yuna social butterfly.
Gak tau kenapa tiba-tiba muka Yuna berubah jadi kaget.
"Nggak—"
"Iya kita kenal."
Mereka nyautnya barengan. Yuna bilang nggak, Jay bilang iya.
Jake heran. "Jadi kenal apa nggak?"
"Kenal. Dulu pernah satu bimbel kok sama gua. Lo nya aja lupa kali ya Yun?" Jay tersenyum singkat.
"Iya." Yuna membalas seadanya. "Kita duluan ya."
Jake tambah heran. Gak biasanya Yuna jutek gini ke orang. Jujur Jake penasaran, tapi ngeliat Yuna yang mukanya udah super bete jadi dia ngurungin niat buat tanya lebih lanjut.
Tapi di satu sisi Jake tau kalau there's something she's trying to hide. Yuna bukan tipe orang yang bete for no reason, dan dia biasanya selalu cerita.
Sampe ke parkiran pun wajah Yuna masih sama, masih keliatan sebel dan lemes. Kayak gak bersemangat. Sedangkan Jake mikirin cara biar mood pacarnya ini balik lagi. Apalagi mau farewell party.
Karena di tasnya ada beberapa spidol warna-warni, pas sampe mobil Jake gambar smile character di jarinya. Gambarnya jadi (walau menurut Jake agak cacat dikit).
KAMU SEDANG MEMBACA
Wildest Course | 02-04 liners
Fiksi PenggemarNiatnya gabung di les ini cuma pengen belajar Bahasa Inggris, ternyata dapat bonus teman- teman absurd yang gilanya gak tertandingi. Tapi di satu sisi bisa diandalkan, dimanapun dan kapanpun. "I came here to learn English, I never thought that I'd b...