10. Honesty

980 162 86
                                    

Happy reading
.
.
.

Ada yang berbeda dari Yerin, percaya atau tidak tapi sekarang Yerin terlihat seperti sedang menunjukkan ketertarikannya pada Vee, seperti membalas perasaan Vee. Secara tidak langsung Yerin juga mulai menunjukan sikap overprotektif nya pada Vee.

Ayolah, mau sekeras apapun penolakan Yerin pada Vee, sebenarnya dia juga seorang wanita biasa, sama seperti yang lain. Dia juga memiliki hati yang mudah luluh jika seseorang memberikan perhatian yang lebih.

Bedanya Yerin mampu menutupi semua perasaannya dengan gengsi yang sangat besar. Yerin cenderung tidak akan menunjukkan ketertarikannya secara gamblang.

Yerin memang tidak memberikan kejelasan yang pasti akan hubungannya dengan Vee. Tapi, semenjak mereka kembali dari Jeju, hubungan antara Yerin dan Vee semakin dekat saja sampai tidak terasa sudah memasuki bulan kedelapan.

Bahkan Vee sudah mulai menemukan beberapa sikap-sikap Yerin yang mampu membuat wanita itu senang atau pun marah.

.

"Ganti semua password apartemen ini, aku tidak ingin ada orang yang masuk tanpa seizin ku lagi." Yerin mengepalkan tangannya, sekitar 1 jam dia duduk di meja makan dengan semua menu yang tertata rapi di sana.

"Kenapa aku harus melakukan semua ini? Seperti orang gila saja." gumam Yerin datar, Yerin bangkit dari duduknya, mendorong kursi hingga menimbulkan suara cukup keras.

Semua maid yang mendengar penuturan Yerin barusan pun segera berlari dan menuruti perintah Yerin tanpa ragu. Mereka mengganti semua password seperti apa yang Yerin perintahkan.

"Buang semua makanan ini, aku tidak sudi melihatnya." ujar Yerin, lagi.

Yerin berjalan ke arah tangga, ingin menuju ke kamarnya.

Seperti dahulu, Yerin mengambil batang rokok kesukaannya, dari dalam laci, rokok yang baru ia pegang lagi. Yerin bahkan baru sadar jika selama dirinya bersama Vee dia sama sekali tidak lagi menghisap benda kecil ini.

"Kenapa aku tidak bisa mengendalikan diriku? Kenapa sangat sulit? Karakter asliku akan pudar jika terus bersamanya."

Yerin berucap pelan seraya berjalan ke arah balkon dengan rokok yang sudah berada di mulutnya.

Yerin membuang napasnya kasar dibarengan dengan kepulan asap yang ia keluarkan dari dalam mulut maupun dalam hidung.

Yerin terdiam, terlihat seperti sedang merenung.

Sangat aneh, akhir-akhir ini Yerin selalu mendapatkan bayangan acak, sangat random, Yerin juga tidak tahu kenapa. Yerin seperti sedang berada di sekolah, memakai seragam dan seperti seorang cupu, Yerin bahkan melihat dirinya sedang berada di dalam tempat kumuh, dengan Vee, ditengah hujan yang lebat.

"Aku menjadi semakin aneh, kenapa semua bayangan itu terus datang? Kepalaku jadi sangat penting, apa itu potongan dari kejadian ku di masa lalu?" tutur Yerin terus menghisap rokoknya. Sedetik kemudian Yerin mengangkat kedua bahunya ke atas.

"Lupakan saja, aku tidak ingin menjadi sinting." Yerin membuang puntung rokok yang masih sisa setengah itu.

Ia mendudukkan dirinya di kursi empuk yang disediakan, seraya memejamkan kedua matanya dengan tangan yang ia lipat di depan dada.

Cukup lama Yerin memejamkan matanya, sampai tidak sadar jika kini pintu kamarnya terbuka memperlihatkan pria yang ia tunggu sedari tadi.

"Sayang?" panggilnya, tapi Yerin tetap saja tidak terganggu, sepertinya Yerin benar-benar tertidur lelap.

Derap langkahnya terdengar sangat jelas, pria yang sudah pasti Kim Vee itu berjalan menghampiri Yerin yang tertidur. Beberapa kali Vee mengusap rambut serta wajah milik wanitanya, dengan sangat hati-hati.

How did it end? [VEERIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang