16. Vee knows everything

1.1K 175 104
                                    

.
.
.

Hampir satu minggu Vee melihat Yerin menjadi seorang pendiam, Yerin terlihat terus melamun dan cenderung mengabaikan apa yang terjadi pada sekitarnya.

Bahkan ketika Vee dengan sengaja menumpahkan jus ke baju Yerin, reaksi Yerin jauh dari dugaannya, Yerin hanya melirik tumpahan jus itu tanpa marah atau mengeluarkan kata-kata kasarnya.

Entah kali keberapa Vee dan Jisoo melihat Yerin yang berdiri dengan tatapan kosong di depan jendela besar di kamarnya. Yerin benar-benar berbeda.

Hampir tiap hari juga Vee menghampiri Yerin dan berkata jika ia ingin tidur dengannya, tapi, lagi dan lagi Yerin menolaknya dan menyuruh Vee untuk tidur dengan Jisoo saja.

"Permisi tuan, aku ingin masuk." Asisten Jang menyadarkan lamunan Vee, saat di rasa jika Vee menghalangi jalannya kala hendak masuk kedalam kamar Yerin.

"Ah iya."

Vee sedikit agak heran, kenapa asisten Jang mampu membuat Yerin selalu menurut, seperti, Yerin itu takluk jika asisten Jang yang mengurus.

Vee perhatikan Yerin makan dengan teratur dan selalu minum susu tanpa protes sama sekali, aneh, aneh sekali.

Vee mencegah asisten Jang dengan tangannya.

"Biar aku saja, aku ingin melihat Yerin."

"Aku asistennya tuan, tidak perlu repot-repot," jawab asisten Jang tidak berekspresi sama sekali.

Vee menatapnya tajam.

"Kau pikir aku mengurus kekasihku, itu membuatku repot?" tanya balik Vee, dingin.

Asisten Jang memberikan senyumannya.

"Baiklah tuan, ini, semoga nyonya mau memakannya." Ujar asisten Jang sembari memberikan baki yang berisi makanan dan juga segelas susu yang selalu di minum oleh Yerin.

Vee tidak menanggapi ucapan asisten Jang barusan, dia langsung membuka pintu kamar Yerin dan masuk ke dalam.

Hal pertama, yang bisa Vee lihat adalah, Yerin yang sedang duduk di atas kasur sembari menonton sebuah acara komedi di televisi, Yerin bahkan sama sekali tidak tersenyum, mungkin hanya sesekali, itu juga senyum tipis, bahkan tidak terlihat.

"Sayang?" panggil Vee.

"Sayang, ini makan dulu." Vee mendudukkan dirinya tepat di samping Yerin, tapi Yerin, dia sama sekali tidak melirik atau menanggapi ucapan Vee.

"Sayang."

"Pergi!"

"Rin, ini kau sudah satu minggu seperti ini, kau sebenarnya kenapa, hm? Aku harus bagaimana agar kau tidak mengabaikan ku lagi?"

Vee mencoba untuk membujuk, Vee sebenarnya sudah tidak tahan lagi dengan Yerin yang terus diam seperti ini, Yerin kerap kali tidak fokus dan sering menggunakan tatapan kosongnya.

"Enyahlah dari hadapanku." sarkas Yerin sambil menatap mata Vee. Yerin melihat baki yang Vee pegang, lalu refleks tersenyum, mengeluarkan smirknya dan....

Prank

Secara santai kakinya bergerak untuk menepis baki yang di pegang Vee, bahkan piring dan juga gelasnya sampai tercecer dan hancur menjadi beberapa bagian.

Ada sebuah kepuasan saat Yerin melakukan hal tersebut, apalagi ketika melihat Vee memejamkan matanya dan berusaha untuk mengontrol emosi.

"Pergi!"

"Sayang, tolong---,"

"Pergi sialan, pergi dan bermainlah dengan Jisoo mu itu."

Vee tidak membalas, Vee malah terpaku pada mata Yerin yang menyiratkan gurat marah dan juga gurat, sedih?

How did it end? [VEERIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang