23. Very delighted

1K 161 120
                                    

Kangen nggk?🤪😌

Oh iya gw beberapa kali kepikiran buat ninggalin dunia wp😖makanya selama ini gw nyoba buat nggk buka apk ini, bahkan ngetik pun nggk, mungkin gw cuma sekilas doang liat beberapa notif dari kalian, abis itu tutup lagi:(

Gw jadi bingung:(
.
.

Yerin menelusupkan wajahnya ke dada bidang milik Vee, mencari kenyamanan dan ketenangan di sana. Sudah tiga hari lamanya setelah pulang dari rumah calon mertuanya, Yerin jadi terus menempel pada Vee, bahkan untuk bergerak pun Vee tidak bisa.

"Sayang lepas dulu ya, aku mau buang air kecil, sebentar saja." Vee terus saja memohon pada Yerin yang kini masih tidur di dalam dekapannya.

"Tidak, nanti tanganmu akan jadi dingin aku tidak suka."

Vee mencoba untuk bersabar.

"Sayang kumohon, ya. Hanya sebentar, nanti kesini lagi, aku akan mengelap tanganku agar tidak dingin."

Terdengar decakan Yerin saat itu juga, mungkin kesal, karena seketika juga Yerin segera melepaskan pelukan Vee dan membalikkan badannya.

"Issh, yasudah sana."

Vee yang mendengar nada Yerin yang seperti itu tidak terlalu memperdulikan, sekarang dia benar-benar tidak bisa menahannya lagi.

Yerin baru memiliki sikap manja seperti ini sejak pulang dari rumah kediaman orangtua Vee. Entahlah, Vee juga tidak mengerti, tapi yang pasti Vee sangat menikmatinya dan ingin Yerin terus seperti itu.

Kiranya sekitar dua menitan Vee berada di dalam kamar mandi, tidak lama. Tapi Yerin, dia sudah tidak ada di tempat tidur, Vee tahu Yerin pastinya pergi ke lantai tiga karena memang lantai tiga adalah tempat favorit Yerin.

Vee segera menuju ke arah lift, hendak menyusul Yerin. Jika ingin tahu, kamar Vee dan Yerin terletak di lantai empat, lantai lima di gunakan sebagai taman dan juga kolam renang, dan lantai tiga hanya ada ruangan untuk bersantai dan juga ruangan olahraga sedangkan lantai dua dan satu di sana terdapat beberapa tempat di mana nanti calon anak Vee akan bermain di area sana, Vee sudah mendesain rumah senyaman dan seaman mungkin untuk calon anak-anaknya.

"Sayang." panggil Vee.

Yerin sedang berbaring di sofa dengan beberapa makanan yang di siapkan oleh maid di sana.

"Hm." gumamnya, terfokus pada tv di hadapannya. Vee segera menghampiri sembari duduk di samping Yerin, membaringkan tubuhnya seraya meletakkan kepalanya di atas paha Yerin.

"Sayang?" panggil Vee, yang mampu membuat Yerin menundukkan kepalanya untuk melihat Vee.

"Apa."

"Nanti setelah nikah, terus bayinya sudah beberapa bulan, kau juga sudah sehat, mau kan punya anak lag---,"

Yerin membuang napasnya, laku segera menyela kalimat Vee barusan.

"Iya Vee iya, jangan banyak bicara! praktekkan saja, aku sudah beberapa kali jawab iya, cape Vee."

Vee tidak bisa melunturkan senyumannya, dia beberapa kali mencium perut besar Yerin sembari sesekali mengusapnya.

"Tendangannya kuat sekali, sepertinya bayinya sudah tidak sabar." ujar Vee yang tidak henti menggesekkan ujung hidungnya pada pusar Yerin.

"Tidak sabar apanya?" tanya Yerin.

"Tidak sabar keluar, eh tapi bisa jadi tidak sabar dikunjungi ayahnya, kan sudah lama aku tidak datang mengontrol kondisinya di sana." Didetik itu juga Vee mendudukkan dirinya, menghadap ke arah Yerin.

How did it end? [VEERIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang