15. Difficult to understand

932 161 97
                                    

Gw ingetin sekali lagi! Kalo nggk suka sama alur atau konflik yang gw buat, bisa berhenti baca😂dan jangan memaksakan diri.

Gw bikin story emang kek gini, kalo nggk sesuai harapan, ya karena khayalan kita beda.

Gw tahu username siapa aja yang suka aktif di lapak gw dan emang dukung gw dari awal:) termasuk reader yang baru aktif...

Kalo suka yang versi soft kenapa harus memaksakan baca yang hard?


.
.
.
.

Yerin, dia berhasil membuat Vee kalang kabut. Tepat saat Yerin beberapa jam keluar dari rumah, Vee sama sekali tidak bisa menghubunginya lagi, sulit, sulit sekali. Apalagi ketika Jisoo berkata jika---dia sempat menampar pipi Yerin, kemarin.

Vee khawatir, ia merasa bersalah karena langsung memercayai Jisoo begitu saja. Tapi ayolah, kalian tahu sendiri sikap Yerin dan Jisoo seperti apa.

Sangat wajar bukan jika Vee berfikir kalau Yerin yang memulai duluan, karena memang Yerin mempunyai temperamental yang agak buruk.

Kemarin Yerin benar-benar tidak bisa di hubungi, bahkan bisa di bilang Yerin tidak pulang sama sekali.

Semalam Vee sempet menelpon Nara dan bicara soal Yerin yang belum pulang, tapi untuk beberapa panggilan ke depannya Nara juga tidak bisa dihubungi, lagi.

Vee sampai tidak tidur semalaman, dia menunggu, duduk di ruang tengah sembari melirik jam yang makin lama, semakin menunjukkan jika malam semakin larut dan akan berganti menjadi pagi, atau sudah pagi?

.

"Vee kau tidak bisa tidur?" tanya Jisoo menghampiri Vee yang masih setia menunggu Yerin pulang, ponsel Vee bahkan sampai kehabisan daya baterainya.

"Mana bisa aku tidur jika aku saja tidak tahu ke mana Yerin pergi."

Sedetik kemudian, Jisoo bahkan belum sempat membalas ucapan Vee barusan, tapi suara pintu yang di ketuk terdengar sangat keras, membuat Vee segera berlari untuk membukakan pintu rumahnya, karena ia merasa jika yang mengetuk
adalah Yerin.

Satu detik...dua detik... sampai detik berikutnya Vee baru melihat wanitanya lagi.

"Sayang?"

Dengan mata kepala Vee sendiri ia melihat Yerin yang di kawal semua bodyguard-nya, bahkan Nara dan, asisten Jang? Vee bahkan baru sadar jika asisten Jang tidak ada di rumah, padahal kemarin Yerin pergi hanya sendiri.

Yerin tidak merespon, dia malah masuk dan mengabaikan Vee, juga Jisoo yang menyapa. Yerin persis menganggap mereka seperti angin lalu saja.

"Sayang kau kemana saja, hah? Apa kau tahu aku sangat khawatir? Aku semalaman tidak tidur dan terus menunggumu untuk pulang." ujar Vee lagi.

Yerin sama sekali tidak merespon, bahkan ketika Vee hendak menyentuhnya, Yerin langsung menghindar dan memberikan kode pada salah satu bodyguard-nya, untuk menjauhkan Vee darinya.

Nara tersenyum miring, tepat saat melihat raut Vee yang kebingungan kala Yerin bersikap seperti itu.

"Asisten Jang tolong bawa Yerin, dia harus beristirahat, pastikan tidak ada seorang pun yang berani menyentuhnya, apalagi menampar pipinya sampai berbekas."

Mendengar hal itu, Jisoo refleks melihat ke arah Nara. Jisoo bahkan sampai menundukkan kepalanya saat Nara menatapnya tajam.

"Sudah! nunggu apalagi? Bawa Yerin pergi! Dia harus banyak beristirahat."

How did it end? [VEERIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang