14. Messed Up

1K 149 179
                                    

Baca pas buka!
.


.
.

"Kau menyinggungku?" tanya Yerin sembari menatap tajam pada Jisoo.

Jisoo menghela napas secara perlahan.

"Tidak, aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya memberitahu jika kau sekarang tinggal di sini. Ini sudah sangat malam, hampir jam 11 dan kau baru pulang? Vee bilang kan tidak boleh terlalu malam."

Dengan hidmat Yerin mendengarkan ucapan Jisoo barusan. Yerin sampai tersenyum tipis, sesaat Yerin membuang napasnya, ia juga mengalihkan pandangannya sebentar sebelum menatap kembali ke arah Jisoo.

"Jika kau tidak bangun dan tidak keluar dari kamarmu, aku tidak akan ketahuan, jadi di sini kau yang salah, bukan aku." jawab Yerin sangat tenang nan angkuh.

"Yerin, kenapa kau sangat keras kepala, hm? Jika kau ingin seperti itu, tidak seharusnya kau tinggal di rumah ku, lagi pula kau hanya kekasih Vee bukan?" tutur Jisoo sedikit menaikkan nada bicaranya.

Yerin hanya diam, tahu jika Jisoo belum selesai dengan kalimatnya.

"Aku ingatkan! Kau seharusnya tidak berada di sini, ayolah seorang kekasih? Tinggal di rumah suami orang? Itu, sama sekali tidak pantas, apalagi kau sudah berbuat jauh, bagaimana jika kau memiliki anak hara---,"

"YAK! TUTUP MULUT MU SIALAN!" Yerin berteriak, tangan Yerin bahkan sudah terangkat ke atas, Yerin sangat tersinggung, apalagi sekarang Yerin memang sedang mengandung.

Jika tidak ada asisten Jang, mungkin Jisoo sudah habis di tangan Yerin, raut wajah Yerin nampak merah sekali, Yerin sama sekali tidak menerima ucapan Jisoo barusan.

"Aku dengar kau sudah 3 kali keguguran, dan kau juga sempat menjadi ibu dari anak berusia 3 tahun, tapi kenapa bayimu bisa meninggal? Apa karena kecerobohan mu, hm? Apa bayimu meninggal karena kau yang meletakkan sepanci air panas sembarangan, hingga bayimu bisa mat---,"

Plak

'aarrgh.'

Sangat nyaring, dengan kerasnya Jisoo menampar pipi Yerin, Yerin bahkan hampir terjatuh jika asisten Jang tidak menahannya.

Yerin langsung memengang pipinya, panas dan perih sekali, Yerin sampai memejamkan matanya beberapa saat karena rasa sakitnya yang memang sangat terasa.

Asisten Jang membulatkan matanya.

"N-nyonya k-kau tidak apa-apa, akan ku panggilkan dokter." ujar asisten Jang gemetar. Apalagi ketika ia melihat pandangan Yerin yang dilayangkan ke arah Jisoo, mata Yerin bahkan memerah, seperti sedang mempertahankan air mata di pelupuk matanya.

Beberapa maid dan juga Vee terbangun karena mendengar suara kegaduhan yang tercipta di ruang utama.

Vee melihat Jisoo yang sudah tersedu-sedu menangis dan Yerin yang hanya menatap Jisoo dengan semua amarahnya.

"Apa yang kalian lakukan, hah? Ini sudah malam!"

Ucap Vee seraya menjauhkan jarak Jisoo dari Yerin.

"Kenapa kalian bertengkar?" tanya Vee lagi. Tangan Vee terulur ke arah punggung Jisoo, dia menepuk-nepuknya pelan, penuh kelembutan.

Yerin bahkan melihatnya, sangat jelas tapi dia malah berpura-pura tersenyum dan menanggapi ucapan Vee dengan santai.

"Tanya saja pada istrimu." ungkap Yerin datar, sambil berjalan menaiki tangga.

How Did it End?

How did it end? [VEERIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang