7. Back Again?

1.3K 164 118
                                    

⚫🌚⚫🤪
Awas typo
.
.

Setelah cukup lama saling menyesapi benda tak bertulang hingga terlihat membengkak, Yerin lebih dulu mendapatkan kesadarannya, ia refleks membuang wajahnya ke samping hingga Vee tidak bisa merasakan bibir Yerin lagi. Vee hanya mampu menempelkan bibirnya pada pipi Yerin.

Membuat Yerin langsung mendorong tubuh Vee agar menjauh, Yerin juga sesegera mungkin mengelap bibirnya yang terasa begitu basah karena pertukaran saliva tadi.

Tanpa mengatakan sepatah dua patah kalimat pun, Yerin bangkit dari duduknya lalu berjalan keluar dari ruangan sana, membiarkan Vee yang terdiam melihat kepergiannya.

Vee membuang napas pelan, memejamkan matanya seperti merasakan kehampaan pada dirinya.

.

Jenjangnya terhenti kala Yerin dengan sengaja menatap mata Jisoo, terbesit perasaan bersalah terhadapnya, Yerin baru saja melakukan hal bodoh karena terpengaruh oleh pesona Vee.

"Apa kau sudah memaafkan suamik--"

"Bilang saja padanya, jangan menggangguku lagi, urusi saja hidup kalian."

Yerin sekilas melihat Nara, "Aku akan tinggal di apartemen." tutur Yerin segera pergi dengan perasaan yang tidak menentu.

Sejak kejadian itu, Yerin kerap kali merasakan hal yang aneh, seperti perasaan yang tidak asing baginya Yerin juga sering merasa sedang Dejavu, baginya Vee adalah orang pertama yang mampu membuatnya linglung tak tentu arah.

Sudah lebih dari satu pekan Yerin di Korea, dalam kurun waktu tersebut Yerin hanya beberapa kali bertemu dengan Vee lagi, Yerin kerap menghindar karena jujur dia merasa begitu kacau jika berada di dekat pria itu.

Yerin sudah bilang agar Vee tidak mendekatinya lagi, sungguh Yerin bahkan tidak mengenal siapa Vee sebenarnya, tapi kenapa pria itu selalu menguntit seakan jika mereka sudah saling mengenal begitu jauh.

"Kau akan pulang ke Amerika lagi? Apa tidak bisa tinggal di sini?" Jekey bertanya ketika melihat Yerin yang menyuruh beberapa pelayannya untuk mengemas semua barang-barangnya dari dalam kamar.

"Tentu saja, kekasihku di Amerika jadi aku tidak boleh meninggalkannya lama-lama." jawabnya seraya beralih memperhatikan ujung kukunya.

"Kekasih?" ulah Jekey bertanya lagi.

Yerin malah mengangkat kedua bahunya lalu berjalan untuk menghitung koper yang di dorong oleh para pelayan.

"Nara, Yerin sudah mempunyai kekasih?" Jekey tidak bisa diam begitu saja, yang ia tahu selama ini Yerin selalu menolak secara mentah beberapa pria yang tertarik padanya.

"Yang dia maksud adalah uang, Yerin menganggap uang sebagai kekasihnya, satu kali jepretan nominal di rekeningnya meningkat begitu saja." jelas Nara yang ikut pergi untuk mengikuti kemana Yerin melangkah.

"Aah ternyata uang." ujar Jekey seraya memperhatikan mereka yang semakin jauh dari pandangan.

Jekey sangat kagum dengan sikap Nara, meski pun dia berasal dari keluarga yang berada juga, tapi Nara lebih memilih untuk bekerja bersama Yerin, menjadi penata busananya.

Tidak hanya itu Nara juga sebenarnya selalu memperhatikan apapun dari tubuh Yerin, bahkan Nara sendiri yang mencatat tanggal datang bulan milik Yerin. Sejauh itu.

.

"Butuh waktu satu minggu wajahmu bisa mulus kembali, aku harap kau tidak melukainya lagi, aku kerepotan saat kau terus meminta agar wajahmu terbebas dari goresan luka itu sesegera mungkin, kau tahunya meminta saja tanpa hapal bagaimana rasa repot."

How did it end? [VEERIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang