26. Perfect family

1.9K 173 97
                                    

Happy reading 🐻

Happy reading 🐻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Faktanya sejak melihat bagaimana perjuangan Yerin untuk melahirkan Kim Yumna, putri kecilnya. Vee jadi tidak ingin menambah anak lagi, Vee pikir satu saja cukup, Vee tidak ingin melihat Yerin kesakitan lagi, hanya sekali saja dan beruntungnya Vee mempunyai bayi perempuan lagi.

Vee senang, sangat senang.

"Sayang aku sudah bilang jangan tidurkan Yumna sebelum aku pulang." Vee agaknya sedikit merajuk kala melihat Yumna sudah memejamkan matanya dengan mulut yang terus menyedot ujung dada milik Yerin.

"Lain kali pulangnya jangan terlalu malam, aku tidak bisa memaksa Yumna untuk terus terjaga, sedari tadi dia nangis."

"Tadi aku ada meeting dadakan." jawab Vee lesu.

Baru saja Vee ingin menyentuh pipi Yumna tapi Yerin dengan sigap melarangnya.

"Jangan asal pegang, mandi dulu sana! Enak saja nanti anakku sakit."

"Astaga aku sudah mandi, di kantor."

"Yasudah cuci tangan sana, kau menyetirkan?"

Tanpa menunggu waktu lagi, Vee langsung menurut, dia segera melangkah ke wastafel untuk mencuci tangannya, Vee juga lebih dulu mengganti bajunya dengan baju tidur.

Hanya beberapa menit, sebenarnya tidak lama, Vee sudah bergabung di atas kasur, tentunya dengan Yumna di tengah.

Bahkan Yumna seperti enggan melepaskan sumber minumannya itu dari mulutnya.

"Sayang bangun." Vee mulai mengganggu Yumna, mulai dari menciumi pipinya dan menekan-nekan lembut pipinya.

"Besok saja Vee, dia sedang tidur." tegur Yerin.

"Anakku jika sudah ketemu dadamu tidak bisa di ganggu, mulutnya tidak bisa lepas, lihat padahal tidur tapi dia terus mengemut." ujar Vee seraya terus melihat Yumna yang tidak mau melepaskan mulutnya.

"Rin, coba kau lepaskan." titah Vee pada Yerin.

"Dia akan nangis Vee, kau pikir menenangkannya mudah?"

"Aku ingin melihat reaksinya." jawab Vee memohon.

Yerin memutarkan matanya meski pada akhirnya Yerin menurut karena memang Yerin sendiri sudah sangat pegal.

Sangat pelan, pelan sekali, seperti tidak ingin mengusik, Yerin mencoba menarik dadanya menjauh dari mulut Yumna. Beberapa kali juga saat Yumna sudah berhenti mengemut dan merasa jika benda kecil di mulutnya mulai melonggar Yumna segera menghisapnya, jauh lebih kuat.

Membuat Yerin menghela nafas karena isapan daribmulut Yumna malah lebih kuat dari pada yang tadi.

Beberapa saat, setelah di rasa Yumna sudah tenang kembali, dengan satu tarikan lembut Yerin melepaskan ujung dadanya dari mulut Yumna.

How did it end? [VEERIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang