.
.
.Aneh sekali.
Vee bisa merasakannya, keanehan pada perut yang kini ia usap, jujur perut ini sedikit lebih besar, jika boleh dikatakan Vee bisa menyentuh beberapa helai bulu tipis yang ada di perut ini. Padahal Yerin sama sekali tidak memiliki bulu setipis apapun di tubuhnya, Vee tahu itu, tahu sekali.
Awalnya Vee memang tidak terlalu memperdulikan, tapi lama-kelamaan mata Vee yang setengah sadar mulai terbuka lebar saat tangannya di tepis secara kasar dan....
"Vee, kenapa kau tidak bisa diam! Kau sangat mengganggu ayah! Kenapa tanganmu liar sekali? Kau terus memasukkan tanganmu ke dalam baju ayah, itu apa gunanya, nak?!" tanya ayahnya, geram. Tuan Kim mendudukkan dirinya seraya mengacak rambut bagian belakang yang mulai berubah, sangat kacau, waktu tidurnya di ganggu, oleh Yerin dan juga Vee.
Vee juga langsung mendudukkan dirinya, saat tahu yang tidur dengannya bukan Yerin melainkan, ayahnya?
Vee melihat telapak tangan yang ia gunakan untuk mengusap perut ayahnya dengan, miris.
"Kenapa ayah tidur di sini?!" Vee bertanya seakan frustasi dengan apa yang baru ia alami.
"Kenapa bertanya padaku? Kau harusnya memborgol dia jika sedang tidur! Semalam, dia dengan sangat santainya mengetuk pintu kamar ayah, l-lalu---," tuan Kim lebih dahulu membuang napasnya, seakan belum percaya dengan apa yang sudah dilakukan Yerin padanya, semalam.
Tuan Kim menatap wajah Vee, setengah serius.
"Vee kau harus terus berdoa! Doakan anakmu agar dia mewarisi gen dari ibunya sedikit, kalau bisa, tidak memilikinya sama sekali."
Vee menaikkan salah satu alisnya.
"Jika anakku tidak seperti Yerin, itu akan sangat aneh ayah, artinya bibit yang dikeluarkan Vee tidak tercampur secara sempurna di tubuh Yerin."
Tuan Kim terdiam, mencoba untuk memahami maksud Vee barusan.
"Kau ini bicara apa sih Vee?" tanyanya yang sebenarnya sudah sangat paham apa yang dikatakan oleh putranya barusan.
Vee mengulum senyumnya, rasanya ingin tertawa.
"Ayah juga bicara apa? Jangan ke arah sana, aku tahu memikirkan ayah sangat jorok."
Terlihat juga tuan kim sedang mengendalikan ekspresi wajahnya, malah sekarang ayah dari Kim Vee itu sudah turun dari atas ranjang, seperti sedang menghindar.
"Sudahlah, lebih baik ayah pergi ke dapur, ibumu pasti sudah bangun, dan ya lain kali usaplah perutmu sendiri!" ucapnya sembari berjalan menjauh.
Vee tidak menanggapi, dia malah menggerakkan kedua bahunya ke atas.
.
Kira-kira sudah 10 menitan Yerin bergabung dengan calon ibu mertuanya di dapur. Yerin sama sekali tidak menawarkan jika dia ingin membantu memasak. Tapi, dengan sendirinya, tanpa di suruh Yerin ternyata sangat gesit dalam memotong dan memasak rempah-rempah.
Nyonya Kim sampai tertegun.
"Sayang kau bisa masak?"
"Hm, aku memiliki beberapa koki di rumahku yang di Amerika. Tidak sering sih, hanya sesekali aku melihat mereka memasak dan menurutku memasak tidak sesulit yang di bayangkan." jawab Yerin.
Sekarang bisa di lihat, respon Yerin terhadap nyonya Kim sudah mulai berubah, Yerin sangat nyaman jika berada di dekat ibu kekasihnya ini, sampai tidak ingin jauh karena Yerin merasakan kehangatan seorang ibu.
"Kau sangat pintar, pantas saja Vee tertarik denganmu, tapi kau juga harus hati-hati pisaunya sangat tajam, jangan sampai jarimu tergores sedikit pun."
KAMU SEDANG MEMBACA
How did it end? [VEERIN]
Fanfiction"Tenang saja Yerin tidak akan ingat kalian, Yerin disuntik serum penghilang ingatan sejak dia mengalami peristiwa yang membuatnya berantakan, orang tuanya takut jika Yerin gila jadi mereka memutuskan untuk menghapus semua ingatan Yerin agar memulai...