.
.
.Sakit, sakit sekali, Jisoo sampai harus membekap mulutnya. Jisoo mendengar semuanya, apa yang Vee ucapan pada Yerin. Sangat menusuk, hatinya seperti terhimpit benda tajam dan langsung menembus tepat ke ulu hatinya.
Kenapa Vee tidak bilang? Kenapa Vee selama ini bersikap sangat baik? Jisoo pikir Vee sudah mencintainya, jika saja Jisoo tidak ke sini, apa Vee akan terus berpura-pura menjadi seorang suami yang baik?
Sungguh, air mata Jisoo benar-benar tidak mampu berhenti mengalir, pernyataan Vee pada Yerin, itu sangat menyakitkan.
Bahkan ketika Jisoo dan Vee menikah pun, ada banyak kejanggalan pada diri Vee, Jisoo benar-benar seperti mengabaikan hal tersebut, dan kini, Jisoo menyesalinya. Kenapa? Kenapa Jisoo tidak menyingkirkan Yerin saja?!
"Aku tidak mencintai wanita manapun, hanya kau."
Kalimat Vee terus berputar dipikiran Jisoo, kalimat yang sangat menyayat hatinya.
.
"APA? Vee selingkuh? Kenapa kau tidak bilang hah? Di mana dia sekarang, akan ku beri pelajaran wanita sialan itu."
Tubuh yang tidak tegap itu berbalik menghadap sang putri, fokusnya bukan pada ikan-ikan di kolam lagi, tapi pada Jisoo yang kini menangis tersedu.
"Iya ayah hiks dia Yerin, dia mengambil Vee dariku, mereka berdua juga sudah tidur bersama dan hiks s-sekarang Yerin sedang mengandung anak Vee."
Rahangnya seketika mengeras, buku buku kukunya memutih saat kepalan tangan keriput itu kian mengerat.
"Ayah benci wanita pengganggu." umpatnya dengan tatapan mata yang tajam.
****
Tidak disangka, Vee baru saja membuat Yerin tertawa, meski tawa kecil tapi itu sungguh hal yang langka.
Mungkin Yerin mengigit bibir Vee terlalu lama sampai Vee terus meringis, Yerin sama sekali tidak kasian dia malah puas dengan apa yang ia lakukan.
"Aaaww sayang kau bisa menggigitnya dengan pelankan? Bibirku tambah sobek, ini perih."
Vee begitu manja, dia mengadu seraya menelusupkan wajahnya ke perut Yerin, membuat Yerin merasa senang, senang sekali.
"Aku sering membasahi bibirku dengan lidah, ini sangat perih, aku tidak bohong sstt-- aww." Lanjut Vee lagi.
"Yasudah jika perih pergilah ke dokter, jangan bicara padaku, itu tidak ada gunanya." Yerin menjawab dengan santai, tanpa ada rasa iba sedikitpun.
Vee mengubah posisinya, Vee duduk kembali dengan wajah yang bisa Yerin lihat dengan jelas sekarang.
Rambut Vee sangat berantakan, tidak teratur sama sekali, wajah Vee juga penuh luka, apalagi dibagian hidung dan di pinggir bibir.
"Wajahmu sangat kacau Vee, tapi terlihat keren dengan luka seperti itu, tulang hidungmu juga retak tapi menurutku, itu benar-benar bagus."
Yerin berkata dengan mata yang terus memperhatikan wajah Vee, bahkan tak jarang mereka saling bertatapan, saling memperhatikan wajah satu sama lain.
"Sayang kau jahat."
"Hem aku tahu."
Vee tidak merespon, matanya diisi penuh dengan wajah Yerin. Cantik, cantik sekali, Vee sampai tidak mampu mencari objek lain selain wajah rupawan wanita nya ini.
Tatapan mereka seketika hancur karena pintu yang ditendang hebat oleh seseorang dari arah luar. Secara serempak juga Vee dan Yerin melihat ke arah sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
How did it end? [VEERIN]
Fanfiction"Tenang saja Yerin tidak akan ingat kalian, Yerin disuntik serum penghilang ingatan sejak dia mengalami peristiwa yang membuatnya berantakan, orang tuanya takut jika Yerin gila jadi mereka memutuskan untuk menghapus semua ingatan Yerin agar memulai...