Asupan buat kalian yang masih sedih😌🧐
selamat membaca:)
.
.
.Setiap lenguhan mengalun sempurna layaknya melodi yang mutlak ketika mereka sedang bergelut dengan gairahnya.
Sangat berantakan!
Meski Yerin sedang mengandung, tapi percayalah mereka benar-benar mencoba beberapa posisi yang baru. Vee sudah berusaha untuk melarang Yerin agak bergerak secara perlahan saja, tapi Yerin, dia terus memintanya sampai Vee kewalahan.
"Masih sakit? Nah kan sudah kubilang, jangan terlalu ekstrim." tegur Vee, saat melihat Yerin tidak kunjung membuka matanya, dan lebih sering meringis.
"Perut bagian bawahku sakit Vee, ini seperti ditusuk, sakit sekali Vee." ringis Yerin, kesakitan.
Vee segera memakai pakaiannya kembali, dia turun dari kasur lalu segera berjalan ke arah lemari untuk mengambil pakaian Yerin.
"Sayang pakai ini dulu, lalu ayo ke rumah sakit."
Di sini Yerin mulai menangis, seperti sudah tidak tahan dengan rasa sakitnya.
"Sakit Vee hiks, aww kenapa bisa s-sesakit ini." Yerin berusaha untuk mengusap perutnya, berharap rasa nyerinya bisa mereda.
Terlihat Vee yang kalang kabut, khawatir sekali ketika melihat Yerin untuk yang pertama kalinya seperti ini.
"Yasudah sayang, pakai bajunya pelan-pelan ya, sini." Vee hendak membantu Yerin untuk memakaikan baju, tapi Yerin menggeleng pertanda menolak.
"Sayang kita harus ke rumah sakit."
"Nanti Vee, i-ini nyeri sekali, pinggangku rasanya mau patah Vee."
Vee memejamkan matanya, lalu mendudukkan dirinya dan berusaha membantu mengusap perut Yerin.
Sebenarnya, Vee sungguh tidak tega melihat Yerin yang meringis seperti ini.
"Sayang pakai bajunya ya, kau sudah sangat pucat." ujar Vee khawatir.
Yerin sama sekali tidak menjawab, dia memejamkan matanya sembari menahan rasa nyerinya.
Tanpa mengulur waktu Vee segera membantu Yerin untuk berpakaian, dia tidak mungkin membiarkan kekasihnya terus menahan sakit.
Tubuh Yerin gemetar, rasa panas di pinggang mulai menjalar kembali, Yerin kembali menangis saat dirasa jika nyeri perutnya mulai bertambah, perutnya seperti akan robek.
Setibanya di rumah sakit, beberapa perawat segera membawa Yerin ke ruang darurat. Entah apa yang dilakukan suster dan dokter di dalam sana yang pasti Vee tidak diizinkan untuk masuk meski memaksa sekalipun.
Vee langsung mengeluarkan ponselnya, dia harus segera menghubungi keluarga Yerin dan juga keluarganya.
Beberapa saat, ketika Vee sedang menunggu tepat di pintu ruang icu dokter keluar dari dalam sana.
"Bagaimana dokter?" Vee bertanya dengan raut lesunya.
Dokter mengangguk.
"Apa kalian baru melakukannya?" ujar dokter balik bertanya. Vee segera mengangguk.
"I-iya, tapi yang aku tahu, tidak akan jadi masalah jika berhubungan dengan wanita yang usia kehamilannya sudah mencapai titik akhir."
Dokter itu mengangguk kembali, seperti menyetujui ucapan Vee barusan.
"Iya seharusnya tidak ada masalah, bahkan bisa dikatakan melakukan itu baik bagi ibu hamil yang sebentar lagi akan melahirkan, ini juga tidak akan membahayakan bayi karena sudah ada dinding alami yang melindungi jabang bayi, malah hal ini bisa meningkatkan kesehatan emosional calon ibu, kontraksi yang dialami sesudah melakukan itu seharusnya ringan karena memang sama sekali tidak akan melukai bayi, ada lendir tebal yang menutup leher rahim, juga kantung ketuban dan otot-otot kuat disekitar rahim, jadi tidak mungkin bayi terluka."
KAMU SEDANG MEMBACA
How did it end? [VEERIN]
Fanfiction"Tenang saja Yerin tidak akan ingat kalian, Yerin disuntik serum penghilang ingatan sejak dia mengalami peristiwa yang membuatnya berantakan, orang tuanya takut jika Yerin gila jadi mereka memutuskan untuk menghapus semua ingatan Yerin agar memulai...