Follow+komentar+vote 😚
.
.Vee rasanya tidak percaya sama sekali.
Di sana, Yerin memakai seragam sekolah, dia sudah tersungkur tapi berusaha menggapai kaki Jisoo dengan merangkak. Yerin terlihat kacau, dia menangis, memohon dan kerap menyatukan kedua tangan, tanpa perduli dengan harga dirinya.
Kira-kira vidio itu berdurasi sekitar 2-4 menitan, Vidio yang memperlihatkan sengsaranya seorang Lyn Yerin.
Vee menatap Yerin.
"Kenapa tidak melawan?! Kenapa kau hanya memohon seperti tidak punya rasa malu, hm? Kenapa kau malah pergi menemui wanita sialan itu daripada, menemuiku, hah? Rin, apa kau terlahir tidak memiliki akal?" sarkas Vee terdengar sangat jelas dan dingin.
Yerin melihat sekilas ke arah Vee, tatapan Vee sangat tajam, mungkin marah, marah sekali.
"Aku memang bodoh waktu itu, aku hanya ingin Jisoo pergi, aku ingin Jisoo melepaskanmu karena kau tidak ingin melepaskan dia." Yerin berkata sembari memperhatikan kuku-kukunya.
"Lihat aku!" titah Vee tegas.
Yerin tidak menurut sama sekali, membuat Vee langsung membawa paksa wajah Yerin untuk menghadap ke arahnya.
"Kenapa kau melakukan itu? Situasinya berbeda sayang, aku pasti akan melepaskan Jisoo bagaimana pun caranya, jika tahu kau sedang hamil. Ini bukan perkara yang kecil, kenapa kau tidak langsung memberitahuku, hem? Selama ini aku seperti orang gila, aku terus mencarimu---,"
"Sudahlah, aku tidak ingin membahasnya lebih lanjut, kau dan Jisoo juga sudah menikah, aku juga sudah keguguran, tidak perlu dibahas lagi."
Vee memejamkan matanya sebentar, Yerin menjawab seakan hal tersebut hanyalah sebuah hal kecil.
"Bukan seperti itu sayang, aku hanya merasa lebih brengsek lagi, aku tidak bisa melakukan apa-apa bahkan ketika wanitaku menderita. Waktu itu, jika kau bersabar, sedikit lagi, demi Tuhan aku tidak akan menikah dengan Jisoo apapun alasannya, kau hanya terburu-buru untuk menyakitiku."
Yerin melihatnya, penyesalan yang luar biasa dari tatapan Vee, padahal ini tidak sepenuhnya salah Vee. Yerin juga sebenarnya tidak memiliki dendam apapun pada Vee, dia hanya kesal, ketika ingat jika Jisoo sudah beberapa kali menyentuh pria miliknya.
Yerin menatap mata Vee, lebih dalam. Yerin juga mengulurkan tangannya tanpa sadar, dia mengusap pipi pria itu.
"Aku sudah ingin memberitahumu, tapi kakakku bilang dia yang akan memberitahumu, semuanya. Kakak menyuruhku untuk tetap diam, tapi aku tidak bisa diam saja, waktu itu aku memakai seragam sekolah lagi, aku menemui Jisoo---"
Yerin mengingat semuanya, setiap kata-kata kasar yang Jisoo layangkan. Meski Yerin pergi dengan para bodyguard-nya tapi di sana Jisoo tidak takut sama sekali. Nara juga sigap membidikkan camera ponselnya dan merekam semua kejadian itu.
Kejadian, yang menganggu ketenangan Aster di dalam rahim Yerin.
Yerin meloloskan air matanya, dia segera menunduk dan menghapus air matanya.
"Kupikir Jisoo wanita yang lugu, tapi itu semua hanya manipulasi saja, sama seperti kakakku."
Yerin melihat lagi ke arah Vee.
"Setiap hari kakakku memaksa ku untuk meminum obat, dia tidak pernah absen. Aku sangat bodoh, aku meminum obat yang mampu melenyapkan Aster dariku, jika saja aku tidak menurut mungkin sekarang Aster sudah mampu meminta apapun yang ia mau padaku."
Hati Yerin rasanya sakit sekali, setangguh apapun Yerin, tetap saja dia seorang wanita biasa yang mampu menangis karena mengingat kejadian di masa lalunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
How did it end? [VEERIN]
Fanfic"Tenang saja Yerin tidak akan ingat kalian, Yerin disuntik serum penghilang ingatan sejak dia mengalami peristiwa yang membuatnya berantakan, orang tuanya takut jika Yerin gila jadi mereka memutuskan untuk menghapus semua ingatan Yerin agar memulai...