# 23

249 11 0
                                    

Allena membuka matanya. Menoleh kearah shofa, dimana axe sedang tiduran disana. Pria itu pasti kelelahan karena dirinya.

"Maafkan aku axe". Batin allena. Menggigit bibir bawahnya. Berusaha menahan air mata yang ingin tumpah kembali.

Melihat bagaimana tenangnya axe tidur membuatnya sadar kalau ia tidak bisa melupakan pria itu saat mereka berpisah nanti. Air matanya menetes. Dengan cepat mengusapnya.

Bangkit dari ranjang rawat. Gerakannya berhenti seketika. Meringis pelan. Luka dibawah sana masih terasa sangat sakit.

"Kau ingin kemana?

Allena tidak berharap axe bangun. Oh sial. Allena tidak ingin axe terlalu mengkhawatirkannya terlalu berlebihan. Itu hanya akan membuatnya merasa semakin bersalah.

"Kekamar mandi".

Axe dengan cepat membantunya.

"Ada lagi? Tanya axe begitu allena selesai dari kamar mandi.

Allena menggeleng sebagai jawaban. Kembali keranjang dengan dibantu axe.

"Tidur disini saja".meraih tangan axe saat pria itu berniat ingin kembali keshofa.

Axe menatapnya."kau merasa takut lagi?

Menggeleng."aku hanya ingin tidur bersama mu".

Malam semakin larut. Namun axe belum bisa tidur. Hembusan napas tenang allena menerpa lehernya. Sementara tangan wanita itu berada tepat ditubuhnya.

Axe masih berusaha memahami kejadian yang sebenarnya. Bagaimana bisa seseorang masuk kedalam rumahnya? Hanya ia dan allena yang tau tentang rumah barunya itu. All bahkan tidak tau.......tunggu dulu! Ucapan william kembali singgah diotaknya.

All menyelamatkan allena? Bagaimana caranya all masuk kerumah? Apa allena memberitahu all password rumahnya?

Matanya mengicing kuat. Beberapa persen otaknya menerjemahkan kalau semua ini hanya bohong. Dan beberapa lagi mengartikan kalau all penjahat sebenarnya. Dan sisanya, otak bagian besarnya mengatakan kalau kejadian itu hanya akal-akalan ayahnya agar ia melepaskan allena.

Menghela panjang. Kelopak matanya kembali terbuka. Kenapa ia merasa bagian ini hanya merugikannya sendiri. Apa itu salah?

Mengelus kepala allena dengan lembut. Ia tidak mau kalau harus menceraikan allena. Bagaimanapun juga, ia sudah terlanjur mencintai wanita itu. Jangan sampai ia kehilangan orang yang ia cintai lagi seperti dulu.

Allena merasa tidak pantas mendapatkan dekapan hangat ini. Namun aroma tubuh axe begitu menenangkannya. Membuatnya enggan untuk menjauh walaupun sedikit.

Ia bisa merasakan axe menghela napas panjang. Tak lama sebuah elusan lembut dikepalanya.

Oh tuhan. Bisakah nanti saja ia merasakan sentuhan ini? Nanti, saat ia benar2 tidak merasa begitu bersalah.

Karena ia sudah banyak membohongi pria yang tulus mencintainya.

.

Xender berdiri dipersimpangan lorong menghadap kearah kamar rawat allena.

Disana. Tepat didepan pintu kamar allena. Seseorang berdiri. Xender tak kenal siapa itu. Tapi yang pastinya, dia seorang pria.

"All? Gumam xender. Melihat wajah orang itu saat menjauh dari sana.

Menggenggam erat kantong kresek yang ada ditangannya. Ia memang masih agak membenci axe. Tapi ia tidak bisa melihat axe sedih.

"Apa all menghianati axe? Batinnya. Sosok all menghilang dibalik dinding.

CRAZY XENZERLAND 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang