CRAZY XENZERLAND 2

# 7

Anyeong semuanya
Ketemu lagi dicerita ini
Vote sebelum membaca
Komen setelah membaca
Semoga cerita ini menghibur
Selamat membaca......😀😀

.

Mulut all terbuka lebar beberapa kali. Matanya sesekali terpejam karena mengantuk. "Boleh aku pulang? Paraunya.

"Hm. Kau boleh pergi".

All langsung keluar. Axe sialan. Mengganggu tidurnya hanya karena wanita itu ingin makan. Dan menyuruhnya membelikan makanan. Parahnya lagi di jam seperti ini.

Allena makan dengan lahap. Axe memperhatikannya dengan tangan bersilang didada. Memandang allena terlalu lama, membuat dirinya diserang rasa kantuk yg begitu kuat.

"Mau kemana?

"Kekamar mandi".jawab allena. Padahal ia baru saja melihat axe memejamkan mata. Sepertinya axe sangat peka pada setiap gerakannya.

"Aku bisa sendiri".tolak allena saat axe ikut berdiri. Sudah pasti pria itu ingin menemaninya keluar. Apa axe takut ia kabur?

Kepala axe bergerak agar allena segera mendahuluinya.

"Kau tidak perlu menemani ku. Aku-".

"Disini tidak aman".potong axe."cepat".

Dengan terpaksa allena membiarkan axe mengikutinya. Dua pria besar itu memberi jalan saat allena dan axe keluar. Axe mengikutinya dibelakang.

Apa yg ada dipikiran axe? Axe pikir ia bisa kabur dan melewati anak buah axe yg bertubuh besar itu? Allena yakin. Pasti di setiap sudut rumah sakit sudah ada penjaganya. Bukankah itu terlalu berlebihan?.

.

Rumah yg sangat mewah? Tidak. Rumah ini sangatlah sederhana. Allena pikir rumah axe lebih mewah dari rumah all. pikirannya salah. Ternyata axe seorang CEO yg suka kesederhanaan. Rumah ini tidak seperti rumah pejabat tinggi biasanya. Rumah ini hanya memiliki satu lantai. Dindingnya pun tidak tembok. Hanya papan kayu ek coklat yg mengelilingi rumah ini.

Ruangannya pun tidak besar. Ruang tamu hanya mampu menampung sepuluh orang. Mungkin bisa sedikit lebih. Disini juga hanya ada satu kamar. Kamar milik axe.

"Lalu? Dimana kau menempatkanku?

Axe hanya diam. Tangannya sibuk mengetik sesuatu diponselnya.

"Oke. Aku akan terima kalau kau memperbolehkanku tidur dishofa. Itu sudah cukup".

Axe melangkah. Masuk kedalam kamarnya. Menghela napas panjang. Ini keputusan terburuk dalam hidupnya.

Menekan tombol hitam disela-sela bajunya. Nampaklah sebuah ruangan yg selama ini axe rahasiakan. Oke. Semua sudah terjadi. Ia sudah membawa wanita itu kedalam rumahnya. Tentu ia harus berbagi sedikit hal dengan wanita itu. Seperti tempat untuk tidur mungkin.

.

"Hanya ada satu kamar mandi disini. Gunakan dengan baik. Kau tidur disini. Jangan keluar sebelum aku memanggilmu untuk keluar".

Allena yg tadi sibuk meneliti ruangan itu langsung menatap axe."apa harus begitu? Kau berniat mengurungku?

"Turuti saja ucapanku!