# 25

248 14 0
                                    

All dengan cepat berlari kearah tubuh axe yang tumbang ketanah. Darah mengucur dari kepala pria itu.

"Kau tidak boleh mati! SADARKAN DIRI MU, AXE! teriak all.

Pandangan buram axe menangkap sosok allena berdiri tak jauh darinya.
"Biarkan aku mati".bisik axe tak sanggup untuk bicara.

Edric sendiri mematung ditempat berdirinya. Melihat tangan allena gemetar dan pistol ditangannya. Apa yang allena lakukan?

"SIAL. JANGAN CUMA BERDIRI DISANA. BANTU AKU BRENGSEK".panik all.

Edric mengalihkan perhatiannya pada axe yang sudah tak sadarkan diri. Dengan cepat membantu all mengangkat tubuh axe kemobil. Dan membawa pria itu kerumah sakit.

Tubuh allena jatuh berlutut ketanah. Melihat sisa darah axe yang menggenang ditanah. Tangannya luar biasa gemetar. Ia baru saja menembak axe. Axe yang menodongkan pistol dikepala kakaknya dan menembak pria itu saat kakaknya merebut pistol yang berada ditangan axe untuk menembak dirinya sendiri.

Apa yang sudah ia lakukan? Kenapa ia tidak menunda apa yang tidak harus ia lakukan?

Axe. Pria yang ia cintai terluka karenanya. Bagaimana kalau axe mati?

Menghapus air matanya. Bangkit berdiri."jangan mati".isaknya."kau belum memaafkan ku".

.

Semua berkumpul dirumah sakit. Edric juga termasuk disana. Dan mereka yang tidak tau siapa edric hanya diam tanpa ingin bertanya siapa pria pendatang baru itu. Mereka hanya fokus dengan keadaan sekarang.

Axe benar-benar kritis. Rapalan do'a terus keluar dari mulut william. Xender juga melakukannya.

Sedangkan kenzia, tidak ada yang memperbolehkan wanita itu ikut kerumah sakit. Deff sedang demam. Mungkin deff memiliki kontak batin dengan axe. Dari malam sebelum kejadian, deff sangat rewel. Tangisnya juga tak mau berhenti saat anak itu belum tidur. Kenzia menjadi bingung sendiri. Xender juga ikut pusing mengurusi deff yang menjadi sangat rewel untuk pertama kali. Kalian tentu tau kalau deff biasanya sangat nyaman dimana saja ia berada. Anak itu sangat jarang menangis. Kecuali saat ingin asi atau saat pipis dipopoknya. Deff bukan anak yang cengeng.

Dimana all dan allena? Itu juga terbesit dipikiran xender. Hanya dua orang itu yang tidak ada dirumah sakit saat ini.

Helaan napas panjang xender terdengar. Menatap edric yang duduk diseberangnya.

"Sebenarnya apa yang sudah terjadi? Tanya xender tanpa ingin basa-basi terlebih dahulu. Ia memang penasaran dengan siapa pria itu. Tapi kejadian sebenarnya lebih penting sekarang.

Xender bisa melihat pria itu mengicingkan matanya lalu menghela pendek."apa yang akan kau lakukan kalau aku yang menembaknya? Menatap xender.

Xender berusaha untuk tetap tenang."kau menembaknya?
Kalau iya. Aku akan menguliti mu, lalu membunuh mu".geram xender.

Edric mendengus sinis. Sudah ia duga akan hal ini. Adik mana yang akan tinggal diam saat kakaknya tersakiti. Terlebih lagi seperti axe yang saat ini berada diambang kematian. Dan xender sang adik yang ingin tau kejadian sebenarnya.

"Kau bisa membunuh ku sekarang juga".

Xender menark napas sebelum berucap."bukan kau yang melakukannya. Jadi aku tidak akan membunuh mu. Dan juga, bukankah axe yang lebih pantas untuk melakukan itu? Aku akan ikut campur kalau itu benar2 merugikan pihak kami, XENZERLAND".

Ucapan terakhir xender menutup pembicaraan. Edric maupun xender tidak ada yang lagi bicara. Sama halnya dengan william. Pria paruh baya itu terus berdiri didepan pintu operasi.

CRAZY XENZERLAND 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang