Hari-hari berjalan seperti biasanya. Kini sang fajar mulai menampakkan dirinya dari arah timur. Jam weker pun turut berbunyi untuk membangunkan pemilik kamar itu.
Kriiinggg.....
"Berisik" Adhara memukul keras jam itu hingga tak berbunyi lagi.
"Jam berapa sih emang" ia nampak mengucek matanya berulang kali namun pandangannya masih saja kabur.
"Mataku minus kah?" tanyanya pada diri sendiri.
Setelah seperkian detik ia mulai membeku seusai melihat jarum pada jam weker itu. Lalu ia tersadar seakan-akan nyawanya kembali utuh memasuki dirinya.
"Weh gila udah hampir jam setengah tujuh loh" Adhara bergegas lari ke kamar mandi lalu berganti pakaian.
Mengambil buku sesuai jadwal dengan terburu-buru, memasang dasi dan sepatu. Setelah itu ia menutup tas punggungnya dan menenteng dengan tangannya lalu berlari untuk sarapan bersama.
"Selamat pagi putri tidur" ejek kakaknya.
"Gak lucu" sarkas Adhara sambil menarik kursi makan dan mengambil roti dengan selai cokelat.
"Kalau makan pelan-pelan napa dek" saran Alderic sambil meneguk pelan susu kemasannya.
"Uhuk uhuk...a-air. Air woi air" perintah Adhara kepada kakaknya.
Dengan cepat Alderic pun mengambil segelas besar air putih untuk adeknya.
"Buset dikira gue mau lomba makan pedes apa?" ejek Adhara karena gelas yang kakaknya berikan sangat besar.
"Oh iya, mama sama papa kemana?" tanya Adhara pada kakaknya yang sudah siap untuk berangkat.
"Ke rumah sakit" jawabnya sambil berjalan menuju rak cuci piring.
"Ooh pantesan sepi bener nih rumah"
"Ayok kak berangkat" Adhara memerintah kakaknya untuk segera berangkat dengan mulutnya yang penuh dengan roti selai tadi.
"Makan di habisin dulu lah!" teriak Alderic dengan tegas untuk mengurangi kebiasaan buruk adiknya satu ini.
Adhara pun mengangguk dan duduk kembali sembari menghabiskan roti di mulutnya. Tak lupa ia juga meminum susu putih kemasan kesukaannya. Ia meneguknya cepat hingga tandas.
"Ahh, ayok kak. Aku dah selesai dah nurutin perintah kakak ayok berangkat dah telat" ucapnya sambil menarik lengan kakaknya
"Ih siapa suruh bangun kesiangan. Gak baik tau cewek bangun siang gitu" Alderic mengomeli adiknya tanpa henti.
"Harusnya kamu kalau jadi cewek itu kaya..." kakaknya masih melanjutkan ocehannya, namun Adhara memasang headset dan mendengarkan lagu dari handphone miliknya.
"Denger gak tadi aku ngomong apa"
"Iya iya kakak bawel ayok berangkat" Adhara menaiki sepeda motor kakaknya dan melaju cepat menuju sekolah Adhara.
Sesampainya di sekolah, ia berlari untuk sampai di kelasnya. Akhirnya ia pun sampai sebelum waktu pelajaran pertama.
"Hah hah hah... Untung aja gak telat" Adhara terengah-engah sehabis berlari dari gerbang ke kelasnya.
"Ngapain lari neng?" tanya Elmeira.
"Ya takut telat lah El"
"Untung aja ya si guru IPA belum kesini" lanjutnya.
"Heh kamu tidur apa gimana? Mana ada sekarang mapel IPA. Ngaco lama-lama nih anak" ucap Elmeira dengan entengnya sambil mengeluarkan buku catatan tugas-tugas dan jadwal-jadwal.
![](https://img.wattpad.com/cover/261793920-288-k403880.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alstroemeria [TAMAT]
Подростковая литератураBerkisah tentang sepasang sahabat masa kecil yang selalu bersama-sama menghadapi berbagai macam lika-liku kehidupan. Adhara. Seorang gadis periang yang selalu menutupi masalahnya dengan senyum manisnya, sehingga tidak ada seorang pun yang tau apa y...