Amarah

18 13 0
                                    

Saat kematian Hella karena tembakan tersebut banyak menyisakan kesedihan dan amarah. Termasuk amarah dari musuh Brian.

"KENAPA KAU MALAH MENEMBAK HELLA?!!"

"SAYA SUDAH MENYURUHMU BUKAN UNTUK. MEMBUNUH. BRIAN!!" ucapnya penuh amarah dan tekanan di tiap kata-katanya.

"Dan kau mencoba untuk kabur. Haaa?! Gak segampang itu kau kabur dari saya."

"Maaf bos, tapi sebelumnya saya memang membidik Brian bukan nyonya Hella. Saya berani bersumpah bos" ucap penembak itu dengan gemetar.

"Lalu... Kenapa bisa... MALAH MENEMBAK HELLA?!"

"Saya gak mau marah-marah, mending..." orang tersebut menepuk tangan beberapa kali.

Tak lama ada 2 orang berbadan lebih besar dan menyeret penembak tersebut secara paksa.

"BOS, SAYA BERANI BERSUMPAH BOS. SAYA MAU DI BAWA KEMANA?"

"Ikut kami" ucap kedua orang berbadan besar tersebut.

"Bos ampuni saya..... BOSSS!!!" teriak orang tersebut kepada orang yang ia panggil bos. Lalu diiringi oleh suara pintu yang di tutup keras.

Di dalam ruangan itu hanya ada seorang laki-laki yang terus berdiri menghadap kaca yang besar. Menampakkan bahwa hujan akan mulai turun, di bukalah sedikit salah satu jendela itu. Dersik angin melewati telinganya dan menyapu kulitnya yang berwarna kuning Langsat tersebut.

Hatinya teramat puspas karena kejadian itu, ia sedih tapi juga emosi. Ia gagal mendapatkan apa yang ia inginkan. Kini pupus sudah semua asa yang ia dambakan.

"Hella, kini kau abadi di atas sana. Meski kau membawa satu nama abadi dalam hatimu, tapi namamu akan abadi dalam hatiku. Selamanya" ucapnya penuh dengan kesedihan.

Hujan mulai turun, seakan ia tahu keadaan hati orang tersebut. Gemercik air hujan membasahi tanah di sana. "Meskipun kau telah tiada, aku akan tetap membalaskan dendam ku kepada suamimu" ucapnya dengan hati yang penuh dengan emosi.

"Aku Haldir. Akan membalaskan dendam kepada seluruh keluargamu, Brian Iston!" orang yang bernama Haldir itu berjanji dengan suara yang lantang dan tiba-tiba terdengar suara guntur yang sangat besar sekali.

Setelah berjanji seperti itu, Haldir pergi menuju kamarnya untuk beristirahat. Pikirannya sangat kacau hingga ia tidak bisa berpikir jernih. Sang rembulan mulai meninggi, hujan terus mengguyur tempat itu dan angin semakin dingin. Sungguh, malam yang suram.

❄❄❄❄❄

Beberapa waktu berlalu, suasana hati Haldir lebih baik dari sebelumnya. Baru saja ia selesai menghadiri meeting dengan kliennya. Ia pergi menuju sebuah danau yang terletak di pinggir kota. Suasananya sejuk sekali, ia ingat dulu ia pernah kesana bersama Hella. Ahh Hella lagi, mungkin nama itu seharusnya dilupakan sejenak, ia ingin menenangkan hati dan pikirannya.

Saat dia duduk di tepi danau ia melihat ada seseorang yang kelihatannya sedang emosi. Tampak ia melemparkan beberapa batu ke dalam danau. Awalnya Haldir tidak memperdulikannya, namun ia melihat orang itu akan menceburkan diri ke dalam danau itu.

"Hei...hei apa yang anda lakukan?!" teriaknya sambil melepas jas dan barang elektronik miliknya.

"Nona berhenti!" teriaknya sambil berlari.

Byurr....

Perempuan tersebut menceburkan dirinya. Haldir terdiam sebentar lalu mengambil ancang-ancang untuk berenang menyelamatkan orang tersebut.

Alstroemeria [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang