Waktu

18 12 0
                                    

Setelah kejadian penembakan waktu itu di Bogor, suasana rumah Brian yang megah, besar, dan penuh kehangatan. Kini berubah menjadi rumah besar yang sepi, dingin, dan penuh kenangan.

Seminggu sudah mereka ditinggalkan oleh Hella dan selama itu juga Brian terus merenung di dalam kamarnya. Mukanya terlihat pucat sekali akibat dia tidak memiliki selera makan. Namun seiring berjalannya waktu semua kembali seperti semula.

2 tahun kemudian...

Adhara, gadis kecil itu lebih suka berada di taman bunga dimana dia dan mamanya sering menghabiskan waktu bersama. Adhara kini sedang menanam bunga bersama seorang asisten rumah tangga disana.

Terdengar suara klakson mobil dari depan gerbang dan suara gerbang yang di buka lebar oleh satpam rumahnya.

Adhara terus melihat bunga Lili Peru yang di sukai oleh mamanya. Bunga itu terlihat indah sekali diterpa sinar matahari yang hangat. Karena hanyut dalam keindahan bunga itu, ia tak sadar ada seseorang yang mengendap-endap dari belakang dirinya.

HAP

Seseorang menutup kedua mata cantik milik Adhara.

"Ini ciapa?" (Ini siapa?) kata Adhara sambil memegang kedua tangan orang itu.

"Papa?" ia menebaknya.

"Kamu ciapaaa.... Huaaa...papa.." Adhara mulai menangis karena ketakutan.

"Hai cup cup ini aku" ucap orang itu sembari melepas kedua tangannya dari kedua mata Adhara.

Adhara menyesuaikan pandangannya, setelah pandangannya jelas ia langsung memeluk orang tersebut dan memekik keras namanya.

"KAK REAGEN!!"

"Hai hai, kenapa kamu nangis?"

"Kakak. Aku.. aku.. aku angen mama huuu huuu huuu" (kakak. Aku.. aku.. aku kangen mama) ucap Adhara sambil menangis tersedu-sedu dalam pelukan Reagen.

"Jangan nangis lagi. Aku kan disini, lagian kalau kamu nangis nanti mamamu juga sedih loh" bujuknya agar Adhara tidak menangis lagi.

"Iya kah?" sahutnya sambil beranjak dari pelukan Reagen.

"Iyaaa... Kamu gak percaya sama aku?" Reagen mencoba untuk meyakinkan Adhara.

"Aku percaya kok sama kakak!" serunya sambil memeluk tubuh Reagen lagi.

Reagen tampak senang melihat Adhara bahagia. Reagen kini telah masuk TK kecil dan Adhara berumur 2 tahun dan hampir menginjak 3 tahun dalam beberapa bulan lagi.

"Kamu sedang apa disini?" tanya Reagen.

"Lihat ini" ucap Adhara sambil menunjukkan bunga yang ia tanam.

"Waaaah cantik sekali bunganya!" seru salah seorang gadis.

"El. Kamu ikut juga, dhara kila El gak ikut kesyini" (El. Kamu ikut juga, dhara kira El gak ikut kesini)

Adhara mulai mendekati Elmeira dan memeluknya erat.

"Ayok main!" seru Adhara.

"Ayook!!" sahut El dan kakaknya bersama-sama dan semangat.

Mereka bermain petak umpet dan berkejaran di taman. Sedangkan di dalam rumahnya, kedua orang tua mereka sedang membicarakan sesuatu.

"Apa kamu akan menikah lagi?" tanya Jonathan.

"Iya, dan aku telah menemukan ibu yang tepat untuk anakku" jawabnya dengan penuh keyakinan.

"Semoga saja dia akan menjadi ibu yang baik untuk Adhara dan kamu, Brian" kini Freya mulai angkat suara.

Alstroemeria [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang