Panik

9 8 0
                                        

Saat menjelang sore seluruh keluarga Adhara bingung dan khawatir akan keadaan Adhara yang kini tidak ada di rumah. Semua sedang bingung mencari keberadaan Adhara. Bahkan kini Alderic selaku kakaknya menyesal telah mengizinkan Adhara pergi keluar, seharusnya ia bisa mencegahnya.

"Maafkan aku pa, aku tidak bisa menjaga Adhara hiks hiks" Alderic menangis di pelukan papanya.

"Tidak apa-apa, kita akan melacaknya. Apa Adhara tadi membawa ponsel?" tanya Brian.

"Iya pa, aku juga menaruh GPS di benda-benda milik Adhara sekiranya penting untuk ia bawa" Alderic menjelaskan semuanya.

Seluruh anggota keluarga dengan cepat mencari keberadaan Adhara dengan melacak GPS yang telah Alderic taruh tadi. Mereka melacak keberadaan Adhara lama sekali namun akhirnya mereka menemukan posisi Adhara.

"Pa, aku menemukan Adhara. Dia ada disini" Alderic mengejutkan papanya karena ia berhasil menemukan titik keberadaan Adhara.

"Hmm disana ya. Tempat itu lumayan sepi, tapi kenapa Adhara ada disana?" tanya Brian bingung.

Saat mereka sedang mencari tahu kemungkinan Adhara kesana, tiba-tiba ada telepon masuk. Sontak semuanya terkejut akan suara dering telpon rumah itu. Salah satu asisten rumah tangga pun mengangkat telepon tersebut.

"Tuan Brian, ada orang yang mencari tuan" kata asisten rumah tangga itu sambil menutup telepon itu dengan tangan kanannya.

Brian mendekati telepon itu dan mulai berbicara. "Ya siapa ini?" tanya Brian langsung pada intinya.

"Apa yang kau mau dariku?"

"..."

"Jangan apa-apakan anakku. Kalau tidak aku akan menghubungi kepolisian" ancam Brian.

"..."

"Dimana kau?"

"Kembalikan putriku pada kami dan aku akan memberikan apa yang kau mau"

"..."

"Hei kau siapa. Halo. Halo"

"Haah sial. Siapa dia, kita harus menyelamatkan Adhara secepatnya Al" perintah Brian lalu pergi ke ruang kerjanya.

Saat ia disana, ia mengambil pistol yang berada di lokernya. Ia menutup keras loker itu hingga buku. Brian berjongkok dan mengambil buku itu, ia tak sengaja melihat benda kecil disana. Brian curiga kalau selama ini ia dan keluarganya di mata-matai oleh seseorang yang asing atau kemungkinan buruknya adalah yang memata-matai mereka adalah orang terdekat.

"Benda apa ini? Sepertinya aku pernah melihatnya. Tapi dimana ya?"

Brian mengingat-ingat dimana ia terakhir kali melihat benda itu. Saat ingatannya berputar mundur, ia mengingat kalau ia pernah melihatnya saat ada di kamar Adhara waktu bayi. Ia menanyakan benda itu pada Sargon, itu benda apa lantas kata Sargon itu adalah alat perekam suara rahasia. Mengingat hal itu, Brian langsung berlari ke ruang keluarga dimana disana ada Alderic yang ternyata masih berkutat dengan laptopnya.

"Al, Al lihat yang papa pegang ini" teriaknya dari arah ruang kerjanya.

"Apa itu pa?" tanya Alderic memegang benda itu.

"Kata Sargon sekretaris papa, itu adalah alat perekam suara"

"Darimana paman Sargon tahu kalau ini perekam suara?"

"Waktu itu saat Adhara masih kecil, papa pernah menemukan benda seperti ini lalu papa tanyakan kepada sekretaris papa. Kata Sargon itu adalah perekam suara" Brian menjelaskan benda itu.

"Terus paman Sargon sekarang ada dimana?"

"Nah selama tiga hari kebelakang dia sedang sakit jadi sekarang dia tidak bisa bantu kita" ucap Brian.

Alstroemeria [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang