"Kita pulang sekarang ya?" Jungkook membungkukkan badannya, menatap mata Seokjin yang berkaca kaca.
Seokjin hanya mengangguk pelan, ia membiarkan tubuhnya dirangkul dan ditarik berdiri oleh laki laki tersebut.
"Jin sedang kurang enak badan, aku rasa kami harus pulang duluan."
*
*
*
Jungkook membukakan pintu mobil untuk Seokjin, menunggu kekasihnya itu duduk, menutup pintunya lalu dengan cepat masuk ke tempat pengemudi.
"Kita ke rumahku dulu ya? Please? Aku masih ingin bersamamu." Katanya lembut sambil menjalankan mobilnya.
Seokjin mengangguk tanpa berkata kata, ia menyandarkan kepalanya di headrest mobil dan menutup matanya.
"Maaf, kamu pasti bingung kenapa aku begini." katanya pelan.
Jungkook meraih tangannya dan menjalin jemari mereka. Ia tidak berkata apa apa, hanya tersenyum dan meremas pelan tangan Seokjin, berusaha menenangkannya.
Keduanya berdiam diri sepanjang jalan, hingga mobil mereka hampir tiba di belokan dekat rumah Jungkook.
"Jin?"
"Hmm?"
"You know i love you right?"
Seokjin tersenyum lemah.
"I know..."
"Kamu tahu kamu bisa cerita apa saja sama aku kan?"
Seokjin menarik napas dalam dalam tapi tidak menjawab, jadi Jungkook melanjutkan kata katanya.
"Aku pengen, kamu bisa cerita apa saja sama aku, karena aku pengen tahu semua tentang kamu. Semuanya.. Berapa berat kamu waktu lahir, umur berapa bulan gigi kamu tumbuh, kapan kamu mulai bisa jalan, siapa yang ngajarin kamu naik sepeda, seperti apa orang tua dan kakakmu, dan bagaimana kamu melewati masa kecilmu... di rumah itu."
Mata Seokjin membesar, ia menatap Jungkook yang balas menatapnya sesaat, sebelum fokus melihat kembali ke jalan raya, membawa mobil berbelok ke jalan menuju rumahnya.
"Rumahku itu... dulu rumahmu kan?"
*
*
*
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jungkook belum pernah merasa seperti ini, saat ini ia hanya ingin memeluk Seokjin begitu erat dan membuatnya merasa baik-baik saja. Menyembuhkan semua rasa sakit dan luka di hati laki laki tersebut, mengisinya dengan begitu banyak cinta dan memastikan ia tidak akan pernah merasa sedih atau hancur lagi.
Ia menatap laki laki yang kini tertidur di pelukannya, air mata Seokjin kini sudah mengering, hanya terlihat sedikit jejak air mata di pipi dan matanya yang sedikit membengkak.
