Deceive

4.1K 337 23
                                    

Flashback Jungkook 6

Sudah hampir pukul 12 malam, aku baru saja sampai rumah, apakah Jin sudah tidur?

Yeri tadi mengajakku turun dulu di hotelnya. Yang benar saja, aku sudah tidak tertarik sama sekali padanya. Dulu aku memang pernah mencintainya saat aku masih muda dan naif, tapi ia meninggalkanku untuk mengejar laki laki yang bisa memberinya hidup mewah bergelimang harta dan sejak saat itu mataku seperti terbuka.

Aku buru buru mengecharge handphoneku, tidak sabar melakukan video call dengan Jin, berharap dia belum tidur. Tapi setelah mencoba menghubunginya berkali kali handphonenya tetap tidak bisa kuhubungi. Dengan sedih aku menatap handphoneku, apakah baterenya habis sepertiku? Atau ia sengaja mematikan handphonenya karena marah padaku? Aku mengiriminya pesan, berharap dia akan membaca dan membalasnya.

Flashback Jungkook 7

Aku masih tidak bisa menghubunginya dan pesanku belum terkirim, aku mulai merasa khawatir. Kukirimkan lagi pesan untuknya mengatakan bahwa aku akan pulang hari ini dan menunggunya dirumah, aku ingin menjelaskan apa yang aku lakukan di Busan dan rencana yang aku miliki. Aku benar benar tidak sabar bertemu dengannya.

*

*

*

Aku tiba kembali di Seoul dan mengecek handphoneku, pesanku masih belum terkirim juga, aku mencoba menelponnya tapi seperti dugaanku handphonenya masih mati.

Aku pulang dan mandi, menunggu kedatangannya di rumah. Tanpa sengaja aku tertidur karena kelelahan dan terbangun karena mendengar bunyi bel di pintu depan. Aku melihat jam, sudah hampir jam setengah 5, apakah itu Jin? Tapi ia mengetahui passwordku, kenapa ia tidak langsung masuk? Dengan mata masih terasa berat dan mengantuk aku turun kebawah dan membuka pintu. Aku tertegun melihat Yeri tersenyum didepan pintu.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyaku, aku tidak perduli jika ia tersinggung mendengarnya. Dia menyebabkan aku terlambat menelpon Jin tadi malam dan kenapa kini dia juga sudah berada di Seoul?

"Aku bertanya alamat rumahmu pada Yugyeom, lihat, aku membawakan sashimi kesukaanmu." Katanya sambil mengangkat kotak makanan di tangannya.

"Tidak, terima kasih," kataku, hendak menutup pintu kembali, tapi ia menahan pintu dengan sepatunya.

"Kenapa kamu kasar sekali padaku?" tanyanya memasang wajah sedih, "aku hanya ingin memberikan ini padamu."

"Baiklah, berikan padaku" kataku mengulurkan tangan, tapi Yeri malah mendorong pintu dan masuk melewatiku. Dengan santai duduk di sofa dan memandang berkeliling.

"Rumahmu sangat bagus, kamu benar benar sudah sukses sepertinya."

"Terima kasih, letakkan saja disitu dan cepat pergi, Jin akan datang sebentar lagi, aku tidak ingin dia salah paham." Kataku sambil duduk di sofa lainnya.

Alih alih meletakkannya di meja Yeri malah membuka kotak makanan tersebut dan duduk di sampingku, mengambil potongan ikan dengan sumpit lalu mencelupkan ke saus dan mengarahkannya ke mulutku.

"Yeri, stop it." Aku menelengkan kepalaku menghindar, tapi saus dari sashimi mengenai pipiku.

Aku berdecak kesal, hendak mengambil tissue tapi Yeri lebih dulu mengambilnya dan mengelap pipiku, aku menahan tangannya tapi tanpa aku sangka dia malah dengan cepat duduk dipangkuanku.

"Aku akan mengingatkanmu bagaimana rasanya "tidur" denganku" katanya sambil melingkarkan tangannya dengan sangat erat di leherku dan langsung mencium bibirku. Aku tertegun sesaat dan berusaha menghindar, mengatupkan bibirku. Tapi ia sama sekali tidak menyerah, malah semakin mengeratkan tangannya dan menekan bibirnya dengan kuat ke bibirku. Baru saja aku memegang kedua tangannya hendak melepaskan diri saat terdengar bunyi barang jatuh berkelontang di lantai.

My Sugar Daddy - KookjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang