Seokjin memandangi taman bunga dibawah dan matanya menghangat,
"Eomma, appa, aku merindukan kalian." batinnya dalam hati.
Ia merasakan tubuhnya dipeluk dari belakang, dan tangan Jungkook mendekap pinggangnya yang ramping. Laki laki itu meletakkan dagunya di bahu Seokjin.
"Apa yang kamu pikirkan?" Tanya Jungkook.
Seokjin menggelengkan kepalanya,
"Pemandangannya sangat bagus, aku suka."
"Aku juga, aku sangat menyukai rumah ini.
Aku sangat beruntung karena ayah Yugyeom menjualnya kepadaku dengan harga jauh di bawah harga pasar. Mereka tidak pernah menempatinya tapi syukurnya tetap menyuruh orang untuk merawatnya. Aku tidak perlu melakukan banyak renovasi saat menempatinya."
Seokjin mencoba untuk tersenyum, ia memejamkan matanya, berusaha menahan air mata yang mulai menggenang dan menarik napas dalam dalam.
"Iya, kamu sangat beruntung" suaranya terdengar sedikit bergetar.
Ia tidak ingin memberitahu Jungkook bahwa ini adalah rumahnya, rumah tempat kenangan semua masa kecilnya yang bahagia. Rumah yang harus ia tinggalkan beberapa hari setelah orang tuanya meninggal dunia. Jika ia mengatakan bahwa Yugyeom dan ayahnya telah merebut rumah ini dan mengusirnya apakah Jungkook akan percaya?
*
*
*
"Mhhhh... Kookiee... ahhh.. Sstop.."
Seokjin menahan tangan Jungkook yang mulai menyelusup ke dalam piyamanya, sementara bibir laki laki tersebut terus menginvasi leher jenjangnya.
Jungkook membiarkan tangannya ditahan, walaupun sebenarnya ia bisa dengan mudah melepaskan pegangan Seokjin, bibirnya kini turun semakin bawah menyasar nipplenya yang tertutup piyama dan menggigitnya lembut saat lidahnya menemukan nipple Seokjin yang telah mengeras akibat perbuatannya.
"Mmmhhh... Stop it, you promised"
Jungkook masih menjilat dan menghisapnya, salivanya membasahi piyama Seokjin.
"Aaahh Kookiee.." Seokjin menggeliat.
Jungkook melepas kulumannya.
"No?" Tanyanya.
"Apakah kamu selalu tidur dengan pacarmu di hari pertama jadian?" Tanya Seokjin
"Tapi ini bukan hari pertama kita, "mereka" sudah pernah bertemu sebelumnya." Jungkook mengerling bagian depan celananya dan celana Seokjin yang sama sama terlihat menggelembung.
Seokjin mendorong tubuh Jungkook dari atas tubuhnya, "No, kita mulai lagi dari awal, lupakan yang itu."
"Bagaimana aku bisa melupakannya? Rasanya sangat luar biasa dan..."
Jungkook melihat mata Seokjin yang pura pura melotot padanya.
"Ok, ok, aku akan berpura pura itu tidak pernah terjadi." Ia memeluk tubuh Seokjin,
"Tapi kamu tidur disini ya?" Katanya lagi.
"Trus buat apa kamar itu kalau aku tidur disini?"
"Ok, kalo gitu kita tidur di kamarmu saja."
"Intinya kamu maunya tidur sama aku kan?"
Jungkook nyengir sambil mengangguk.
"Buat apa tidur terpisah?"
*
*
*
"Tidak, eommaaaa, appaaaaa, jangan pergi... jangan tinggalkan aku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sugar Daddy - Kookjin
FanfictionTentang Jungkook yang jatuh cinta pada Seokjin yang ia bayar untuk berpura pura menjadi Sugar Babynya