Part 1

17.6K 1K 312
                                    

Selamat datang di work ke 3 ku💜 ini semua murni hasil putar otakku, ku tumpahkan dalam sebuah narasi dengan harapan bisa membuat kalian senang. Jika kalian menemukan scene yang tidak asing sekali lagi Noona tegaskan itu hanya kebetulan!!! tidak ada unsur kesengajaan sama sekali, cerita ini akan mengandung rate M di persilahkan yang merasa kurang nyaman boleh tidak di lanjut. Cerita ini hanya untuk menghibur, tidak sama sekali ada niat untuk menjatuhkan pihak manapun jadi tolong bijaklah:)

Silahkan tekan bintang di ujung bawah untuk menghargai para penulis yang sudah mati-matian menulis narasi, kita sama sama menghargai oke? kamu bisa menikmati bacaan dan kami bisa mendapat sebuah apresiasi❤

Selamat membaca, jangan lupa bayangkan si tampan Jeon Jungkook 👶🏻






•••

Dengan bermodalkan beberapa amplop berkas di pelukannya, gadis bersurai pendek berwarna coklat sebahu itu terus melangkahkan kedua kaki jenjangnya menuju satu persatu gedung perusahaan. Mengusap keringat pada dahi serta pelipis seraya menghela nafas adalah hal yang kerap kali ia lakukan tepat dimana ia harus mengalami kegagalan sementara.

Sulit baginya untuk mendapatkan suatu pekerjaan, pendidikan adalah hal yang paling di utamakan bagi perusahaan yang sempat ia kunjungi. Min Seolhwa, dirinya hanyalah seorang gadis muda yang tengah berjuang hidup untuk keluarganya, sudah sekitar 1 bulan yang lalu dirinya harus dihadapi dengan kenyataan yang pahit. Seseorang yang ia cintai telah meninggalkan luka bagi dirinya, sang ibunda juga adik kecilnya. Sesosok cinta pertama dalam hidupnya, yang selalu menjadi tulang punggung itu telah gugur dengan segala pengorbanan yang sudah ia lakukan untuk keluarganya selama kurang lebih 20 tahun lamanya. Ia sudah tenang, sudah beristirahat tanpa harus mengalami kesakitan lagi pada tubuhnya. Kini sudah menjadi tanggung jawab bagi gadis berusia 20 tahun itu untuk menjadi pengganti pria tangguh itu, menjadi tulang punggung bagi keluarganya.

Seolhwa tidak bisa terus menerus berlarut dalam kesedihannya, ia harus melihat sang ibu yang selalu berjuang untuk menguatkan kedua putra putrinya, malabantuan orang di sekitarnya sudah cukup banyak membantu keluarga rapuh itu di masa duka. Kali ini sudah waktunya bagi Seolhwa untuk bergerak, sudah cukup baginya untuk memanfaatkan terus hasil kerja sang ayah selama hidupnya.

Maka dari itu ia mulai mencoba, ini adalah hari pertamanya ia bekerja keras. Berdoa agar satu perusahaan bisa menerima dirinya, namun sejak pagi hingga petang seperti ini, ia belum kunjung mendapatkan satupun perusahaan yang mau berkenan untuk menerima dirinya. Status pendidikan lah yang membuat dirinya sulit mendapatkan pekerjaan, wajar saja. Seolhwa hanya gadis biasa, bermodalkan ijazah terakhir sekolah menengah akhir ia miliki, biaya cukup sulit untuk membuatnya ke jenjang yang lebih tinggi, berkehidupan sederhana saja sudah membuat mereka bersyukur. Namun sampai kenyataan pahit itu tiba, membuat Seolhwa harus segera bangkit untuk keluarganya.

"Maaf nona, untuk posisi yang nona inginkan tidak tersedia. Butuh minimal lulusan—"

"Aku tahu, terimakasih." sela gadis bermarga Min itu, ia sungguh lelah. Sudah hampir belasan perusahaan mengatakan itu padanya.

Lekas Seolhwa menukik senyum lelah, ia beranjak keluar dari ruang tunggu perusahaan ke 13 yang ia datangi. Lelah, bahkan isi dompetnya pun hampir menipis dengan hal yang tak berguna, salinan kertas berkas-bekas di tangannya hampir menipis, terpakai dengan cara yang tidak berguna. Semua perusahaan menolaknya, ingin berteriak pada langit saja rasanya.

Lekas Seolhwa memeriksa benda pipih pemberian terakhir sang ayah, di sana satu-satunya jalan dirinya mendapatkan informasi. Semua teman terdekatnya sudah mendapatkan hal yang layak, seperti mendapatkan pekerjaan, sekolah lebih tinggi lagi bahkan tak banyak darinya memutuskan untuk ke jenjang yang lebih serius. Menikah adalah impian semua orang, ya Seolhwa pun ingin namun sayangnya gadis berusia 20 tahun itu belum di perkenankan untuk itu. Pria tidak berguna atau bahkan pria brengsek yang selalu ia temui, menghambur uang, waktu serta tenaga hati maupun pikiran. Membuatnya stress karena terus di permainkan isi hatinya adalah satu alasan Seolhwa masih memilih untuk hidup sendiri, gadis itu tak memiliki kekasih sejak terakhir kali ia di campakkan oleh salah satu pria di masa sekolahnya.

𝐈𝐧𝐭𝐫𝐮𝐝𝐞𝐫 [𝐌]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang