Part 24

4K 503 460
                                    

Selamat malam slcrave hari ini si tampan Jeon kembali datanggg,,, challenge 195 vote and 380 comment, masih sama kayak kemarin.... Yang udah kangen bole langsung baca yaa,,, jangan lupa tinggalin banyak comment dan vote💜

Selamat membaca👶







Pantulan sinar matahari menyapa wajah si gadis yang tengah terlelap dalam tidurnya, membuat kedua kelopak mata itu mulai bergerak tak nyaman. Merasa terganggu juga membuatnya perlahan terbuka, satu bayangan buram ia dapati di depannya, presensi dengan postur tubuh kekar yang tengah berdiri tepat di depan ranjang. Balutan kemeja hitam sudah melekat di tubuhnya, begitu sempurna terlebih saat tampilan rambutnya yang terlihat dewasa, jangan lupakan kedua tangan kekar nya yang terkurung di dalam kedua saku celana bahannya.

Seolhwa mengerjap pelan seraya menebak siapa gerangan seseorang itu, mengosok pelan matanya seraya menyipit kecil. Sebelum pada akhirnya penglihatannya dapat menebak siapa gerangan di depan ranjangnya itu. "Sir Jeon?"

Sang pemilik nama tak langsung menjawab, ia justru menghela nafas dengan kedua mata yang menyorot pada si gadis. Entah sejak kapan ia berdiri di sana.

Jungkook sedikit menggerakan lehernya ke belakang, tepatnya ke arah pintu. Bibir tipisnya terbuka guna memanggil seseorang di sana. "Kau boleh masuk sekarang."

Dan benar saja, satu presensi tubuh lebih kecil darinya, walau ukurannya tak sebesar dan sekuat kakaknya, Jeongguk ini sangatlah sempurna. Ya pria kecil itu lekas membuka daun pintu, tak langsung menampilkan seluruh tubuhnya, hanya kepala yang terlihat sedang mengintip, melirik presensi kakaknya sejenak kemudian beralih pada si gadis yang sedang terbaring di atas ranjang. "Noona?" seru nya megah.

Setelah melihat kedua mata si gadis yang sudah terbuka, lantas Jeongguk bergerak masuk. Menghampiri gadis Min itu dengan balutan pakaian rapih, bukan seragam sekolah. "Akhirnya noona sudah bangun, aku menunggu noona daritadi. Tapi hyung," katanya seraya melirik sinis sejenak pada presensi kekar itu. "Melarangku."

"Kau hanya punya waktu 10 menit, setelahnya langsung temui aku di mobil. Tidak lebih tidak kurang, atau kau akan ketinggalan pesawat mu." tuturnya seraya melirik jam tangan yang ada pada pergelangan tangannya. Melirik sang adik sejenak sebelum pada akhirnya ia meninggalkan kedua insan itu di dalam sana, hanya 10 menit, walau menurutnya cukup lama.

Setelah melihat punggung kekar itu yang melaju pergi, lantas Seolhwa segera menatap Jeongguk. Tatapan nya menyorot penasaran. "Kau akan pergi?"

Jeongguk tak langsung menjawab, ia justru mengusap kasar wajahnya kemudian mendudukan bokongnya di ujung ranjang, tepat di samping si gadis. Tentu hal itu mengundang Seolhwa untuk turut mendudukkan tubuhnya. "Jeongguk?"

"Aku tidak tahu, noona. Aku merasa tak punya pilihan, aku ingin tetap berada di sini, aku ingin menjaga—" kata Jeongguk terjeda, tepat saat matanya mulai mendapati sesuatu yang melekat pada tubuh si gadis. "Noona? kau memakai hoodie?"

Merasa tertegur lekas si gadis turut melihat apa yang melekat di tubuhnya, sontak kedua matanya membulat tak percaya. Tubuh rampingnya benar-benar sudah di liliti sebuah hoodie berwarna hitam, hoodie semalam yang di lepas tuntas oleh Jeykey di depannya.

Cepat-cepat Seolhwa melihat isi yang ada di dalam hoodie tersebut dan benar saja, ia tak bisa melepasnya sebab hoodie tersebut sangat membantunya. Membantu kulitnya agar tak terekspos, Jeykey benar-benar tidak dapat di tebak, ia bahkan merelakan hoodie miliknya melayang hanya untuk menutupi apa yang telah ia perbuat pada gadis itu semalam.

"Wajah noona juga sangat pucat," katanya setelah melihat wajah si gadis yang terlihat berantakan, belum lagi warna merah cherry alami di bibir si gadis sedikit memudar. "Noona sedang sakit?"

𝐈𝐧𝐭𝐫𝐮𝐝𝐞𝐫 [𝐌]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang