Part 17

4.7K 578 351
                                    

Yuu challenge lagi, 170 vote and 300 comment yaa, semalam bermalam minggu💜








"S-sir?"

"Hanya jawab ya, atau tidak. Aku tidak ingin dengar yang lain." tutur Jungkook masih dalam posisi menghimpit tubuh si gadis, tuturan atasannya sontak membuat Seolwha menelan ludahnya susah payah. Bingung.

Perlahan Seolhwa mulai menganggukkan kepalanya pelan sebagai jawaban, berdo'a dalam hatinya agar permintaan sang atasan masih bisa ia lakukan. "Sir ingin ku beri hadiah apa?"

Mendengar pertanyaan itu tentu membuat isi pikiran Jungkook memberontak, ingin mengungkapkan sesuatu yang sanga ia inginkan di saat ini. Menutup matanya sejenak kemudian kembali membukanya, menatap wajah cantik si gadis. "Apa kau yakin bisa memenuhi keinginan ku yang satu ini?"

Seolhwa mengulum bibirnya kebingungan, tidak sadar jika gerak geriknya itu baru saja hampir memancing pria bertubuh kekar di depannya itu, semakin membuat Jungkook menatap penuh hasrat. "Kalau itu tidak sulit dan tidak mahal, aku mungkin bisa."

Jungkook menyunggingkan senyuman di wajah tampannya. "Tidak sulit dan tidak mahal, hanya saja kau harus berani merelakan nya, nona Min." tutur Jungkook dengan suara beratnya.



Ting

Bunyi terbukanya pintu lift sontak membuat Jungkook mengeram dalam batinnya, namun ia masih tak mengubah posisi walau gadisnya sudah mulai mendorong-dorong dadanya agar menjauh. Bukan itu yang membuat Jungkook kesal, namun suara bariton berat itulah yang membuat pria Jeon itu merasakan kekesalan.

"Oh bung, apa aku sudah mengganggu kalian?" sapa pria pemilik kulit tan juga pemilik suara bariton itu yang baru saja ingin melangkahkan kakinya masuk.

Seolhwa semakin mendorong tubuh atasannya hingga keduanya berhasil membuat jarak. Menatap gugup pada presensi pria bertubuh tinggi yang baru saja melangkahkan kakinya masuk tanpa merasa bersalah.

Pria itu lekas memilih tempat berdirinya, berdiri tepat di antara kedua makhluk yang baru saja melakukan pose kurang senonoh. Tentu saja itu membuat beberapa pertanyaan tumbuh di benak pria itu.

Lekas ia melirik pada presensi tubuh kekar yang berdiri di samping kirinya. Jeon Jungkook, rahang pria itu mengeras tegas, menandakan sedang menahan kekesalan di sana, terlebih saat mendapati pria bertubuh tinggi di sampingnya yang telah berhasil memisahkan jarak bersama gadisnya.

Kemudian lehernya bergerak ke arah presensi gadis yang berdiri di samping kanannya, gadis Min yang terlihat masih gugup dan bingung, dadanya sedikit naik turun di sana.

Sebelah alis pria itu terangkat, kedua tangannya masih terkurung di dalam sakunya. Ia sedikit menggerakan lehernya agar matanya dapat melihat jelas bagaimana bentuk dari gadis Min itu. "Hei..." panggilnya, menyapa rungu Seolhwa dengan suara baritonnya.

Seolhwa menggerakkan lehernya kikuk pada presensi pria yang baru saja memanggilnya, sedikit mendonggakkan kepalanya karena jarak tubuh keduanya cukup jauh. Mungkin bisa di prediksi jika tinggi pria ini sama seperti atasannya.

Tentu hal itu membuat pandangan keduanya bertemu, cukup satu detik pria itu bisa mengartikan langsung betapa manisnya gadis yang baru saja melakukan pose kurang senonoh bersama kawannya. Pantas saja Jungkook tak ingin melepaskannya, pikir pria itu.

Sedangkan Seolhwa hanya menyorot pria itu dengan pupil mata yang perlahan membesar, seolah seperti seorang gadis yang sedang bertatapan langsung dengan seseorang yang di kagumi nya. Paras pria itu begitu sempurna, pahatan di setiap bentuk sisi wajahnya benar-benar luar biasa, bak seorang pangeran tampan yang selalu ia bayang-bayangkan sebelum terlelap dalam tidurnya.

𝐈𝐧𝐭𝐫𝐮𝐝𝐞𝐫 [𝐌]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang