Part 4

5.4K 754 375
                                    

Alhamdulillah udah sampe target😍 ga seru kan kalo tanpa challenge 95 vote and 150 comment, ayo di kencengin lagi yaa vote sama comment nya, jangan malu malu, aku usahakan akan balas komen dari kalian💜








Seolhwa benar-benar memilih untuk mengabaikan isi pesan tersebut, boleh saja ia tak membalas atau bahkan langsung menghapus pesan tersebut. Namun isi pikirannya tak dapat di bohongi, Seolhwa benar-benar ketakutan sekarang.

Gadis Min itu lebih memilih untuk pergi ke suatu tempat, setelah ritual mandi dan persiapan singkatnya itu, lekas ia melangkahkan kakinya pergi dari rumahnya. Bermodalkan tas yang tak cukup besar namun juga bisa di katakan tak cukup kecil yang berisikan beberapa pasang pakaian miliknya di sana. Jika ibunya masih belum bisa di tentukan kapan akan kembali ke rumah, maka di saat itu juga Seolhwa tak bisa terus-menerus menunggu dalam rumah itu sendirian, terlalu bahaya. Seolhwa perlu seseorang untuk menemaninya, tidak mungkin jika dirinya yang mengajak salah satu temannya untuk sekedar menginap selama beberapa hari, masalahnya itu teman yang satunya ini cukup sibuk untuk di ajak kerja sama.

To : Temanku
Ryu-ssi aku sudah di depan gedung tempat bekerja mu, bisakah kau keluar dan temui aku sebentar saja?

Setelah mengirim pesan pada seorang gadis yang di yakini adalah sahabat baiknya, Seolhwa lekas memasukan kembali benda pipihnya itu. Ia dapat mengira jika Ryujin akan menolak atau mencari alasan, gadis itu terlalu sibuk. Maka dari itu Seolhwa memilih untuk tak melirik atau bahkan membalas pesan alasan yang Ryujin kirimkan padanya, jika seperti ini maka bisa di pastikan dalam beberapa menit, gadis Ryu itu pasti akan datang karena merasa cemas pada kawannya yang tak kembali membalas pesannya, Seolhwa memang sangat cerdik.

Benar saja beberapa menit dari itu, presensi tubuh langsing dengan balutan seragam kantornya, gadis bersurai merah muda itu tengah berjalan ke arah Seolhwa. Keluar dari dalam gedung dengan kedua alis sedikit yang menyatu, terlihat kesal dan bisa di pastikan akan ada sebuah omelan kecil dari bibir gadis Shin itu.

"Kau memang pintar dalam menjebak ku, Hwa-ssi. Ada apa datang pagi-pagi kemari, tidak biasanya kau sampai menghampiriku ke kantor." kedua mata Ryujin menatapi Seolhwa, bahkan ia juga melirik tas yang tengah Seolhwa jinjing seraya melipatkan kedua tangannya di depan perut. "Kau terlihat seperti orang yang baru saja di usir dari rumahnya, kemana kau akan pergi?"

"Aku tidak di usir, aku hanya pergi dari rumah." balas Seolhwa.

"Pergi?" tanya Ryujin sambil melepaskan lipatan kedua tangannya. "Hwa-ssi jangan bertingkah-"

"Aku membutuhkan bantuan darimu." sela Seolhwa memotong ucapan Ryujin, bahkan ia sampai menurunkan kerah pakaian yang menutupi bagian perpotongan lehernya, berani menunjukkan bekas tanda dari seseorang tanpa identitas itu pada Ryujin.

Ryujin bahkan sampai menyipitkan kedua matanya, ia sedikit terkejut dengan rahang yang sedikit merosot. "K-kau?" Ryujin bahkan sampai mendekat, menarik bahu gadis Min itu guna memperjelas pandangannya. "Kau punya kekasih?!"

Sungguh bukan teriakan itu yang Seolhwa butuhkan. Gadis Min itu memutar bola matanya malas, segera Seolhwa menarik pergelangan mungil Ryujin, membawa temannya itu ke tempat lebih terjaga lagi, Seolhwa membutuhkan privasi.






•••

Gadis bermarga Min itu membawa temannya ke sebuah cafe yang letaknya tak jauh dari gedung tempat bekerja Ryujin. Duduk di tempat yang sedikit menyudut dengan pandangan mata Seolhwa yang diam-diam mengawasi, ia benar-benar harus waspada. Pria tanpa identitas itu bisa saja mengawasinya bukan?

𝐈𝐧𝐭𝐫𝐮𝐝𝐞𝐫 [𝐌]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang