Part 7

3.8K 654 299
                                    

Mana nih suara tim yang nunggu update? Seperti biasa challenge 100 vote and 200 comment, kemarin aja bisa sekarang harus lebih kenceng yaa💜 selamat membaca👶🏻



Di satu sisi gadis Min itu masih setia menunggu di dalam ruangan ber AC itu, jemarinya saling bertautan di atas pahanya, bohong besar jika dirinya tak mengalami kegugupan. Doa serta harapan selalu ia panjatkan agar dirinya bisa mendapatkan tempat di perusahaan tersebut. Rasanya menunggu hasil keputusan lebih menegangkan dibanding saat dirinya melakukan wawancara.

Hingga akhirnya pintu ruangan tersebut terbuka, menampilkan seorang pria yang 15 menit lalu mewawancarainya, ia berjalan pelan ke arah kursinya. Bibir tebalnya mulai terbuka sembari menatap Seolhwa lekat. "Aku sudah mendiskusikan dengan atasanku, jika kau ingin tahu hasilnya kau bisa datang langsung ke ruangannya. Ada di lantai 53, lantai teratas di gedung ini. Kau bisa langsung masuk ke ruangannya dengan ini." beber pria Park itu sembari memberikan sebuah kartu kunci pada Seolhwa.

Tanpa basa basi Seolhwa segera menerima kartu tersebut, namun saat jemarinya ingin meraih kartu tersebut seketika pria Park itu kembali menariknya membuat Seolhwa menatap pria Park itu kebingungan.

"Jika kau di terima, kau bisa membawa pulang kartu ini. Dan jikalau sebaliknya kau bisa kembali ke ruangan ku untuk mengembalikan kartu ini, karena tidak seluruh karyawan bisa memiliki kartu ini." jelasnya pada gadis Min itu, seolah memberi peringatan bahwa ruang pria Jeon itu tidak dapat di kunjungi semua orang. Hanya orang-orang tertentu saja.

Seolhwa mengangguk mengerti, ia kembali meraih kartu itu sejenak. Setelah mendapat kartu tersebut ia mulai mendirikan tubuhnya. Sedikit membungkukkan tubuhnya sambil berucap. "Baik, terimakasih?—" jedanya dengan raut wajah yang terlihat kebingungan.

"Mr. Park, kau bisa memanggilku itu mulai sekarang." katanya sambil tersenyum, menunjukan betapa sempurna nya mata berbentuk bulat sabit itu, Seolhwa mulai memuja betapa manisnya pria itu.

"Ah baiklah— Mr. Park? Terimakasih, kalau begitu saya permisi." ujar Seolhwa ramah, kalimat serta nadanya berbalik dibandingkan saat dirinya sedang melakukan wawancara tadi.

Pria Park itu tersenyum seraya mengangguk kecil, menatapi punggung mungil gadis Min itu yang mulai berjalan keluar pintu hingga menghilang dari pandangan matanya. Gadis yang benar-benar menarik, pikir pria Park itu.










Seolhwa berjalan dengan leher yang sesekali melirik ke kanan dan ke kiri, memasuki pintu lift kemudian berdiam sembari berdiri di dalam ruang minim itu. Jemari lentiknya mulai menekan tombol angka menuju ruangan yang akan ia datangi, menunggu sejenak sambil menggunakan kartu yang pria Park itu berikan, dan benar saja. Pintu lift itu terbuka setelah Seolhwa menggunakan manfaat dari kartu itu, tertera jelas satu lantai yang benar-benar luas namun sepi, tak seramai lantai yang pertama kali ia pijakan di gedung itu.

Seolhwa mulai berjalan keluar dari dalam lift tersebut, atensinya lantas kembali mendapati sebuah pintu, pikirnya itu adalah sebuah ruangan yang harus ia datangi. Mengingat bahwa di lantai teratas ini hanya memiliki 1 ruangan luas, tanpa ragu Seolhwa berjalan lebih dekat pada pintu tersebut. Namun saat kedua kaki jenjangnya terpijak di depan pintu besi tersebut, seketika pintu tersebut terbuka secara otomatis, menampilkan satu ruangan yang tertata rapih, benar-benar seperti layaknya ruangan pemilik dari perusahaan ini.

Namun sayangnya gadis Min itu tak mendapati satupun presensi di sana, apalagi yang terduduk di kursi singgasana itu. Membuat gadis Min itu ragu untuk melangkah masuk, ia kembali berpikir tentang apa yang harus ia lakukan, haruskah dirinya kembali ke ruangan Mr. Park itu?

𝐈𝐧𝐭𝐫𝐮𝐝𝐞𝐫 [𝐌]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang