Part 6

6K 675 322
                                    

Terimakasih untuk apresiasinya baik vote maupun comment, sungguh itu bikin aku bener² jadi semangat, aku harap kalian bisa terus mempertahankan vote dan comment ya, jangan bosan² nya kasih semangat untukku💜 baiklah 100 vote and 200 comment, sekalian ngetuk hati sider yang masih tertutup untuk menghargai usaha kami para penulis😊







Pria tanpa identitas itu mulai membuka pintu kamar mandi, keluar dengan kedua tangan yang membawa mudah tubuh lemas gadis Min itu. Berjalan santai menuju salah satu pintu kamar yang terdapat pada rumah mewah itu, hingga akhirnya pria itu berhasil mendapatkan satu kamar kosong yang di rasa nyaman dan bersih untuk di tempati oleh gadisnya.

Masuk ke dalam ruangan bernuansa putih itu, merebahkan lembut tubuh lemah dari gadis yang baru saja ia cumbu oleh angka dua dari jemarinya. Seolhwa sudah di nyatakan tak sadarkan diri selama kurang lebih dua puluh menit yang lalu, tubuh gadis itu melemas bahkan ia tak dapat lagi menyeimbangkan keseimbangan pada tubuhnya. Pasrah dengan separuh tubuhnya yang terus di obrak-abrikan oleh pria asing itu, tenaganya sudah habis oleh tangisan juga pemberontakan.

Pria itu lekas merebahkan pelan tubuh langsing itu ke atas ranjang, gadis itu sudah kembali terpasang celana disana, pria itu yang mengenakannya saat di kamar mandi tadi. Menarik selimut guna menutupi tubuh si gadis agar tak merasa kedinginan.

Pria asing itu masih berdiri di samping Seolhwa, menatap tubuh serta wajah gadisnya yang terlelap dalam tidurnya. Begitu kelelahan dan mengenaskan, kedua kelopak matanya membengkak, wajah cantiknya yang sempat di banjiri air mata itu mulai mengering. Di detik itu pula pria tanpa identitas itu mulai menarik topengnya, ini adalah pertama kalinya ia berani menunjukan wajah aslinya di depan gadis incarannya. Sayangnya gadis itu tak dapat melihat jelas wajah pria itu, matanya masih terpejam.

Sudut bibirnya terangkat pelan, wajah tampan itu tampak begitu hangat saat ia menunjukan senyumannya, walau tipis. Ia begitu merasa tenang jika melihat gadisnya dari jarak dekat, terlihat sangat cantik, bahkan berkali-kali lebih cantik daripada saat dirinya hanya dapat melihat gadisnya di depan layar. Ingin rasanya selalu berada di sisi si gadis, namun rasanya waktu belum cukup pas untuknya menunjukan siapa jati dirinya yang sebenarnya.










•••

"Seolhwa, bangunlah! kenapa kau tidur di sini sih?" suara serta guncangan pelan tangan pada tubuh Seolhwa sontak membangunkan gadis Min itu dari tidurnya.

Kedua kelopak mata Seolhwa perlahan mulai terbuka, mengerjap pelan hingga pandangan utama yang ia dapati adalah presensi Ryujin yang terduduk di sampingnya. "Ryu-ssi?" suara lemah gadis Min itu terdengar berbeda, serak. Suaranya hampir terdengar habis akibat teriakan dan tangisan saat dirinya berada di kamar mandi itu.

Lekas Seolhwa mulai mendudukkan tubuhnya dengan bantuan dari gadis Shin itu. Menyenderkan punggungnya pada headboard sambil menyentuh kepalanya yang terasa sedikit pening, wajahnya pun terlihat sedikit pucat di sana.

"Hwa-ssi, ada apa denganmu?" tanya gadis Shin itu setelah memperhatikan wajah Seolhwa yang terlihat begitu lemas dan pucat.

Namun Seolhwa tak langsung menjawab, ia justru menyorotkan matanya pada wajah Ryujin. "Jam berapa sekarang?" tanyanya masih menyentuh kepalanya.

"Jam 10 malam ternyata atasanku tidak jadi kemari, dia memberi kabar padaku untuk menunggunya di kantor, otomatis aku harus menunggu di sana." jeda gadis Shin sambil melepaskan bahu tegaknya. "Dia juga datang hampir dua jam lebih lama. Di sana aku harus ikut rapat dadakan, aku menghubungi mu loh, tapi kau tidak menjawab telepon dariku. Maaf menunggumu lebih lama lagi, Hwa-ssi, aku juga baru tiba tadi dan aku langsung mencarimu, ternyata kau ada di sini." jelasnya yang langsung mendapat respon terkejut dari gadis Min itu.

𝐈𝐧𝐭𝐫𝐮𝐝𝐞𝐫 [𝐌]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang