Jadi juga Abi berangkat bersama Ais keJogja, Abi sudah menunggu Ais di rumah Tria sekitar tiga menit yang lalu dengan di temani Rayn di ruang tamu.
"Jaga adek gue, gue tau kalian cuma dijodohkan dan gue juga tau mengenai lo dan seseorang. Kalau lo mau nyakitinya mending lo kembalikan dulu dia ke kami, dari pada bu dokter lo itu yang jadi sasaran gue" Rayn berbicara santai dengan menambahkan penekanan di akhir kata
"saya gak ngerti maksud anda siapa" jawab Abi sinis, sebenarnya dia tau, cuma dia memancing Rayn agar mengatakan dari mana ia tau kedekatannya dengan seorang dokter
"gak usah sok tidak mengerti anda letnan yang terhormat" smirk Rayn
Intensitas ruangan terasa panas, padahal ruang tersebut di lengkapi dengan Ac"abang, bilangin sama om, tante lulu berangkat dulu" Ais datang dari atas memecah suasana yang panas itu
"biar abang aja yang bawain koper mu kedepan" kata Rayn mengambil alih koper ditangan Ais
"Bang rayn kapan-kapan main ke Jogja lagi ya, sekalian teman-teman abang yang kmaren, eh kak Olivia juga bawa ya bang." sontak Abi dan Rayn melihat ke arah Ais
Deg
Apa yang dimaksud ais itu dokter oliv? Batin Abi nampak terkejut begitu juga dengan raut wajahnya yang berubah. Rayn yang melihat ke arah Abi menyunggingkan smirknya"tunggu bang Rayn dapat cuti dulu, LAGIAN AIS BISA KOK KETEMPAT OLIVIA, DIA KAN KERJA MASIH DISEKITARAN JOGJA" kata Rayn sedikit menambah volume di bagian akhir dan melihat kearah Abi
"yaudah, ntar abang kasih aja alamatnya. Ais mau berangkat dulu, keburu telat ntar" pamit Ais menyalami tangan kakak sepupunya itu dan Rayn kembali mencium kening adiknya tersebut
"kami permisi dulu" pamit Abi
"assalamualaikum" kata Abi dan Ais berbarengan masuk ke dakam taxi yang sudah menanti.
Sesampainya di stasiun, mereka memasuki kereta dan mencari tempat duduk yang masi kosong, kebetulan ada dua bangku lagi yang kosong, Ais duduk di bagian sebelah kaca dan di sebelah kanannya Abi.
Sedari tadi pikiran Abi masi menjanggal tentang Olivia yang di sebut Ais dan Rayn tadi, ia mau menanyakan langsung ke Ais tapi gengsinya yang terlalu tinggi untuk membuka pembicaraan dengan perempuan.
Sudah tiga jam perjalanan, di antara mereka belum ada juga yang memulai pembicaraan. Dan sekarang dengan sekuat tenaga ia melawan gengsinya itu untuk menanyakan siapa Olivia.
"Ekhm" Abi tampak berdehem untuk mengalihkan pandangan Ais, sedari tadi Ais menunggu hal yang akan ditanyakan Abi. Ia merasakan bahwa ada yang ingin di sampaikan Abi kepadanya. Biasalah, Ais kan cocok di psikologi kata Vika
"abang kamu tadi kerja apa?" tanya Abi sebelum ke inti
"dokter, mmm..." Ais tampak ragu memanggil Abi dengan sebutan apa
"panggil kakak saja atau abang" kata Abi mengerti yang di maksud Ais
"iya, kak" jawab Ais kembali
"maaf tadi bukannya saya nguping, Oliv yang dimaksud abang kamu itu Clarissa Olivia putri?" tanya Abi
"kakak kenal?" tanya Ais tampak antusias
Astaga kenapa dunia ini sempit? Duh gak enak saya kalau ketemu oliv bareng Ais, nanti dia salahpaham lagi Bati Abi tampak risau
"kenapa, kak?" tanya Ais kembali
"gak pa-pa, saya cuma pernah dengar namanya saja" balas Abi
Pasti ada apa-apa, ya allah belum saja dia menjadi suamiku sudah berbohong dia ya allah batin Ais
Setelah percakapan itu mereka kembali saling diam, Ais tidak mau bertanya lagi ia tidak ingin nanti terjadi sesuatu padanya
Sampainya mereka di stasiun Jogja, mereka baru saja mau mencari taxi teralihkan ke hp Ais yang berdering nyaring
"iya, assalamualaikum" kata ais menerima telponan itu
"hikss... Kak, kakak mas Dirga kak, hiks..." ucap seseorang yang disana tampak tersedu
"Dirga kenapa dek? Kamu kenapa nangis hm?" sontak Abi menengok ke arah Ais
"mas Dirga hiks... Mas Dirga ke-ketembak kak hikss"
"syut... kamu tenang dulu, sekarang kamu dimana?" tanya Ais nampak kawatir
"masih di kos kak, kakak kapan kesini hiks... Vika mau ke sana tapi takut hikss..."
"aku udah di Jogja, sekarang kamu kemas yang mau kamu bawa. Aku kesana dan kita langsung berangkat"
"iya kak, cepetan kak hikss... Assalamualaikum"
"walaikumsalam"
"ada apa?" tanya Abi
"kak aku langsung pulang dulu ya kak, tunangan temen aku ketembak. Jadi aku mau nemenin dia ke Sleman dulu" kata Ais
"kamu kan baru sampain loh" balas Abi
"gak pa-pa, kak. Lagian aku belum capek"
"yaudah kita cari taxi, saya antar kamu ke rumah dulu" kata Abi sambil menghentikan taxi
"gak usah kak, aku bisa sendiri kok. Ntar kakak kemalaman baliknya" tolak Ais
"gak pa-pa, ayo" mereka memasuki taxi tersebut
Sesampainya di rumah kos Ais, disana sudah ada sebuah taxi dan Vika yang menunggu di luar, ia langsung berlari memeluk Ais yang baru turun dari taxi
"ehh udah-udah, gak usah nangis lagi. Kita langsung berangkat saja, ntar kelamaan" kata Ais mengelap air mata di pipi Vika
Abi membantu memindahkan koper Ais ke taxi yang akan Ais naiki dan sekalian barang-barang Vika
"hmm Ais, saya balik dulu. Barang kamu sama temanmu sudah saya masukan ke taxi, hati-hati di jalan. Assalamualaikum" kata Abi berpamitan
"wa'alaikum salam kak, makasi kak udah bantuin sama nganteren aku sampe sini. Hati-hati juga" jawab ais tersenyum
subhanallah senyumnya manis Batin Abi, ia menggelengkan kepala nya
Setelah kepergian mobil yang di tumpangi abi, sekarang mobil yang di tumpangi Ais dan Vika juga ikut meninggalkan perkarangan rumak kos itu
Author: ehh bi, lo gak usah sok gengsi juga lo ngomong sama cewek. Kebalek woii!
Abi: lah kenapa ngegas thor?
Author: gimana gak ngegas, lo nya sok bangettt
Abi: bukannya lu yang buat ya thor? Kok gue yang lo salahin? Gue tembak mau lo?
Author: eh iya, lupa gue bi. Eh jangan tembak gue juga dong, ntar siapa yang lanjutim cerita lo sama Ais nta
Abi: di iyain dulu biar seneng←_←
*See you*
Jangn bosan-bosan bacanya ya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
TERUNTUK LETTU ABI (HIATUS)
General FictionPerjodohan seorang abdi negara dengan sorang mahasiswi keperawatan yang membuat mereka terikat dalam tali pernikahan yang dilandasi tanpan rasa cinta dan kasih sayang. Permasalahan berawal dari sang ibunda dari Abisam Rafif Kareem yang notabennya s...