21🇲🇨

1.1K 64 2
                                    

"kak Abi gak jadi sarapan di rumah aku?"

"lain kali aja." jawab Abi mata masih terfokus kedepan, entah apa yang iw lihat, padahal mobilnya sudah berhenti di depan rumah kos Arisha.

"soal yang tadi aku bener-bener minta maaf ya kak. Kedepannya aku tidak akan bersikap kekanakan lagi, dan akan lebih dewasa." tutur Arisha menundukan kepalanya.

"saya sudah maafkan kamu, apa kamu sudah terlalu nyaman dengan bangku mobil ini?" Abi masi saja berbicara dengan nada dingin.

"kakak ngusir aku? Kok kakak jah-" pukulan dan ucapan Arisha terhenti kala Abi meliht ke arahnya.

"i-iya kak. Aku masuk dulu, makasih, assalamu'alaikum. Hati-hati dijalan kak, jangan bawa mobil dengan emosi." setelah mengucapkan itu Arisha buru-buru lari keluar dan membantking pintu mobil dengan kuat.

"tidak tau gadis itu ini mobil pinjaman" gerutu Abi di atas mobil

Baru saja Arisha menormalkan detak jantungnya, suara ketokan pintu membuatnya ingin berteriak.

"astagaaa... Siapa lagi yang bertamu huu?" dengan langkah cepat ia membuka pintu.

Yang ia lihat ialah orang yang membuatnya kesal sekaligus orang yang membuat keadaan jantungnya tidak sehat.

"k-kakak ngapain lagi kesini? Katanya tadi gak jadi numpang makan di rumah aku." dengan berani ia menatap mata elang pria itu.

Yang ditatap itu malah menduduki kursi di teras rumah itu "yang bilang saya bakal numpang makan siapa?"

"itu kakak yang bilang sendiri,"

Abi mengernyitkan keningnya "kapan?" tanyanya

"ya sbentar ini. Kata kakak gini 'saya bakal numpang makan' benar kan?"

"lama-lama disini bikin saya pusing, mendingan saya pulang. Assalamualaikum," ia pergi menuju mobilnya.

Sebelum masuk mobil ia kembali lagi kehadapan Arisha "besok kalau butuh apa-apa telfon saja saya. Tidak perlu minta bantuan sama pacarmu si Andi itu." abi langsung menuju mobil lagi

"aneh. Yang pacaran sama Andi siapa sih?"

"LOH KAK, YANG PACARAN SAMA ANDI SIAPA KAK?" Tanya Arisha sedikit berteriak

"KAMU. KATA SAYA." Ucap Abi tak kalah berteriak.

*

Terik matahari tidak mematahkan semangat para pejuang negara demi menjaga ibu pertiwi. Walaupun merasa lelah mereka tetap berjalan mondar mandir di gerbang perbatasan negara.

Karna sudah masuk waktu makan siang mereka akan bergantian menjaga di gerbang tersebut.

Dengan gagahnya dua orang berbaju loreng yang memegang senjata pindad di dadanya meninggalkan gerbang tersebut karna sudah datang penggantinya.

"sholat atau makan dulu kita letda?"

"sholat. Utamakan kewajibanmu dul nanti baru pikirkan perutmu. Kita tidak tau kapan sang ilahi menjemput."

"siap."

setelah percakapan singkat itu mereka berbelok ke arah mushola yang sudah disediakan.

"assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh "

"ya allah ya tuhanku maafkan kekilafan yang hamba lakukan pada hari ini baik yang sengaja atau tidak sengaja. Hamba hanya makhluk biasa yang meminta segalanya kepadamu, ya allah yang maha segalanya ampuni dosa kedua orang tuaku, berikan ia tempat di surga firdausmu jika engkau sudah mengambilnya.

TERUNTUK LETTU ABI (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang