"ka-kak Abi?" kaget Arisha reflek berdiri dan menunjuk Abi. Abi menoleh dan tersenyum. "sejak kapan kakak disini?""sudah dari tadi. Kamu tidak menyadari keberadan saya disini?"
Arisha kembali duduk dan menundukan kepalanya, "maaf," cicitnya.
'astagfirullah, apa kak Abi mendengar pembicaraan kak Dirga tadi? Arggh... Arisha kok bodoh banget kamu sih.' ucapnya dalam hati dan memukuk kepalanya.
"kenapa kamu memukul kepala mu?"
"e-eh, tidak apa-apa, kak."
Teman yang datang bersama Dirga tadi ia izin keluar, karna merasa keberadaanya disini rada canggung. "mas, mbak, saya keluar sebentar. Kalau Dirga nanya, bilang saja saya lagi cari angin keluar."
"iya silahkan, mas." jawab Abi.
Mereka kembali ke suasana diam, Arisha ia takut jika Abi salah paham dengannya.
"kak Abi,"
"Arisha,"
Panggilnya berbarengan, "kak Abi aja dulu," ucap Arisha
"kamu aja dulu, perempuan paling di utamakan." tolak Abi, Arisha menggeleng tidak setuju
Ia mengehembuskan nafasnya, "ok, saya yang duluan."
"kamu ada masalah?"
Arisha sontak mengangkat kepalanya menatap Abi.
"kenapa?"
Ia kegalapan dan menggeleng,
'duh kudu jawab apa ini?'"lupakan. Saya mau ngajakin kamu nemenin saya ke acara teman saya. Tapi kelihatannya kamu lagi gak enak badan. Jadi niat saya, saya urungkan saja." lanjut Abi
"kapan kak?"
"nanti siang. Kalo gak bisa gak usah di paksain,"
"tapi kak,"
"saya tidak mau karna saya kamu semakin sakit. Dan, itu saya tidak suka." tuturAbi
Arisha yang mendengar membuat pipinya merona, ia menunduk malu biar Abi tidak melihatnya.
"Arisha,"
Arisha menoleh menatap Abi sebentar dan menundukan kepalanya lagi.
"kamu kalau butuh teman cerita saya siap mendengarnya, jangan sungkan. Kamu akan menjadi istri saya, saya berharap kita saling terbuka." tutur Abi kembali
"iya, kak. Tapi, beneran gakpapa Ais gak nemenin kakak?"
"tidak apa-apa. Saya kan sudah bilang, kesehatan kamu lebih penting."
"iya, kak."
"saya balik dulu gakpapa kan? Kamu disini sama teman mu?"
"gakpapa kak. Ais disini sama Vika kok, mari Ais antar kedepan."
Sebelum mobil Abi berjalan Ais segera memanggiknya, "Kak Abi."
Abi menoleh mengangkat satu alisnya.
"ais akan menceritaksnnya, tapi kasih Ais waktu dulu ya kak." ucapnya di balas senyuman oleh Abi.Arisha menutup kembali pagar setelah mobil Abi keluar dari perkarangannya, ia masuk kerumah dan langsung menuju kamarnya.
Ia teringat surat yang di berikan Dirga tadi, dengan segera ia meutup pintunya dan duduk di atas kasur membuka surat itu.
__________________________________________________
Assalamu'alaikum Arisha.
Masih ingat dengan kakak yang sering kamu panggil kulkas? Semoga saja masih ingat.
Aku ramal kamu baca surat ini pasti ketika tidak bersama aku? Heheh... Jelas iyalah namanya aja surat, astagfirullah aku gaje ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERUNTUK LETTU ABI (HIATUS)
General FictionPerjodohan seorang abdi negara dengan sorang mahasiswi keperawatan yang membuat mereka terikat dalam tali pernikahan yang dilandasi tanpan rasa cinta dan kasih sayang. Permasalahan berawal dari sang ibunda dari Abisam Rafif Kareem yang notabennya s...