4💉

1.3K 103 4
                                    

Setelah makan malam usai keluarga harmonis itu kembali becanda seperti biasanya di setiap malam.

"Ais, kasiko sabanta ado yang ayah bunda nio katoan" Ais mengikuti orangtuanya ke dalam kamarnya sekalian menutup renggang pintu itu (ais, kesini ikut ayah bunda sebentar ada yang mau dibicarakan)

"umua ais lah bara kini nak?" tanya sang ibunda (umur ais sekarang udah berapa?)

"masuak duotigo, bun" jawab ais (mau duatiga, bun"

"Ais lah gadangkan, lum ado niaik untuak mancari pendamping hiduik ais lai?" ayahnya bertanya kembali (ais sudah besarkan, belum ada niat untuk mencari pendamping hidup lagi?)

Pertanyaan sang ayah adalah hal yang paling dihindari Ais, bukan masalah siap atau belum siap tapi calon yang belum ada disisnya sekarang ini.

"kalau Ais nio, kawan ayah ado anak laki-laki surang, nyo nio manjodohan anaknyo samo Ais. Lai amua Ais? Ayah indak mamaso Ais manarimonyo lah, ayah cuman menyampaikan pasannyo. Ayah tasarah pilihan ais, cukuik Ais sanang, ayah samo bundo ikuik lo sanang nak" tutur sang ayah dengan baik,
(kalau ais mau, teman ayah punya satu anak laki-laki, katanya dia mau menjodohkan anaknya dengan ais. Apa ais mau? Ayah gak maksa ais menerimanya, ayah cuman menyampaikan pesan darinya. Terserah pilihan Ais, cukup ais senang ayah sama bundapun juga senang)

"ini memang terlalu mendadak buat ais, akan baik jika ais pikirkan matang-matang ya nak" sang ibunda mengusap bahu anaknya dengan kasig sayang

"insyaallah nanti malam ais solat istighoroh dulu ya bun, besok pagi Ais kasih jawaban"

"alhamdulillah kalau seperti itu cara kamu ambil keputusan. Ais kapan balk ke Jogja?" tanya bundanya "hari jumat bun, ais dapat izin satu minggu"

***

Seperti biasa setiap jam tiga malam Ais selalu terbangun untuk menunailan solat sunnah tahajud, tapi untuk malam ini dia akan solat istighoroh untuk meminta petunjuk dari allah swt.

"ya allah ya rab, izinkan hambamu berkeluh kesah kepadamu ya allah. Kepadamu hamba meminta pertolongan, tunjukanlah kebenaran dan petunjuk, tunjukanlah hamba di jalan yang lurus, karna engkau maha mengetahui segalanya. Bantulah hamba dalam pilihan ini ya allah, karna pilihan engkau yang lebih baik dari segalannya. Amin" Ais mengusapkan kedua telapak tangnnya di wajahnya. Setelah solat ia melanjutkan membaca alquran sampai setengah empat subuh.

"yah, Ais udah nemu jawabannya" semua pasangan mata mengarah ke ais. "bismillah, jika itu yang terbaik buat Ais, Ais menerima tawaran ayah semalam" tutur Ais tanpa ragu.

Keheningan dimeja makan itu kembali pecah saat ayahnya membuka suara "apa ais sudah yakin dengan keputusanmu nak?" tanya ayahnya meyakinkan

"insyaallah ais yakin"titahnya kembali

Dan disinilah ais sekarang berada, setelah kejadian ia menerima tawaran itu saudara laki-laki ayahnya meminta Ais untuk ke Bandung. Katanya jika ais menerima tawaran tersebut, keluarga calonnya bakal silaturahmi ke kediaman keluarga saudara ayahnya Ais di Bandung.

Masa izinnya masi ada tiga hari lagi, hari jumat ia berencana untuk kembali ke jogja, karna bujukan om dan tantenya itu keberangkatannya dinundur sampai hari sabtu.

"seperti yang kami bicarakan sama uda dan uni kemaren, kedatangan kami kesini melamar keponakam kalian untuk anak laki-laki kami" ucap Syahid menyampaikan niat baiknya

Ia datang bersama istrinya dan anak semata wayangnya itu, kedatangan mereka di sanggup hangat oleh pamannya Ais. Dari tadi Ais diam menunduk sedangkan Abi seperti biasa, berwajah datar tanpa berekpresi.

Ketika Abi pertama melihat Ais ia sempat mengagumi gadis berjilbab itu, tapi dia tetap menetralkan raut wajahnya kembali, begitu juga dengan Ais. Ia mengagumi sosok Abi yang berbadan tegap dan gagah.

"kami sebagai orangtua kedua bagi Ais, kami tentu juga memikirkan kebahagiaan anak kami. Kalau soal terima menerima kami sekeluarga sudah menyetujui, sekarang tergantung pilihan Ais saja" jawab paman Ais, pak satria.

"Ais bagaimana nak, apa Ais menerima lamaran nak Abi?" tanya tantenya itu. Ais tampak deg-degan dengan situasi seperti ini

"Bismillahirrahmannirrahiim, jika ini jodoh yang dimaksud allah, ais menerimanya" tutur Ais dengan sekali tarikan nafas

"Alhamdulillahirabbil ' alamin" sahut semua yang ada di sana

"assalamualaikum" suara seseorang mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu rumah tersebut,

"wa'alaikumsalam" jawab yang ada di dalam rumah, orang yang baru datang tadi langsung duduk di sebelah Ais

"kenalin ini anak saya, sibungsu namanya Rayn. Nak salim sama temen papamu" pinta Iren tantenya Ais, Rayn menyalami orang tersebut dan kembali duduk ketempatnya tadi.

"Calonnya Luli ya?" tanya Rayn, yang ditanyapun tampak bingung. Karna Abi belum mengetahui nama lengkap Ais, cuma tau Ais saja.

"Ais maksudnya" jelas Rayn
"hm... Iya kak" balas Abi

"ehh kelupaan. Cincinnya pasangan gih ke tangan calon mantu mama" Ucap Giska menyodorkan kotak berbludu merah itu ke tangan Abi

Mereka berdiri saling berhadapan dengan perasaan canggung dan malu-malu kucing, Abi menyelipkan cincin tersebut di jari manis Ais dengan sempurna. Ketika giliran Ais yang akan memasangkannya, ia tampak ragu akan hal itu.

Yakin ais, dirimu pasti bisa katanya dalam hati. Dan cincin pun juga terpasang sempurna di jari manis Abi

"Alhamdulillah, walaupun kita tidak mengadakan acara mewah yang penting kita bahagiapun tidak apa-apa" senyuman Giska sedari tadi tidak luntur sedikitpun

"iya mbak, yang penting kita sama-sama bahagia" sambung Iren

"Ais apa masih kuliah atau kerja? Duh kelupaan nanya tante jadinya sangkin senengnya" tanya Giska ke Ais

"masih kuliah tante" jawab Ais dengan lembut

"calon perawat ni tante" bangga Rayn yang menjawab pertanyaam Giska

"subhanallah dapat mantu perawat kita pa. Eh, cocok loh Ais sama Abi seperti pasangan-pasangan tni kebanyakan" sambung Giska kembali yang di balas anggukan oleh Syahid

"dokter yang kebanyakan, bukan perawat, ma" sontan yang disana melihat kearah Abi, sedangkan Giska memukul pundak anaknya "itu iya juga"

"Kuliah dimana nak? Terus sudah semester berapa" kata Syahid

" Universitas ***, di Jogja, om. Udah semester akhir"jawabnya kembali

"kebetulan ya dekat sama tempat mu kan bi?" serkas Giska menanya ke Abi yang di iyakan oleh Abi

"Bagus tu, bisa sekalian Abi bisa jaga Ais disana" sahut Tria, om nya Ais

"insya'allah bisa om" jawab abi

"Kapan rencana balik ke Jogja?" tanya Tria kembali

"Besok om"

"balik bareng lulu aja, lulu juga berangkat besok. Ya kan lu? Ni tiket keretanya udah Rayn beliin tinggal tiket Abi saja" sahut Rayn ke arah Ais dan Abi

"gak pa-pa juga tu, nanti beli tiketnya sesuain aja jam keberangkatan sama Ais" Semua tampak menyetujui usulan Rayn dan Syahid. Abi hanya mendengarkan pembicaraan orang dewasa ini tanpa menyela sedikitpun










*See you*

Jangan lupa bote and komen ya, aku butuh sekali komen para readers biar bisa koreksi dan sebagai semangat nulis juga buat aku. And sorry kalo ada typo di mana-mana :)









TERUNTUK LETTU ABI (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang