[20] camouflage

279 112 66
                                    

Sumpah seneng banget bisa sampai di sini!!! Makasih banyak banyak buat kalian yang masih bertahan untuk selalu mendukung cerita ini ('༎ຶ ͜ʖ ༎ຶ ')♡ aku janji akan selesaikan cerita ini!!!

Dan aku mau informasi aja, mungkin cerita ini hanya 25 chapter, yang artinya beberapa chapter lagi ending.

24 April 2020

Ketika Sanha dan Junkyu kembali ke kamar rawat Eunha, ranjangnya kosong gak ada keberadaan seseorang, dan di dalam pun hanya ada seorang perawat yang sedang membereskan alat-alat yang sebelumnya terpasang di tubuh Eunha.

"Pasiennya kemana?" tanya Sanha.

"Dibawa ke ruang operasi, karena sebelumnya mengalami gagal jantung," sahut perawat itu.

Sanha langsung keluar dari kamar rawat, dia berlari ke ruang operasi di ikuti Junkyu dari belakang. Sejenak Sanha berhenti di meja administrasi untuk bertanya dimana letak ruang operasi, setelah mendapatkan jawaban pria itu kembali berlari dengan perasaan yang begitu khawatir.

Dan, ya, Eunha menjalani operasi bypass jantung untuk mengatasi penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah. Operasinya di perkirakan memakan waktu 3-6 jam. Ini terjadi karena cairan yang di suntik ke infusan Eunha, dan ternyata cairan itu adalah zat yang terdapat di salah satu narkotika yang bernama kokain.

Kokain adalah narkotika yang paling berbahaya karena daya adiktifnya sangat tinggi. Di Amerika Serikat, kokain atau kokaina digolongkan dalam obat Schedule II yang artinya memiliki potensi tinggi untuk disalahgunakan, tapi juga dapat diberikan untuk tujuan medis yang sah seperti obat bius lokal.

Ketika Sanha hampir sampai di ruang operasi, dia melihat Sinbi yang menunggu seorang diri. Sinbi yang menyadari keberadaan Sanha menoleh ke arahnya dan menatap begitu dalam, dari raut wajah perempuan itu terlihat sedih sampai dia meneteskan air mata.

"T-tadi waktu gue dateng... Eun-Eunha kejang-kejang..." kata Sinbi dengan suara yang lirih. "Eun-Eunha baik-baik aja kan?"

Sanha berusaha kuat, pria itu menganggukkan kepala dan tersenyum merespon perkataan Sinbi, walau dia pun sangat khawatir dengan kondisi kakaknya itu. Perlahan Sanha melangkahkan kakinya berjalan ke pintu masuk ruang operasi, tatapannya terlihat hampa, sampai akhirnya langkah kakinya berhenti dan air mata pun menetes.

Junkyu mengkerutkan keningnya saat melihat Sinbi yang menyeringai sambil menatap punggung Sanha. Ketika Junkyu berjalan menghampiri Sanha telinganya mendengar Sinbi bergumam, "Eun-Eunha baik-baik aja..." berulang-ulang kali dengan nada suara yang bergetar, sekilas pun Junkyu melihat raut wajah perempuan itu yang terlihat khawatir.

Tapi, tiba-tiba Sinbi menghampiri Sanha, mendaratkan sebuah pukulan di punggung pria itu membuat tubuh Sanha tumbang ke depan. Junkyu tersentak kaget, lalu segera menjauh dari Sinbi dan Sanha karena ketakutan.

"LO KEMANA??? Kenapa di hubungi enggak bisa?" tanya Sinbi.

Perempuan itu mensejajarkan tubuhnya dengan Sanha, tangannya meraih kerah baju Sanha dan memegang dengan kuat-kuat, Sinbi memukul dada bidang Sanha berulang-ulang sambil menangis, dan perlahan tubuhnya menyurut sampai terduduk di lantai.

"Eunha baik-baik aja kan," Kata Sinbi di sela tangisannya.

1 jam berlalu...

2 jam berlalu...

3 jam berlalu...

Dan 30 menit kemudian pintu masuk ruang operasi terbuka, muncul seorang dokter, membuat Sanha dan Junkyu yang menunggu di depan ruang operasi segera menghampirinya.

TIME TRAVELER - SanhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang