[12] midnight and lullabies

395 120 48
                                    

14 April 2020

Sanha mengganti posisi tidurnya ke kanan dan ke kiri. Pria itu mendecak kesal, tangannya menyibak selimut yang menutupi seluruh tubuhnya, matanya pun melirik sinis ke arah Junkyu yang sedang tertidur pulas di atas kasur.

"Berisik banget!" kata Sanha yang kesal, karena dengkuran dari mulut Junkyu.

Sanha membuka laci nakas, dan langsung mendapatkan apa yang dia butuhkan—sebuah pita perekat. Sanha menghampiri Junkyu sambil tangannya menarik pita perekat tersebut, sekira menariknya cukup panjang Sanha pun memotongnya lalu menempelkan pita perekat itu ke mulut Junkyu.

Dengkuran dari mulut Junkyu gak lagi Sanha dengar, Sanha pun kembali ke posisi tidurnya. Tapi, gak lama telinga Sanha kembali mendengarkan sebuah dengkuran yang keluar dari hidung Junkyu.

Sanha yang kesal mendengar dengkuran Junkyu meraih bantal yang dia gunakan untuk alas kepalanya, lalu menutupi wajah Junkyu dan menekan bantalnya, dalam hitungan tiga detik Sanha menjauhkan bantalnya dari wajah Junkyu.

Bukan, yang Sanha lakukan bukan tindakan sebuah percobaan pembunuhan. Sanha gak sepsikopat itu. Ya, walaupun 5% Sanha sempet berpikir buat matiin Junkyu biar dia gak lagi denger dengkuran pria itu.

Jadi, Sanha masih berada di waktunya berada, belum kembali ke masa lalu. Dan unit apartemen Junkyu lah yang menjadi tempat persembunyian sekaligus tempat bermalamnya Sanha. Pria itu berniat untuk kembali ke masa lalu esok pagi ketika matahari akan terbit, tapi sepertinya niatnya itu akan berubah karena berada di satu ruang bersama Junkyu membuatnya sulit untuk beristirahat.

Menurut Sanha, Kim Junkyu di waktu sadar atau di waktu gak sadar sama-sama berisik. Contohnya saat ini, dalam tidurnya Junkyu mendengkur terus menerus, dan saat dalam keadaan sadar Junkyu berisik karena mengoceh terus-menerus.

Berhubung saat ini waktu udah memasuki kategori pagi karena hari telah berganti, Sanha bisa kembali ke masa lalu. Tanpa berlama-lama Sanha melangkahkan kakinya ke arah pintu unit apartemen, tapi tiba-tiba pria itu membalikan tubuhnya ketika tinggal beberapa langkah lagi sampai di dekat pintu dan dia berjalan kembali menghampiri Junkyu.

Tangan Sanha dengan cepat menarik pita perekat yang masih menempel di mulut Junkyu. Dan Junkyu sempat berteriak kesakitan, tapi anehnya pria itu sama sekali gak terbangun dari tidurnya. Sanha yang melihatnya tertawa gak percaya dan menggelengkan kepalanya. Sekebo itu Kim Junkyu kalau tidur, lebih parah dari Sanha.

"Jun, gue pergi lagi, jaga Eunha. Lo juga... Di larang sakit sebelum gue kembali," adalah kalimat yang Sanha katakan sebagai tanda pamitnya ke Junkyu.

"Enggak! Jangan pergi! Sanha enggak boleh pergi lagiii!" rengek Junkyu yang masih tertidur, kedua tanganya memeluk boneka koala yang selalu menjadi teman tidurnya dengan sangat erat.

Sebelum akhirnya pergi, Sanha berdiri di depan pintu unit apartemennya sambil menundukkan kepalanya. Sanha gak ada niatan buat pamit atau bahkan sekedar melihat Eunha dari lubang kecil yang ada di daun pintu unit apartemen, karena hal itu bisa menyulitkan Sanha yang akan kembali meninggalkan kakak perempuannya.

Batin Sanha berkata, "Gue akan kembali, tunggu sebentar lagi."

Setelahnya Sanha mulai melangkahkan kakinya menjauh dari unit apartemennya, berjalan ke arah lift apartemen yang sebagaimana telah menjadi sebuah portal, lalu segera masuk ke dalam lift ketika pintunya terbuka. Dan hanya dalam hitungan beberapa detik Sanha berhasil berada di waktu yang berbeda.

25 Desember 2019

Sanha menghembuskan nafasnya setelah tubuhnya berhasil terhempas di atas kasur, perlahan matanya terpejam. Tapi, seperkian detik matanya terbuka dengan lebar ketika mendengarkan sebuah ketukan dari jendela unit apartemennya.

TIME TRAVELER - SanhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang