[6] eunha's disease

665 170 79
                                    

Musim Semi, 2004.

Sanha menatap rumah yang ada di hadapannya, memperhatikan setiap sudut rumah tersebut, sampai tiba-tiba pagar rumah itu terbuka membuat pria itu menundukkan kepala. Yang pertama muncul adalah seorang perempuan yang memiliki wajah imut, disusul seorang ibu yang menggandeng seorang anak kecil.

"tunggu mama, Eunha!"

"cepetan ma!"

Sanha menatap ketiga orang itu, yang salah satunya adalah dirinya sendiri ketika berumur 4 tahun. Dan entah kenapa air mata Sanha menetes ketika melihat mamanya, Sanha begitu merindukan sosok orang tuanya setelah keduanya meninggalkan Sanha bersama Eunha.

Dengan langkah pelan Sanha mengikuti ketiga orang itu dari belakang, sampai mereka berhenti di halte bus. Selama perjalan Sanha full mendengarkan ocehan Eunha yang tentang Sinbi dan Moobin, sedari dulu Eunha memang telah berteman dengan keduanya.

"Ma, kira-kira kakak kapan ya berhenti ke rumah sakitnya?" tanya Eunha.

"Hmm... Kalau kakak udah enggak ngerasain sesak nafas, sama pencernaan kakak yang kalau lagi bermasalah enggak lama banget sembuhnya, ya singkatnya kalau kakak udah enggak ngerasain rasa sakit itu," jelas mama Jung sambil merapihkan rambut Eunha lalu beralih ke Sanha kecil.

Eunha tersenyum begitu cantik, "Oke! Berarti sebentar lagi kakak udah enggak perlu dateng ke rumah sakit, soalnya kakak udah jarang banget sesak nafasnya... Nih," perempuan manis itu menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nafasnya.

"Iya, anak mama yang cantik," mama Jung mencubit pipi chubby Eunha, merasa begitu gemas dengan anak perempuannya itu.

Diumur 7 tahun Eunha mengidap penyakit Histiositosis sel Langerhans (Langerhans cell histiocytosis atau di singkat LCH) sejenis dengan kanker, suatu penyakit dengan kondisi yang ditandai adanya peningkatan jumlah sel proliferasi, histiosit mirip dengan sel Langerhans yang terdapat di berbagai jaringan atau organ.

Sel histiosit merupakan bagian dari sistem imun yang berfungsi untuk memakan sel-sel asing yang masuk ke dalam tubuh dan berperan sebagai pembawa antigen, yaitu bahan atau zat yang dapat memicu terbentuknya antibodi.

LCH merupakan suatu kanker yang terdapat sel imun dalam jumlah besar yang menyerang organ tubuh. Walaupun demikian, LCH dapat mengalami penyembuhan spontan, berbeda dengan kanker yang terus-menerus mengalami perbanyakan sel dan gak mengalami penyembuhan spontan.

LCH adalah suatu penyakit langka yang hanya ditemukan pada 0,5 sampai 5,4 kasus perjuta orang pertahunnya. Penyakit ini dapat terjadi pada semua kelompok usia, mulai dari bayi sampai orang dewasa, tetapi umumnya ditemukan pada usia 0-15 tahun. Anak laki-laki berisiko dua kali lipat lebih besar mengalami LCH dibandingkan dengan anak perempuan.

Gejala LCH dapat dibedakan berdasarkan organ yang terkena, diantaranya tulang, otak, paru-paru, hati, limpa, dan saluran pencernaan. Salah satu gejala yang Eunha alami seperti yang di katakan mama Jung sebelumnya, di bagian paru-paru dan saluran pencernaan. Eunha sering kali mengalami sesak nafas tiba-tiba, dan saat pencernaannya terganggu perempuan itu membutuhkan waktu lama untuk sembuh.

Jadi karena itu pun Eunha selalu rajin ke rumah sakit, perempuan itu harus menjalani perawatan dan pemeriksaan darah rutin. Tes darah rutin awal misalnya hitung darah lengkap, tes fungsi hati, U&E, profil tulang yang dilakukan untuk menentukan luasnya penyakit dan menyingkirkan penyebab lainnya, Eunha melakukan semua itu di umurnya yang masih kecil. 

Ketika bus dengan rute ke rumah sakit yang akan di kunjungi mereka telah tiba, Sanha membantu dirinya yang berumur 4 tahun itu naik ke dalam bus, membuat mama Jung tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Dan Sanha memutuskan untuk berdiri di dekat ketiga orang itu.

"Halo, kakak ganteng?" sapa Eunha ke Sanha, sambil melambaikan tangannya dan memperlihatkan senyumannya yang cantik.

"Yoon Eunha!" omel mama Jung dengan nada suara pelan, tapi matanya melotot ke anak perempuannya.

"Ha-hai?" sapa Sanha agak canggung. Entah kenapa aneh banget, jadi mau ketawa mengingat bahwa perempuan itu adalah kakaknya dalam versi kecil.

"Kak, aku boleh enggak minta KakaoTalknya?" kata Eunha, tangannya menjulurkan handphonenya ke Sanha.

"Kakak..." panggil mama Jung sambil berusaha tarik tangan anak perempuannya itu.

"Iih ma, kakaknya ganteng loh, masa di sia-siain? Siapa tau aku jodohnya kakak ganteng," oceh Eunha, mama Jung langsung senyum malu ke Sanha karena tingkah anak perempuannya itu.

Dan Sanha tersenyum, tangannya mengusap kepala Eunha dengan lembut, lalu turun mencubit pipi chubby perempuan itu. Jadi merasa gemas sendiri melihat kakaknya dalam versi anak kecil.

Gak lama pandangan Sanha beralih ke dirinya yang berumur 4 tahun yang duduk di pangkuan mamanya. Sanha tersenyum sambil melambaikan tangan, tapi sama sekali gak di respon. Bahkan si Sanha kecil menatapnya sinis, terlihat dari raut wajahnya kalau anak kecil itu gak suka dengan dirinya sendiri—Sanha versi dewasa.

"Oh iya ka, temen kakak yang waktu itu pernah anter pulang siapa namanya?" tanya mama Jung.

"Jeon Jungkook," Sahut Eunha, nada suaranya terdengar gak berniat menyebut nama temennya itu.

"Anaknya ganteng ya? Kayanya pinter juga," mama Jung senyum-senyum gitu, kaya ngegoda Eunha.

"Gantengan juga Cha Eunwoo, pinteran juga Cha Eunwoo," Sahutnya tak acuh.

Gak tau kenapa Eunha kesel banget karena kemarin Jungkook bermain sepak bola bersama temennya, Mingyu sama Yugyeom. Padahal sebelumnya Jungkook udah janji bakalan pulang bareng sama Eunha, dan endingnya Eunha pulang sendiri tapi kebetulan dia bertemu dengan Eunwoo.

"Cha Eunwoo itu si peringkat satu itu kan?" tanya mama Jung, Eunha anggukin kepala. "Anaknya sopan juga waktu mama dateng ke sekolah, dia ketua kel—"

"Udah sampe," Eunha langsung beranjak dari kursinya lalu segera turun dari bus meninggalkan mama Jung dan juga adiknya itu.

Mama Jung cuma bisa menggelengkan kepala melihat sikap anak perempuannya itu, "Yuk, Sanha!"

"Ayo, ma!" Sahut Sanha, bikin mama Jung yang lagi genggam tangan Sanha kecil menoleh ke dirinya.

Tanpa berpikir Sanha keluarin handphonenya dari kantong celana lalu menempelkan benda persegi panjang itu ke daun telinganya, "Aku ke sana ya, tungguin aku!"

Sanha benar-benar gak sadar kalau mamanya itu mengajak dirinya yang versi kecil, pria itu juga lupa kalau sekarang dia ada di masa lalu, jadi gak fokus karena dari tadi mendengarkan percakapan mama Jung dan Eunha.

Yang bisa Sanha lakukan adalah pura-pura menelpon sambil menundukkan kepalanya, lalu duduk di kursi yang sebelumnya di duduki mama Jung. Dan mama Jung segera turun dari bus mengingat bahwa anak perempuannya telah turun terlebih dahulu, tapi untuk sesaat mama Jung tersenyum sekilas kearah Sanha membuat pria itu membalas senyumannya.

Tepat saat bus kembali berjalan, Sanha menatap punggung mama Jung sampai menghilang dari pandangannya. Kalau boleh bilang, Sanha mau banget peluk mamanya, Sanha juga mau genggam tangan mamanya seperti dirinya yang berumur 4 tahun itu, Sanha begitu merindukan sosok mama Jung di kehidupannya.

Sulit banget untuk pria itu hidup tanpa orang tua, walaupun Eunha udah berhasil menggantikan posisi itu. Tapi, tetep aja yang namanya seorang anak butuh sosok orang tuanya untuk mendukung, membimbing, dan memberikan kasih sayang. Peran orang tua begitu penting untuk seorang anak.







time traveller




a/n:
Aku selipin real story Eunha yang waktu dia kecil, tapi aku enggak begitu tau jelas sama penyakitnya itu. Jadi ya... Sebisanya otak aku berimajinasi aja.

TIME TRAVELER - SanhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang