[24] psychedelic

330 93 32
                                    

I'm backkkkkk!!! Maaf ya agak telat :'(

13 Mei 2020

Eunha mengerjapkan kedua matanya, dia terdiam cukup lama sampai akhirnya beralih menolehkan kepalanya ke arah Sanha yang tertidur di sofa. Perempuan itu mengkerutkan keningnya melihat ada seekor kupu-kupu berwarna biru yang terbang masuk ke dalam kamar rawatnya.

Beberapa detik kemudian kupu-kupu itu terbang keluar dari kamar rawat, membuat Eunha beranjak dari ranjang dan mencabut selang infusan dari tangannya, kedua kakinya langsung melangkah untuk mengejar kupu-kupu itu.

Eunha menghentikan langkah kakinya di ambang pintu, ternyata kupu-kupu itu terbang di depan pintu kamar rawat yang seakan-akan serangga tersebut menunggu keberadaan Eunha untuk keluar. Dan kupu-kupu itu mulai mengepakan sayapnya menjauh dari kamar rawat, Eunha pun kembali melangkahkan kakinya mengikuti kemana perginya serangga tersebut.

Kupu-kupu itu terbang menuju ke tangga darurat, tapi bukan untuk turun ke bawah, melainkan kupu-kupu itu terbang sampai ke atas rooftop Rumah Sakit. Kupu-kupu itu masih mengepakan sayapnya sampai berhenti di tepi rooftop, dan Eunha pun masih mengikuti kemana perginya serangga tersebut, sekitar lima langkah kaki berada di tepi rooftop Eunha menghentikan langkah kakinya, kupu-kupu itu pun terbang menghampiri Eunha.

Perempuan itu mengangkat tangan kanannya sampai sejajar dengan wajahnya, dan tiba-tiba kupu-kupu itu mendarat di jari telunjuknya, tapi hanya untuk beberapa saat karena kupu-kupu itu kembali mengepakan sayapnya dan terbang meninggalkannya. Eunha menatap kemana perginya serangga tersebut, semakin lama jarak diantara mereka semakin jauh dan kupu-kupu itu hanya terlihat sebuah titik di matanya.

Kemudian, Eunha membalikan tubuhnya ke arah pintu rooftop karena merasakan ada seseorang yang berdiri di balik pintu. Untuk beberapa saat Eunha terdiam sambil kedua matanya yang menatap pintu rooftop begitu lekat, perasaannya menjadi begitu takut, dan perempuan itu tiba-tiba berteriak sangat histeris.

Eunha menggelengkan kepalanya, tubuhnya langsung keluar banyak keringat dengan keadaan angin yang berhembus cukup kuat, beberapa detik kemudian kedua matanya membulat merasa begitu terkejut menatap ke arah pintu rooftop, dan perlahan kakinya melangkah berjalan mundur sampai akhirnya perempuan itu terjatuh ke bawah.

"Eunha..."

"Yoon Eunha..."

"Yoon Eunha, bangun minum obat!"

Eunha menarik nafas dalam-dalam ketika ada sesuatu yang menutupi hidungnya, membuatnya sulit untuk bernafas. Perempuan itu terdiam, kedua matanya mengabsen ke sekelilingnya, kepalanya berpikir apa dia berada di surga atau dia baru terbangun dari mimpi?

"Susah banget di banguninnya! Lihat tuh udah jam berapa?! Ayo cepet bangun! Minum obat! Lo enggak mau sembuh apa???" omel Sanha, yang terdengar berisik di pendengaran Eunha.

Sanha menghampiri Eunha untuk mengubah posisi perempuan itu menjadi duduk agak bersandar, lalu memberikan beberapa obat untuk di minum Eunha, dan mengulurkan tangannya yang memegang segelas air putih ke mulut Eunha.

"Minum obat tuh tepat waktu, jangan entar-entar-an! Lo mau sembuhnya juga entar?" Sanha menyeka air di ujung bibir Eunha, ketika kakaknya ingin merebahkan tubuhnya dengan cepat dia berkata, "Duduk! Tiduran terus kaya enggak punya tulang aja lo!"

"San," panggil Eunha.

"Hmm?" sahut Sanha sambil membereskan barang-barang di atas nakas, lalu membuka laci nakas untuk meletakkan sikat gigi dan pasta gigi yang baru dibeli.

TIME TRAVELER - SanhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang