Dunia pertama 20

12.6K 1.6K 49
                                    


Di daerah taman bunga yang sepi, sepasang pria dan wanita berjalan beriringan dengan tangan yang saling tergenggam karena lingkungannya sangat cantik, ada beberapa kunang-kunang berkelap-kelip di bawah sinar bulan dan langit-langit yang penuh dengan bintang-bintang membuat suasana di antara mereka terasa sangat romantis.

Tidak ada yang berbicara hingga mereka sampai di bangku taman ini, keduanya memutuskan untuk duduk di sini sebentar hingga waktunya kembali tiba dan tangan mereka itu masih saling menggenggam.

"Kamu" "kamu"

"???"

Keduanya ingin memulai percakapan tetapi malah berbicara bersamaan.

"Kamu duluan" "kamu duluan"

"..."

"Tidak, kamu saja yang duluan" "Tidak, kamu saja yang duluan"

"..."

"Baik aku duluan" "baik aku duluan"

"..."

"Prfftt.... Aku merasakan Dejavu"
"Prfftt.... Aku merasakan Dejavu"

"???"

"Hahahahahaha" "Hahahahahaha"

Suasana hening berganti menjadi suasana penuh tawa seperti ini, Arin masih tertawa, sangat cantik, ini pertama kalinya Izkel melihat penampilan Arin yang tertawa bebas seperti ini, biasanya dia hanya melihat wajah pucat ketakutan dan senyum lembut saja. Ini membuat Izkel merasa seperti mendapat sebuah pencapaian, ya ini aneh, Izkel bahkan berpikir bahwa otaknya sedikit bermasalah. Walaupun begitu perasaan ini tidak buruk!

Sekarang hanya Arin yang sedang tertawa, Izkel hanya melihat dari samping. Lalu setelah beberapa saat, Arin pun berhenti tertawa. Dia menoleh ke samping, dan bertemu dengan tatapan Izkel.

Izkel yang ketahuan sedang melihat Arin, tidak malu dan terus menatap Arin.

Dia memikirkan perbedaan antara hari-hari sebelum Arin datang dan sesudah Arin datang, dia yang awalnya tidak pernah dekat dengan seorang gadis, sekarang sedang duduk berdua Arin. Lalu dia mengingat hal-hal yang dikatakan temannya

....

Beberapa menit sebelum Lana dan Arin datang, Izkel yang berdiam diri seperti ini membuat semuanya bingung.

"Ada apa dengan senior Izkel?"

Sasha bertanya, Bilen dan Lion hanya mengangkat bahunya sebagai tanda tidak tahu. Kiki berbicara menebak-nebak sesuatu"Melihat kelakuannya beberapa hari ini sepertinya dia sedang jatuh cinta"

"Aku rasa begitu" Bilen mengangguk.

Izkel yang sebenarnya tidak terlalu melamun juga mendengar percakapan itu, dia menatap mereka dengan linglung.

"Fiks dia sedang jatuh cinta" Bilen kembali menyatakan Pikirannya.

Izkel mengerutkan alis, "Berhenti berbicara omong kosong"

Mereka yang mendengar itu menatap Izkel seperti melihat orang bodoh.

"Ini bukan omong kosong, kamu benar-benar sedang jatuh cinta"

"Sudah kubilang berhenti berbicara omong kosong"

"Aku tidak berbicara omong kosong"

Izkel ingin membantah Bilen lagi tetapi di sela oleh Lion.

"Jika kamu tidak jatuh cinta, bagaimana bisa kamu melakukan hal-hal yang tidak pernah kamu lakukan? Coba ingat lagi, bukankah kelakuanmu sangat aneh akhir-akhir ini? Kamu yang awalnya tidak pernah berinisiatif membantu orang malah dengan berinisiatif membantu tanpa diminta, terutama seorang wanita. Tetapi lihat kemarin, kamu sengaja menyuruh kami kembali duluan untuk membantu Arin belajar merawat kucing, bahkan sebelum hari kemarin, kamu pernah beberapa kali membantunya."

Rebut pahlawan itu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang