Dunia kedua 04

8.5K 1.2K 87
                                    

Arin langsung mengecek kamar Helen, serangga yang masuk ke kamarnya hanyalah seekor belalang tersesat. Arin mengambilnya lalu membawanya keluar.

"Ini hanyalah belalang kecil yang tersesat, aku sudah mengambilnya kamu bisa istirahat dengan tenang"

Arin berbicara dengan lembut, dari awal hingga akhir dia tidak menatap Kevan. "Aku pergi dulu, permisi"

Arin pamit untuk pergi dari sini, tetapi tidak jauh dari mereka Arin berhenti lalu berjongkok menghadap ke rumput. Arin melepaskan belalang yang ada di tangannya ke rumput, dia tersenyum. "Belalang kecil, Kamu bebas. Berhati-hatilah lain kali, Hargai hidupmu"

Setelah berbicara dia berdiri lalu kembali berjalan pergi, berpura-pura tidak tahu bahwa sebenarnya dari tadi dia telah di perhatikan oleh Kevan. Kevan melihat senyuman dan mendengar perkataan Arin pada belalang kecil.

ini pertama kalinya dia melihat seorang gadis tidak membunuh serangga itu saat menyingkirkan serangga. Bukan hanya itu... Gadis ini bahkan dengan lembut melepaskannya dan juga memperingatkannya walau sebenarnya serangga itu tidak akan mengerti. Ini membuatnya sedikit lucu saat melihat ekspresi serius itu.

"Kak Kevan"

Kevan menarik pikirannya, "Ada apa?"

"Ayo pergi jalan-jalan bersama"

Kevan melihat hari yang sudah mulai gelap, "Tidak, hari akan gelap jadi jangan pergi"

Setelah berbicara dia melangkah pergi dari sana.

Di sisi lain, Arin sedang tersenyum puas, dia berhasil memoles kehadirannya di depan Kevan lagi.

....

Besoknya...

Tugas untuk orang-orang yang baru saja datang dari kota telah di berikan.

Pagi-pagi sekali, kepala desa sudah datang untuk mengingatkan mereka. Semua orang yang baru saja datang dari kota mengeluh tetapi masih bergerak mengerjakan tugasnya dengan lambat, Kevan juga sudah mulai mengerjakan tugasnya, dia tidak mengeluh dan pekerjaannya sangat cepat. Dia bertugas bersama teman sekamarnya, pekerjaan yang dilakukannya juga cepat, bahkan terlihat sudah sangat terbiasa.

Mungkin tugas mereka akan lebih cepat selesai dibandingkan beberapa orang baru lainnya.

...

Sisi lain, Arin berjalan menuju lokasi tugasnya sambil berbicara dengan sistemnya.

'Jadi kali ini yang diserang ada dua orang?'

[Benar, pria kedua... Robby]

'Heeh.... Berikan plotnya'

[Baik]

Sistem mengirimkan plotnya, Robby ini ternyata telah datang ke desa mereka tiga bulan lebih awal dari Kevan dan Helen. Robby adalah pria kedua yang menyukai Helen, karena dia terlalu sering bertemu Helen yang selalu berada di sekitar Kevan.

Bahkan jika tidak bertemu dengan Kevan, dia akan berbicara padanya untuk menghabiskan waktu. Tapi tentu saja pembicaraan mereka selalu tentang Kevan, mau itu senang, kesal marah atau sedih, semuanya selalu berkaitan dengan Kevan.

Seiringnya waktu berjalan Robby mulai terbiasa dengan kehadiran Helen, hatinya semakin lama semakin  nyaman berada di dekat Helen. Jika dia tidak bertemu dan berbicara sedikit dengan Helen hatinya akan merasa aneh dan merasa tidak nyaman, sehingga akhirnya dia menyadari bahwa dia menyukai Helen.

Setelah sadar dia langsung mengungkapkan hatinya pada Helen tetapi ditolak, Helen hanya menyukai Kevan seorang. Helen berkata dia nggak akan nyerah gitu ajah, dia akan berjuang terus untuk menjadi kekasih Kevan. Si Robby, walau sudah di tolak, dia masih bisa tersenyum dan malah membantu Helen mendapatkan Kevan.

Rebut pahlawan itu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang