Dunia Pertama 05

16.1K 1.9K 61
                                    

Seminggu kemudian, dia akan pergi ke kampus hari ini. Sejak dirinya dan Izkel berpas-pasan saat keluar dari apartemen, dia tidak pernah ketemu lagi. Pada waktu berliburnya yg singkat juga dia sering menemui sepupunya Lana, memintanya untuk menemani jalan-jalan di kota ini.

Walau acuh tak acuh, Lana tetap menemaninya jalan-jalan. Entah mengapa ia tidak terlalu suka Arin sejak kecil.

Memasuki kampus barunya, Arin diperhatikan semua orang. membuatnya gelisah dan wajahnya memerah, dia segera mencari kakak sepupunya. Melihat sepupunya menunggu tidak jauh darinya membuat hatinya menjadi lega.

Arin segera berlari kecil mendekati kakak sepupunya itu. Rambut yang berkibar dan senyuman mencuri hati semua pelajar yang ada di sekitarnya.

"Kak Lana" suara lembut yang dikenal Lana membuatnya melihat ke asal suara. Arin berada lima langkah darinya.

"Ikuti aku"

Tanpa menunggu jawaban Arin, Lana berbalik menuju gedung pengajaran.

Setelah sampai di ruang kelas, kelas itu sudah dipenuhi oleh pelajar lain. Ketika memasuki kelas bersama Lana, perhatian semua orang yang berada di kelas ini tertuju pada kami berdua. Tidak lebih tepatnya tertuju pada Arin.

Penampilan Arin saat ini sangat feminim, dia sangat cantik dan murni. dia mengenakan gaun putih selutut dan menggunakan sepatu hak tahu yang tidak terlalu tinggi bewarna merah muda pucat. Dia juga memakai topi baret lagi yang bewarna sama dengan sepatu miliknya, dia sangat suka mengenakan topi baret.

Oh Jan lupa tentang wajahnya yang tanpa make up. Mata Aprikot, bibir bewarna merah muda, pipi berisi, dan rambut lembut di bahunya. Kulitnya putih dan dia lebih pendek daripada Lana.

Saat ini matanya Sedikit berkabut, Bulu matanya yang lentik bergetar. Jarinya yang ramping mengerat di notebook yang dipegangnya, berharap kegugupannya sedikit berkurang.

Lana tidak peduli dengan Arin, dia langsung duduk di satu bangku yang tersisa di samping temannya yang lain.

Arin memandang Lana yang sudah duduk di kursinya. Dia sedikit sedih karena awalnya ingin duduk bersamanya, tapi sepertinya dia sudah ditolak sebelum mengajaknya duduk bersama.

Arin melihat kursi yang kosong. Hanya kursi yang berada di belakang yang kosong. Dengan hati-hati Arin berjalan ke kursi yang kosong itu. tangannya yang ramping masih mencengkeram notebook yang dipegangnya, berharap bahwa kegugupannya tidak diketahui teman sekelasnya yang lain.

Menaruh notebook di meja, dia segera mengambil posisi duduk di dekat jendela. Mengeluarkan pulpen dan mencoret-coret, menggambar sesuatu yang lucu di notebook miliknya.

Tidak lama kemudian seseorang memasuki ruang kelas, semua perhatian beralih ke Izkel yang baru saja masuk. Izkel melihat seseorang dikenalnya sedang duduk di kursi yang berada di posisi paling belakang 

Walaupun perhatian tertuju padanya... Izkel hanya memandang Arin, seseorang yang dikenalnya baru-baru ini. Izkel mendekati Arin. Arin yang sibuk menggambar berbagai karakter wajah lucu, tidak menyadari seseorang mendekatinya.

"Apa kursi yang ada di sampingmu kosong? bolehkah aku duduk disitu?"

"Ah, Maafkan aku, kamu bisa gunakan kursi itu"rin menutup notebook nya dan berdiri mengambil tasnya yang berada di kursi sebelahnya. Dia mendongakkan kepalanya, wajah tampan Izkel yang lembut terlihat.

"Eh? Kamu?" tanyanya mengenali Izkel

"Hai Arin" ucapnya lalu duduk di sampingnya.

Arin berdiri bingung, kenapa dia disini? kebetulan macam apa ini?

Izkel terkekeh Semua pikiran Arin selalu ditampilkan di wajah cantiknya.

"Aku adalah mahasiswa tingkat tiga, kamu bisa duduk sekarang"

"Eh? hm ya" dia segera duduk di kursinya "Berarti dia seniorku" gumamnya dan didengar oleh Izkel membuatnya tersenyum lembut.

Perhatian teman sekelasnya masih ada pada mereka berdua, termasuk Lana yang sedang mengerutkan kening saat memperhatikan interaksi mereka berdua. Dia masih ingin menebak-nebak hubungan mereka tatapi dosen telah memasuki kelas.

"Selamat pagi semuanya. Hari ini ada seorang yang akan menjadi teman baru kalian, Arin silahkan berdiri dan perkenalkan dirimu." Ucap pak dosen itu.

Arin berdiri, memutar jari-jari putihnya dengan kencang. dia sangat gugup saat ini, Izkel yang berada di samping melihat jarinya lalu berbisik kepadanya. "Tenanglah, tidak perlu gugup" suara lembutnya membuat Aria sedikit lebih tenang.

"Hai semuanya, Aku Arin Gebrin senang bertemu dengan kalian" suara lembut dan malu-malu membuat semua yang berada di sana terkesan. Ternyata bukan penampilannya saja yang seperti dewi, melainkan suara lembutnya juga dapat menyaingi Dewi dan juga sikap malu-malu itu sangat sempurna.

Mereka semua menunggu lanjutan perkenalan dari Arin tapi Arin hanya berdiam di tempatnya berdiri, menatap dosen bingung.

Dosen itu juga menunggu Arin berbicara tetapi setelah lama menunggu akhirnya dia bertanya pada Arin.

"Apa itu saja perkenalan darimu?"

Arin mengangguk, Apa lagi yang harus aku lakukan? pikirnya bingung dan tentunya semuanya tertuang pada ekspresi wajahnya.

"Ekhem... kalau begitu selamat bergabung Arin, silahkan duduk kembali"

Dosennya hampir saja ingin tersenyum tetapi dia tetap menjaga ekspresi berwibawa miliknya dengan berbatuk kecil.

"Baik, terimakasih pak"

Arin tersenyum, senyumnya sangat cantik membuat yang melihatnya tercengang. Terutama para pria yang ada di sana, telinga mereka memerah.

Arin duduk kembali, dia tidak memperhatikan Izkel bahwa sekarang dia sedang penutup setengah wajahnya dengan tangan, telinganya juga memerah.

[Akh... tuan rumah sangat kuat, Mulai sekarang aku adalah pengikutmu!]

Sistem mendeklarasikan dirinya dengan semangat, tetapi ucapan Arin membuatnya langsung terdiam.

'Tidak perlu, Kamu tidak berguna. aku tidak ingin punya pengikut yang tidak berguna'

Setelah hening beberapa saat, sistem kembali berbicara.

[Tuan rumah Setelah aku ditingkatkan aku akan berguna untukmu] Suara sistem terdengar sangat tidak berdaya

'Baiklah, Berhenti berbicara aku akan fokus belajar'

[Tuan rumah, kamu sudah menguasai semua pelajaran, untuk apa belajar lagi?!]

'Terserah akulah, Diem sana'

[Ukh... baik]

______________________________________________

Catatan penulis:

Igku ada di profil, cek ajh..

linazy0i

tetap follow ya, kn dah dikasih Double up, padahal seharusnya Minggu itu libur:')

Oke Jan lupa Vote+komen+share ke temen-temen. Oh ya... author itu kadang suka bikin event gitu, gk pernah ingkar janji loh. Jadi kalau udah beneran sesuai dengan persyaratan, author bakal kasih hadiahnya.

Hadiahnya tentu saja chapter, bkn duit. Author itu gk ada penghasilan. Ini ajh mau nyari kerja part time:')

Btw terimakasih yg bom like Ig ku, Luv² sebanyak umurnya sistem.

Oke terimakasih, see u
.
.
.
.
.
.
.

   👇🌟

Rebut pahlawan itu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang