Pintu terbuka, bibi Lin lah yang menyambut mereka berdua."Bibi" Arin langsung memeluknya.
"Oh kamu sudah Sampai ayo masuk" bibi Lin melihat ke seseorang yang bersama Arin. "Ini siapa?" Tanyanya.
Izkel tersenyum "saya pacarnya Arin bibi"
Bibi Lin membelalakkan matanya "Pacar Arin? Beneran pacar Arin? Hahaha ayo sini masuk sini"
Bibi Lin melepaskan Arin dan malah sibuk dengan Izkel, dia ingin meninggalkan Arin dan masuk bersama Izkel tetapi untungnya Izkel masih ingat dengan pacarnya jadi di menggenggam tangan Arin sambil dengan ramah mengikuti bibi Lin.
Sesampainya mereka di ruang tamu, sudah ada anggota keluarga lainnya di sini, paman, Leon dan Lana. Ekspresi Leon dan paman Jion sebelum menyadari kehadiran Bibi, Arin dan Izkel itu sangat gelap, seperti sedang marah. Sedangkan Lana? Dia sedang tersenyum puas.
Tetapi setelah menyadari kehadiran Izkel di sini wajahnya berubah gelap, 'Si sialan ini membawa Izkel ke sini!!'
Dia melototi Arin dengan tajam, Arin tentu saja menyadari itu, tetapi dia hanya berpura-pura tidak sadar dan malah duduk di sampingnya setelah di suruh duduk, sebenarnya mereka yang berada di ruangan itu melihat tatapan tajam Lana pada Arin tetapi tidak berbicara banyak.Izkel juga ikut duduk di sebelah Arin, membuat aura kemarahan di samping Arin bertambah besar.
Bibi Lin pergi untuk membuat minuman dan mengambil cemilan. Setelah semuanya ada di meja, paman Jion mulai berbicara.
"Arin kemarin kamu pulang bersama pria?"
Arin mengangguk membenarkan, dia menunjuk Izkel yang berada di sampingnya dan berkata dengan ekspresi polos tak bersalah "aku pulang bersamanya"
Ini membuat semuanya tercekat karena kepolosan Arin 'Anak polos seperti ini tidak mungkin melakukan hal-hal buruk' Bibi Lin, paman Jion dan Leon menganggukkan kepalanya setuju dengan pikiran mereka yang sama.
Hanya saja, paman Jion dan Leon masih tidak rela jika Arin yang mereka sayangi dirusak oleh orang lain.
"Arin, walaupun begitu kamu tidak bisa membawa seorang pria pulang" Leon memperingati dengan lembut.
Arin menatap dengan bingung, "kenapa?"
Melihat pacarnya bingung, Izkel juga bingung. Sepertinya ada kesalahpahaman disini jadi angkat bicara, dia harus menyelesaikan kesalahpahaman ini.
"Sepertinya kalian semua sudah salah paham, pertama-tama aku akan memperkenalkan diri. Namaku Izkel Birone, pacar Arin"
Izkel tersenyum, lalu lanjut berbicara dan tidak menghiraukan orang-orang yang tercengang. "Aku tinggal di apartemen yang sama dengan Arin, tepatnya suite yang berada depan suite Arin. Kemarin kami pulang bersama setelah berkencan"
Tidak ada tanggapan, yah... Ini karena mereka terkejut dengan informasi ini terutama Lana yang berada di samping Arin.
Setelah beberapa saat mereka paham, mereka hanya salah paham dengan Arin, benar saja Arin adalah anak yang polos dan baik. Jadi mereka berbincang dengan harmonis.
"APA?!!!" Lana yang akhirnya bereaksi setelah mencerna informasi yang datang tiba-tiba ini berdiri dan berteriak membuat semuanya terkejut. Kemarahan yang sudah lama di tahannya meledak.
"Kalian pacaran?! Tidak-tidak ini tidak mungkin, Bagaimana bisa senior Izkel menyukai Arin? Ya.... Itu dia... Dia yang menggoda senior Izkel duluan, pasti dia yang menggodanya"
'Heh... Apa sekarang dia terkena mental break down? Hahaha lemah'
Arin dengan sombong meremehkan Lana di dalam hatinya."Dia pasti menggoda senior dengan wajah tidak tahu malu itu! Sialan aku akan menghancurkan wajahmu itu!! "
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebut pahlawan itu!
FantasíaArin berkeliling dunia untuk merebut semua pahlawan pria dari pahlawan wanita asli. Menggantikan posisi yang seharusnya menjadi milik pahlawan wanita itu. Dunia pertama: Cerita kampus, merebut dewa kampus sekaligus dewa di hati sepupunya. [Selesai✓]...