Dunia pertama 21

12K 1.5K 15
                                    


"Oh kalian kembali" Kiki berkata dia melihat tangan Izkel dan Arin yang saling menggenggam membuatnya tersenyum penuh arti, yang lain juga dengan cepat menyadari hal itu.

Saat keduanya duduk, keduanya duduk saling berdampingan, jaraknya bahkan lebih dekat dari yang biasanya. "Jadi kapan kita ditraktir makan²?" Bilen menatap keduanya dengan senyuman penuh arti, Arin dan Izkel menyadari maksud dari perkataannya itu, mereka sudah tahu bahwa mereka telah jadian tanpa harus diberitahu. Ini membuat Arin merona karena malu, jadi dia hanya fokus memakan kue coklat yang ada di meja. "Ada banyak makanan di sana, kalian bisa makan itu sampai puas dan berhenti menggoda kami"

Semuanya hanya mencibir tetapi segera melupakan ini dan membicarakan hal lain. Hanya saja kesabaran Izkel benar-benar diuji, terlalu banyak yang melihat ke arah Arin, ini membuatnya sedikit kesal.

Jadi dia tidak membiarkan Arin berpesta hingga larut malam dan mengantarnya kembali ke kamarnya. Mereka tidak segera berpisah dan malah berbicara sebentar, [tuan rumah, pahlawan wanita menuju ke sini]

"Oh... Oke"

Arin pura-pura menahan diri untuk menguap dan tentu saja Izkel yang peka menghentikan pembicaraan "Baiklah tidurlah sekarang, besok kita akan berangkat pulang" dia mengusap kepala Arin tersenyum lalu pergi.

Arin juga masuk ke dalam kamar, membersihkan tubuhnya, memakai piyama dan bersiap tidur.

Sebelum tertidur dia mendengar suara pintu terbuka dan tertutup kembali, ini pasti Lana.

Arin tidak melihat bahwa Ekspresinya Lana sangat mengerikan sekarang, Lana tadi berpas-pasan dengan Izkel, dia sudah mencoba untuk mendekatinya tetapi dia hanya mendapatkan respon yang cuek. "Sial!!!"

Dia bertambah kesal saat melihat Arin yang tertidur pulas di ranjangnya, 'bahkan tidur harus secantik itu!!!'

Dia memasuki kamar mandi dan tidur setelah keluar.

"Sangat menyebalkan!"

....

Besoknya...

"Baiklah pastikan tidak ada yang tertinggal" Penanggung jawab kembali mengingatkan.

Saat ini Arin sedang duduk di bersama Izkel, dia berada di dekat jendela, tempat duduk Lion dan Bilen tepat di belakangnya, Kiki dan Sasha di depannya dan kebetulan sekali Lana duduk di sebrang Izkel. Dari tadi dia sedang menatap Arin dan Izkel,

'kenapa mereka duduk bersama lagi!!' batinnya Lana berseru!

Saat perjalanan kembali dimulai, pandangan Lana tidak lepas dari kedua orang yang duduk di sebrangnya, dia melihat Izkel memberi makan Arin, berbicara sambil tertawa, terkadang mengelus kepala Arin dengan penuh kasih sayang, jika Arin tertidur, Izkel akan menarik Arin agar tidur sambil bersandar padanya.

'Dasar penggoda!!'

Lana menutup matanya untuk menekan amarah, hingga akhirnya sampai di kampus mereka.

Semuanya bergegas turun dari bus, "Oh dia tertidur" Sasha berbicara dengan suara rendah.

Izkel masih tersenyum dan berbicara dengan suara rendah "kalian kembali duluan saja, aku akan pulang bersamanya nanti"

"Ya, sampai jumpa lagi di kelas" Semuanya bergegas turun dari bus.

Sekarang hanya tersisa dua orang, yah... Ini seperti dunia hanya milik mereka berdua dan tidak menganggap Lana yang berada di sebrangnya.

"Apa Arin ketiduran? Oh... Anak ini, terimakasih telah menjaganya... Aku akan membawanya pulang" Lana berinisiatif tetapi dihentikan oleh Izkel.

"Tidak perlu, aku akan mengantarnya, kamu bisa pulang duluan" Izkel menolak seperti biasa membuat Lana mengepalkan tangannya.

Lana memaksakan dirinya untuk tersenyum, Kalau begitu... Terimakasih, aku pulang duluan. Sampai jumpa lagi, senior"

"Em"

Setelah itu Lana pulang dengan perasaan yang tidak dapat diucapkan, liburan yang seharusnya menyenangkan malah membuatnya berkali-kali kehabisan kesabaran.

...

Sebenarnya Arin sudah bangun saat mobil telah berhenti di kampus mereka, tetapi karena ingin menyerang Lana tanpa harus turun tangan, dia berpura-pura masih tidur. Lalu saat Lana sudah pergi, dia membuka matanya.

Penampilan baru bangun tidur ini terlihat sangat imut sehingga membuat hatinya Izkel menjadi gatal.

"Apa kamu bangun? Kita sudah Sampai, ayo pulang bersama"

Arin yang masih linglung karena baru bangun tidur hanya mengangguk lalu mengikuti Izkel yang menuntunnya turun dari bus, dia membawa Arin ke bagasi untuk mengambil koper mereka lalu memanggil taksi untuk pulang.

Sesampainya mereka di apartemen, mereka berhenti di antara pintu suite masing-masing.

Izkel mengelus kepala Arin lalu mencium dahinya, ini membuat Arin terdiam menjadi patung. "Masuklah sekarang!"

Arin mengangguk, di Berhenti sebentar seperti memikirkan sesuatu, lalu tiba-tiba bergerak dengan cepat mendekati tubuhnya Izkel, dia menarik Izkel agar berdiri lebih rendah. Dia ingin memberikan ciuman di pipi tetapi sayangnya perbedaan tinggi masih membuatnya sulit menggapai pipi Izkel sehingga dia hanya mencium pipi lebih bawah dan mendekati bibirnya.

Sebelum Izkel pulih dari keterkejutannya karena tingkah Arin, Arin telah menghilang dari pandangannya.

Dia memegang bekas dimana Arin mencium, bibirnya membentuk senyuman lalu masuk ke suitenya sendiri, senyumannya bertahan hingga dia tertidur.

Hubungan Arin dan Izkel sangat baik, mereka berinteraksi seperti biasa hanya saja jika dibandingkan dengan yang dulu, yang sekarang itu lebih dekat lagi. Makan bersama, yah walaupun itu masih bersama teman-teman yang lain, terkadang Arin memasak dan memberikannya pada Izkel, lalu Izkel juga sering menelponnya.  Lalu hanya beberapa orang yang mengetahui hubungan mereka dan ada rumor tentang Izkel yang sudah memiliki pacar, sehingga membuat beberapa mahasiswa perempuan patah hati.

Mereka ingin mencari tahu siapa pacar Izkel tetapi, mereka tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk mencari dan menemukan siapa itu. Padahal sebenarnya pacar Izkel yang mereka cari adalah Arin yang selalu berada di samping Izkel dan selalu tersenyum pada mereka dengan baik. Bahkan mungkin mereka telah menimbulkan rasa suka pada Arin, suka itu bukan berarti ingin bersama... Yakali mereka lesbian, rasa suka mereka seperti memiliki seorang adik yang baik, cantik dan imut.

Sekarang Arin sedang bersiap-siap untuk pergi bersama Izkel, ponakannya Izkel sedang sakit dan sulit sekali untuk disuruh makan, jadi Ira ibunya Lin seperti biasa meminta bantuan Izkel lalu karena Arin sekarang telah resmi menjadi pacar izkel dan dia juga sudah mengenal Lin dan Ira jadi dia mengajaknya ikut menemui mereka.

Setelan Arin seperti biasa, yaitu dress putih. Memakai anting mutiara dan jam putih, pokoknya dari atas hingga bawah barang-barang yang digunakannya itu berwarna putih.

Dia tersenyum di cermin, sempurna!

Suara bell memberitahu Arin bahwa Izkel sudah siap, jadi dia bergegas keluar dari suitenya dengan malu-malu.

Izkel yang telah setiap hari melihat Arin masih sedikit terpana olehnya, 'Pacarnya sangat cantik dan imut!!'

Dia mengambil tangan Arin dan menggenggamnya. "Baiklah ayo pergi"

Keduanya berjalan keluar apartemen dan menaiki taksi yang telah dipesan oleh Izkel.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

   👇🌟

Rebut pahlawan itu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang