Tanggal pasti ujian masuk perguruan tinggi sudah diberikan. Hanya tinggal satu minggu lagi. Semua orang sedang mempersiapkan diri, ini adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan untuk penduduk desa termasuk para pemuda terpelajar.> Tiga hari sebelum hari H <
Akhirnya Arin telah menyelesaikan pembelajarannya. Itu berarti dia tidak perlu lagi belajar bersama di pos. Robby dan Kevan juga sama seperti Arin, hanya Helen yang sepertinya tidak menyelesaikan pembelajarannya. Mungkin itu karena dia selalu pergi duluan atau tidak datang karena mengalami masalah berkali-kali saat datang atau saat ingin pergi ke luar untuk menenangkan sarafnya. Belajar saja sudah membuatnya pusing dan Arin membuatnya kesal, terutama Robby. Dia selalu saja membuatnya bertambah kesal hingga marah.
Bahkan kali ini, di hari ketiga sebelum hari H, dia harus pergi duluan karena lagi-lagi dia basah kuyup dan bau. Ini semua karena dia disenggol hingga jatuh ke parit lagi!
Kevan, Arin dan Robby sudah terbiasa dengan Helen yang selalu sial, jadi mereka hanya mengangguk dan melanjutkan pekerjaannya masing-masing.
Tidak lama setelah itu, Arin menutup bukunya dan itu menarik perhatian kedua pria yang berada di meja yang sama.
"Aku sudah selesai, bagaimana dengan kalian?" Arin bertanya
"Sama sepertimu"
"Sama sepertimu"Kevan dan Robby menjawab bersamaan.
Arin menganggukan kepalanya mengerti. Dia ingin berbicara tentang berhenti belajar bersama dan ingin beristirahat dari belajar untuk dua hari kedepan. Tetapi dia tidak tau harus mulai berbicara dari mana. Dia tidak tau bahwa sebenarnya dia telah berbicara melalui ekspresi di wajahnya. Dan anehnya kedua pria itu mengerti hahaha.
Jadi, Kevan yang melihat Arin masih bertarung dengan pikirannya sendiri merasa sedikit lucu.
"Karena kita sudah menyelesaikan pembelajaran masing-masing, jadi untuk dua hari kedepan, mari beristirahat saja.
Kevan mengusulkan.
Robby mengangguk, hanya saja Arin sedikit bimbang. "Tapi sepertinya Helen belum menyelesaikan pembelajarannya, jika berhenti belajar bersama, bagaimana dengannya?"
"Mengapa repot-repot mengurusnya? Itu salahnya sendiri karena selalu pergi ditengah-tengah kegiatan belajar."
Walaupun Robby berkata seperti itu, Arin masih menghawatirkan Helen.
"Tidak apa, aku akan mengurusnya." Kevan menyelesaikan masalah.
"Nah.. bagus, masalah terselesaikan. Istirahat saja untuk dua hari kedepan, Arin"
Arin akhirnya berhenti berfikir dan mengangguk setuju.
"Kalau begitu, senang mengandalkanmu Kevan. Dan juga terimakasih untuk kalian berdua.
"Ya, Sama-sama" Kevan
"Sama-sama" Robby....
Besoknya ketiganya tidak pergi ke pos. Helen yang sudah menunggu disana tidak melihat sehelai rambut pun dari ketiganya. Tidak ada yang memberitahunya bahwa mereka akan berhenti belajar bersama untuk dua hari kedepan.
Setelah menunggu lama, Helen akhirnya tidak tahan lagi. Dia pergi dari pos itu.
Siapa yang akan tahan dilihat duduk sendirian dan disindir terus menerus oleh orang-orang disana?
Dia tidak memiliki kecenderungan untuk terus dianiaya, jadi lebih baik untuk pulang saja.
Diperjalanan pulang dia melihat, Kevan dan Arin. Ekspresi Helen menjadi gelap, dia telah menunggu di pos untuk waktu yang lama, dan ternyata mereka berdua ada disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebut pahlawan itu!
FantasyArin berkeliling dunia untuk merebut semua pahlawan pria dari pahlawan wanita asli. Menggantikan posisi yang seharusnya menjadi milik pahlawan wanita itu. Dunia pertama: Cerita kampus, merebut dewa kampus sekaligus dewa di hati sepupunya. [Selesai✓]...