Dunia kedua 02

9.3K 1.3K 90
                                    


Ketiga orang ini kemarin sebelum Arin datang, mereka memaksa Arin mengerjakan tugas mereka hingga tidak memiliki waktu untuk makan siang, untungnya ada pria yang tidak sengaja melihatnya masih bekerja keras merasa kasihan padanya. Jadi karena kasihan pria itu memberitahu kejadian pemilik asli yang di sedang ditindas pada Kepala desa dan akhirnya Arin bisa pulang lebih awal.

Tetapi, karena pulang lebih awal, pekerjaan yang diberikan untuk ketiga orang ini tidak selesai, sehingga mereka berkata untuk menyuruhnya datang lebih awal dari biasanya, lalu pergi begitu saja setelah berbicara tanpa menunggu jawaban dari Arin.

Dan inilah hasilnya, sekarang mereka sedang menindas aku agar mengerjakan tugas-tugas mereka semua secara sukarela, menggunakan ancaman untuk membuatku mengerjakan tugas itu.

Jika pemilik tubuh asli dia pasti benar-benar akan mengerjakannya, tetapi sekarang bukanlah jiwa tubuh ini telah berubah? Ingin menindas Arin? Yakin? Ingin memanfaatkannya? Hahahaha.... Lucu!

Yang ada ketiga orang ini yang bakal di manfaatin sampe habis, bahkan penindasan yang mereka dapat akan lebih, lebih dan lebih

Arin menatap mereka dingin dengan sekilas lalu kembali ke tatapan lembut nan baik hatinya.

[Tuan rumah, pahlawan dan pahlawan wanita menuju ke arahmu]

Arin menyeringai di dalam hati, karena jalanan hanya ada satu dan itu tepat di samping Arin, jadi jika Kevan dan Helen ingin pergi ke asrama tempat tinggal mereka nanti, mereka harus melewati Arin dan ketiga orang ini.

Dan... tentu saja, inilah kesempatannya!

"Apa lagi yang kamu tunggu? Cepat kerjakan!"

Arin menundukkan kepalanya dan menyeringai, hanya sebentar setelah itu dia menatap Ketiga orang ini seperti sedang bertekad. Ketika ketiga orang ini melihat mata bertekad Arin yang ingin menolak.

[Tuan rumah, pahlawan berada di jarak yang bisa mendengar percakapan kalian]

Waktunya sangat tepat!!

"Bukankah kamu orang baik? Kamu memiliki hati yang lembut, Sekarang kami dalam kesusahan jadi kamu harus membantu kami!"

Setelah berbicara dia pergi begitu saja, Kalimat itulah yang selalu di gunakan orang-orang yang meminta bantuannya. Jika mereka melihat pemilik tubuh ingin menolak, kata-kata ini akan selalu berhasil di gunakan. Pemilik tubuh tidak bisa menolak lagi dan hanya bisa mengerjakan tugas mereka dengan pasrah.

Arin menatap kepergian ketiga orang itu dengan mata kesulitan, tetapi dia tidak bisa berbuat apapun selain bekerja dengan cepat, jika tidak... Tugasnya sendiri pasti tidak akan selesai hari ini.

Rombongan yang datang itu juga mendengar percakapan Arin dengan ketiga orang itu, melihat tubuh Arin yang kecil mereka mengerutkan alis.

Kecuali Kevan yang masih dengan ekspresi biasa tetapi dia juga menatap Arin yang berdiri sendirian di sana. Helen yang berbicara dari tadi merasa aneh, dia mengikuti pandangan semua orang.

Melihat Arin berdiri sendirian di sana, matanya sedikit terkejut...

Bukankah penduduk desa itu selalu hitam dekil? Kenapa bisa dia secantik itu!!

Helen menatap Kevan yang juga melihat ke Arin.

Tidak bisa di biarkan, tidak boleh... Kak Kevan tidak boleh...

Helen menarik tangan Kevan untuk menarik perhatiannya dan tentu saja berhasil... Kevan mengalihkan tatapannya padanya.

"Ada apa?" Kevan bertanya

"Aku lapar" Helen memanyunkan bibirnya berkata dengan manja

Kevan tidak berbicara tetapi langsung mengambil coklat dari tasnya lalu memberikannya pada Helen, tentu saja ini membuat Helen tersenyum senang dan menatap arogan para Arin.

Kamu kira dengan wajah itu, kamu bisa mengambil kak Kevan dariku? Helen mendengus di dalam hatinya

Arin yang tidak jauh dari situ mengetahui interaksi itu tanpa harus melihatnya, dia punya sistem jadi gunakanlah dengan baik.

Mengingat bahwa bahwa Kevan dan Helen ini berada di kalangan yang sama, sehingga sering bertemu dari kecil hingga besar, jadi kemungkinan Kevan ini akan memperlakukan Helen dengan baik. Bisa di bilang, di mata orang lain mereka adalah kekasih kecil.

"Arin"

Karena ada yang memanggilnya, Arin berhenti berfikir dan menatap rombongan ini dengan mata jernihnya.

"Oh, selamat pagi kepala desa" Arin menyapa dengan baik dan juga senyuman miliknya yang memukau.

"Em pagi..." Semuanya menjawab kecuali Kevan, Helen dan beberapa gadis kota lainnya.

Kepala desa menoleh ke belakang menatap orang-orang yang ikut menjawab tadi sekilas lalu kembali ke Arin.

"Kamu kerjakan tugas milikmu sendiri, jangan membantu mereka lagi" kepala desa menasehati.

Pandangan mata semua pria di sini bersimpati dan kagum pada kebaikan hati Arin, sedangkan para gadis mendengus tidak percaya pada kebaikan Arin yang disebutkan kepala desa ini.

Untuk Kevan... Dia menatap Arin, hanya tatapan biasa bukan tatapan seperti para pria yang baru saja datang dari kota seperti dirinya.

Sedangkan Helen? Dia menatap Arin jijik, dia tidak percaya ada orang yang memiliki hati begitu baik pada orang lain. Dia pikir pasti akan selalu ada pikiran dan tujuan tersembunyi yang tidak di ketahui orang lain.

Walaupun begitu dia tidak mengutarakan pikirannya dan hanya makan coklat yang di berikan oleh Kevan, kebetulan matanya bertemu dengan mata Arin. Dia menatap Arin dengan sombong, karena dia pikir Arin pasti tidak pernah memakan cokelat, berbeda dengan dirinya yang selalu bisa makan coklat jika dirinya mau.

Arin tersenyum padanya, tetapi tidak mendapatkan senyuman balik dari Helen. yah... Namanya juga anak manja yang memiliki sifat sombong, dia tentu saja akan meremehkan gadis desa seperti Arin. Arin tidak mempermasalahkannya dan masih tetap tersenyum, dia menggelengkan kepalanya pada kepala desa "Ini... "

Kepala desa menebak Arin akan menolak, dia menggelengkan kepalanya tidak mengerti dengan pikiran dan hati Arin yang terlalu baik.

"Baiklah-baiklah lakukan sesukamu, aku akan meminta seseorang membantumu nanti"

"Terimakasih kepala desa"

Arin membungkuk untuk berterimakasih.

"Ya, sama-sama. Ayo pergi"

Setelah itu kepala desa membawa rombongan itu pergi.

Dari awal hingga akhir dia tidak melihat ke Kevan, padahal Kevan itu sangat tampan. Para gadis yang ada di rombongannya dan gadis desa yang lewat bahkan tidak bisa mengalihkan tatapannya pada Kevan, tentu saja inilah yang membuat Helen sedikit tidak merasa tenang.

Sekarang hanya tinggal Arin sendiri di sini, dia harus mengerjakan tugas miliknya dan tugas ketiga gadis tadi.

Yang awalnya sebagai berstatus putri kesayangan yang tidak pernah melakukan hal-hal berat bahkan menyentuh tanah sekalipun, Sekarang... Dia harus mengerjakan pekerjaan berat seperti membajak tanah ini! Dia harus menyentuh tanah!!

Arin mulai bekerja, "Huh... Ini menyakitkan"

[Tuan rumah, tidak apa jika terus bekerja terus nanti juga bakal terbiasa kok]

"..." Kata-kata semangat macam apa ini!! Semua ini harus di salahkan pada sistem, di novel yang telah aku baca itu selalu ada toko sistem. Tetapi dia tidak memilikinya, sangat tidak berguna!

Sistem yang mendengar isi hatinya Arin: [...] Jangan bersuara, biarkan saja. Tenang... Nanti kalau sudah ditingkatkan baru nanti kamu bisa sombong!

Sistem menenangkan hatinya sendiri, memang ya... Punya tuan rumah kok gini amat, suka banget bikin sistemnya makan hati:v

.
.
.
.
.
.
.
.

   👇🌟

Rebut pahlawan itu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang